NovelToon NovelToon
Di Balik Layar HP

Di Balik Layar HP

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Iqbal Maulana

Dimas Ardiansyah, seorang pria dari desa yang merantau ke Kota Malang untuk bekerja. Ia bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota tersebut. Namun, ia harus menyadari bahwa bekerja di perusahaan ternama memiliki tekanan yang jauh berbeda.
Ketika ia merenungi semua masalah dan melampiaskannya ke hp hingga senja tiba. Dimas yang akhirnya pulang ke kos tak sengaja bertemu seorang gadis yang sangat menawan hingga beban pada pekerjaannya hilang sejenak setelah melihat gadis tersebut.
Apa yang akan dilakukan oleh Dimas setelah ia bertemu dengan gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqbal Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepulangan

Maya duduk di tempat tidurnya, menatap layar laptopnya yang menyala. Jari-jarinya sibuk mengetik pesan untuk Dimas. Masa magangnya hampir selesai dan dia tidak sabar untuk memberi tahu pacarnya kabar baik tersebut. Maya: “Sayang, aku punya kabar baik untukmu. Masa magangku hampir selesai dan aku akan kembali ke Malang minggu depan. Pak Dimas yang sedang duduk di ruang tamu wisma tersenyum lebar segera setelah dia membaca pesan itu. Dia segera mengangkat teleponnya dan membalas pesan Maya. Dimas: "Benarkah, Yang? Akhirnya! Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu lagi. " Maya: "Iya, Sayaaanggkuu. Aku juga sangat merindukanmu. "

Dimas langsung berdiri dan berteriak kegirangan. Suaranya menggema di seluruh kosan, membuat Rina yang sedang berada di dapur keluar dan menghampirinya. "Kenapa kamu heboh banget, Mas?" tanya Rina dengan alis terangkat. "Maya bakal balik, Rin! Minggu depan dia udah di Malang lagi," jawab Dimas dengan senyum lebar. Rina berusaha tersenyum, meskipun hatinya sedikit terluka. "Wah, bagus dong. Akhirnya lo gak galau lagi." Dimas tertawa. "Iya, aku udah gak sabar buat jemput dia di stasiun."

Seminggu kemudian, Maya siap-siap untuk pulang. Dia mengepak barang-barangnya sambil mendengarkan musik kesukaannya. Saat itu, HP-nya berdering. Itu adalah panggilan dari Dimas. "Halo, Sayang. Aku lagi siap-siap nih," kata Maya dengan semangat. "Bagus, Sayang. Aku udah gak sabar nunggu di stasiun," jawab Dimas dengan suara riang. "Aku juga gak sabar ketemu kamu, Sayang. Rasanya kayak udah lama banget gak lihat kamu langsung."

Setelah semua barangnya masuk ke dalam koper, Maya pamit pada teman-teman magangnya. Di stasiun, Dimas menunggu dengan sabar. Dia berdiri di dekat pintu kedatangan dengan senyum lebar di wajahnya. Ketika akhirnya dia melihat Maya keluar dari gerbong, hatinya berdebar kencang. "Sayaanngg!" panggil Dimas sambil melambaikan tangan. Maya tersenyum lebar dan berlari ke arah Dimas. "Sayaanngg!" serunya. Mereka berpelukan erat, melepaskan semua rasa rindu yang tertahan selama ini. "Udah lama gak lihat kamu. Aku kangen banget," kata Dimas sambil menatap Maya dalam-dalam.

"Aku juga kangen banget, Mas. Akhirnya kita bisa ketemu lagi," balas Maya dengan mata berbinar. Mereka berjalan keluar stasiun sambil bergandengan tangan. Dimas sudah menyiapkan kejutan kecil untuk Maya, sebuah makan malam romantis di kafe favorit mereka. "Sayang, kamu bener-bener ngagetin aku. Aku gak nyangka kamu bakal siapin makan malam kayak gini," kata Maya dengan senyum lebar saat mereka tiba di kafe.

Selama makan malam, mereka berbicara tentang banyak hal: pengalaman magang Maya, rencana masa depan mereka, dan betapa mereka merindukan satu sama lain. Waktu terasa berlalu begitu cepat. "Yang, aku bener-bener senang bisa pulang dan ketemu kamu lagi. Aku ngerasa kayak mimpi," kata Maya sambil menggenggam tangan Dimas di atas meja. "Aku juga, Yang. Kamu gak tahu betapa aku ngerinduin kamu," balas Dimas dengan penuh kehangatan.

Setelah makan malam, Dimas mengantar Maya pulang ke kosannya. "Yang, kalo ada apa-apa, langsung hubungi aku, ya. Aku bakal selalu ada buat kamu." "Tenang aja, Sayang. Aku tahu kamu selalu ada buat aku," kata Maya sambil tersenyum. Hari-hari berikutnya dihabiskan Dimas dan Maya dengan menghabiskan waktu bersama. Mereka pergi ke tempat-tempat favorit mereka, menonton film, dan berbicara tentang segala hal. Namun, tidak semua orang senang dengan kepulangan Maya.

Dimas dan Maya terus menikmati waktu bersama. Mereka tahu bahwa hubungan mereka telah melewati banyak ujian, dan mereka bertekad untuk menjaga kepercayaan dan cinta mereka. Suatu malam, saat sedang berjalan-jalan di taman, Maya berbicara tentang masa depannya. "Yang, aku pengen kita bisa bareng terus. Aku gak mau ada lagi jarak yang memisahkan kita," kata Maya sambil menggenggam tangan Dimas. "Aku juga, Sayang. Kita harus cari cara supaya bisa selalu bareng," jawab Dimas sambil tersenyum. "Aku pengen kita bisa tinggal bareng suatu hari nanti. Aku pengen kita punya rumah sendiri," kata Maya dengan penuh harap. "Tenang aja. Kita pasti bisa wujudin itu. Yang penting kita selalu dukung satu sama lain," balas Dimas dengan keyakinan. Maya merasa sangat bahagia mendengar itu. Dia tahu bahwa Dimas adalah orang yang tepat untuknya, dan dia bertekad untuk menjaga hubungan mereka dengan baik.

Suatu hari, Dimas mengajak Maya untuk pergi ke pantai. Mereka ingin menikmati waktu bersama sambil menikmati keindahan alam. "Sayang aku seneng banget bisa ke pantai lagi. Aku kangen sama suara ombak dan angin laut," kata Maya sambil tersenyum. "Aku juga, Yang. Pantai ini selalu ngingetin aku sama momen-momen indah kita," balas Dimas sambil memandang Maya dengan penuh cinta. Mereka berjalan di sepanjang pantai, bercanda dan tertawa. Mereka merasa seperti dua orang yang baru jatuh cinta lagi. Setelah berjalan cukup jauh, mereka duduk di atas pasir, menikmati pemandangan matahari terbenam.

Keesokan harinya, Maya kembali sibuk dengan perkuliahan dan tugas-tugasnya. Dimas juga kembali fokus pada pekerjaannya. Namun, mereka selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dan berbicara. Suatu sore, ketika sedang berjalan-jalan di taman, Maya menerima telepon dari ibunya. "Halo, Bu. Ada apa?" tanya Maya. "Maya, kamu udah di Malang lagi, ya? Kapan kamu bisa pulang ke rumah? Ibu kangen," kata ibu Dina dengan suara penuh kasih. "Iya, Bu. Aku udah di Malang lagi, tapi Aku gak bisa pulang akhir pekan ini, janji," jawab Maya dengan senyum.

Dimas yang mendengar percakapan itu, tersenyum dan berkata, "Pengeeeennn banget rasanya ketemu ibu kamu juga." Maya tersenyum lebar. "Iya, Sayang. Aku yakin ibu bakal seneng ketemu kamu."

Liburan akhir itu, Dimas dan Maya berangkat ke rumah Maya di Semarang. Mereka menghabiskan waktu bersama keluarga Maya, berbicara dan bercanda. Dimas merasa sangat diterima oleh keluarga Maya, dan itu membuatnya merasa bahagia. Malam harinya, ketika sedang duduk di teras rumah, ibu Dina berbicara kepada Dimas. "Dimas, ibu seneng kamu bisa datang. Maya sering cerita tentang kamu, dan ibu senang melihat kalian bahagia," kata ibu Dina dengan senyum.

"Terima kasih, Bu. Saya juga senang bisa bertemu dengan ibu. Maya adalah orang yang sangat berarti buat saya," jawab Dimas dengan sopan.   "Ibu harap kalian bisa selalu menjaga hubungan ini dengan baik. Jangan biarkan apapun merusak kebahagiaan kalian," kata ibu Dina dengan penuh nasihat. "Kami berjanji untuk selalu saling mendukung dan menjaga kepercayaan," balas Dimas dengan yakin.

Hari-hari berlalu, dan hubungan Dimas dan Maya semakin kuat. Mereka tahu bahwa cinta mereka telah melewati banyak ujian, dan mereka bertekad untuk menjaga kepercayaan dan cinta mereka. Suatu hari, saat sedang nongkrong di kafe favorit mereka selama di semarang, Maya berbicara tentang impiannya. "Mas, aku pengen kita bisa punya bisnis bareng suatu hari nanti. Aku pengen kita bisa bekerja sama dan membangun sesuatu yang bisa kita banggakan," kata Maya dengan semangat.

"Itu ide bagus, Sayang. Kita bisa mulai dari kecil dulu, terus kembangin pelan-pelan," balas Dimas dengan penuh dukungan. "Iya, Sayang. Aku yakin kita bisa wujudin impian itu. Yang penting kita selalu kerja keras dan saling mendukung," kata Maya dengan senyum lebar. Dimas meraih tangan Maya dan berkata, "Aku yakin kita bisa, Sayang. Kita pasti bisa wujudin semua impian kita."

Hubungan Dimas dan Maya terus berjalan dengan penuh cinta dan kepercayaan. Mereka yakin bahwa dengan saling mendukung dan bekerja sama, mereka bisa melewati semua rintangan dan mewujudkan semua impian mereka.

1
jeju
hai thor aku udah mampir nih semangat ya buat karya selanjutnya
Iqbal Maulana: oke makasi masih proses yg hembusan angin
total 1 replies
Durahman Kedu
sudah selesai apa masih terus nih.. ceritanya bagus...
Iqbal Maulana: sudah bikin karya kedua judulnya "Hembusan Angin" dengan cover cewek yg diselimuti dedaunan /Grin/
Durahman Kedu: oke.. bikin lagi gan... sukses selalu pokoknya
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!