NovelToon NovelToon
LIHAT AKU, GUS!

LIHAT AKU, GUS!

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Gus Shabir merasa sangat bahagia saat ayah Anin datang dengan ajakan ta'aruf sebab dia dan Anin sudah sama-sama saling menyukai dalam diam. Sebagai tradisi keluarga di mana keluarga mempelai tidak boleh bertemu, Gus Shabir harus menerima saat mempelai wanita yang dimaksud bukanlah Anin, melainkan Hana yang merupakan adik dari ayah Anin.

Anin sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ia melihat pria yang dia cintai kini mengucap akad dengan wanita lain. Dia merasa terluka, tetapi berusaha menutupi semuanya dalam diam.

Merasa bahwa Gus Shabir dan Anin berbeda, Hana akhirnya mengetahui bahwa Gus Shabir dan Anin saling mencintai.

Lantas siapakah yang akan mengalah nanti, sedangkan keduanya adalah wanita dengan akhlak dan sikap yang baik?

"Aku ikhlaskan Gus Shabir menjadi suamimu. Akan kuminta kepada Allah agar menutup perasaanku padanya."~ Anin

"Seberapa kuat aku berdoa kepada langit untuk melunakkan hati suamiku ... jika bukan doaku yang menjadi pemenangnya, aku bisa apa, Anin?"~Hana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tujuh Belas

Hana membuka rendang dan dendeng yang diberikan Aisha. Dia memandangi lama pada lauk itu. Teringat, betapa Anin sangat menyukai dendeng balado sama seperti suaminya.

"Jika aku berikan lauk ini pada Shabir, dia pasti akan langsung teringat dengan Anin. Bukankah waktu itu mereka rebutan makan dendeng balado," gumam Hana dalam hatinya.

Hana juga kurang menyukai dendeng. Jika rendang dia masih mau memakannya. Wanita itu membungkusnya kembali. Dia lalu keluar dari kamar. Melihat seorang petugas kebersihan lewat, Hana memanggilnya. Dia mendekati petugas itu.

"Mbak, ini ada dendeng. Saudaraku memberinya. Aku mau pergi jalan, takut basi. Bawa saja pulang untuk Mbak. Ini baru masak kok, bukan sisa," ucap Hana.

"Terima kasih, Mbak," ucap petugas kebersihan itu. Dia pergi berlalu dari hadapan Hana.

Hana menarik napas berat. Jika Aisha tahu, lauk yang dia masak di beri buat orang lain, pasti wanita itu akan sedih. Namun, Hana berpikir, dia harus melakukan itu agar suaminya tak mengaitkan semuanya dengan Anin. Bisa saja dia ingat ponakannya itu jika tahu lauk dendeng itu dari Aisha, maminya wanita yang dia cintai.

"Apa yang kamu beri tadi untuk petugas kebersihan itu?"

Pertanyaan seseorang itu membuat Hana terkejut. Menoleh ke asal suara. Wajahnya makin terlihat pucat saat mengetahui sang suami yang menyapa.

"Hanya sepotong roti," jawab Hana dengan tersenyum. Dia lalu bergelayut manja di lengan sang suami saat berjalan masuk ke kamar.

Gus Sbahir memilih duduk di sofa. Tercium bau rendang dan dendeng. Kedua itu lauk kesukaannya.

"Seperti bau rendang dan dendeng," ucap Gus Shabir.

"Hanya ada rendang. Tadi Bang Ghibran mengantarnya. Kak Aisha yang telah memasaknya," jawab Hana.

"Bang Ghibran datang ke sini? Aku jadi malu dan segan. Seharusnya sebelum menginap, aku katakan dulu dengan abangmu agar dia tidak salah paham," ucap Gus Shabir.

"Dia tak akan salah paham. Dia tahu dan pasti mengerti, kenapa kita memilih menginap. Setiap pengantin baru butuh waktu untuk berdua. Hanya kita saja yang berbeda, itu juga karena dihatimu ada wanita lain. Aku susun pakaian dulu, setelah ini kita cek out lagi," ujar Hana.

Dia menyusun semua pakaian dan memasukkan ke koper. Setelah semua selesai mereka langsung cek out.

Dalam perjalanan pulang, keduanya saling diam, tanpa ada yang bersuara. Gus Shabir konsentrasi dengan setirnya, sementara Hana sibuk mencari cara membuat dendeng dan rendang. Dia akan belajar masak makanan kesukaan suaminya itu.

***

Di tempat lain, Anin dan kedua orang tuanya telah berada di dalam mobil. Mereka akan menuju kota di mana Anin menuntut ilmu. Perjalanan yang akan mereka tempuh memakan' waktu sekitar delapan jam.

Sampai di kost Anin, waktu telah menunjukan pukul sebelas malam. Kedua orangnya ikut menginap di tempat tinggalnya.

Pagi hari, Anin menghangatkan lauk dendeng dan rendang yang dia bawa untuk sarapan kedua orang tuanya. Aisha mencuci dan membersihkan kamar Anin. Setelah semua selesai, Anin meminta mereka sarapan.

"Sayang, apa benar kamu akan menetap di sini hingga kelulusan tiba?" tanya Ghibran. Dia baru tahu tadi saat istrinya Aisha mengatakan jika putri mereka tak akan pulang hingga mendapatkan gelar dokter.

Anin hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia tak berani bersuara. Takut nanti akan menangis jadinya.

"Kenapa kamu tak mau pulang walau liburan? Apa kamu tak ada rasa rindu pada Papi atau Mami?" tanya Ghibran lagi. Dia curiga ada yang disembunyikan sang putri dari dirinya.

"Aku ingin menyelesaikan kuliah dengan cepat, Pi!" jawab Anin.

"Itu bukan suatu alasan. Jujur saja, Nak. Apa yang terjadi? Papi sudah dapat menduga semua ini dari obrolan dengan aunty mu tadi. Namun, papi tak mau mengambil kesimpulan sendiri. Takut salah," ucap Ghibran.

Ghibran sebenarnya sudah dapat menduga jika anaknya dan adiknya tidak sedang baik-baik saja. Dia melihat sang putri yang meninggalkan rumah Annisa kemarin dengan mata merah menahan air mata. Dia tahu anaknya baru habis bertengkar dengan sang adik.

Ghibran makin curiga saat sang adik tak mau menginap di rumah, di tambah lagi dengan pertanyaan-pertanyaan aneh dari Hana kemarin di hotel.

Dari semuanya dia berkesimpulan semua ini ada hubungan dengan Gus Shabir. Dia ingin kejujuran dari mulut sang putri.

"Hubungan kamu dan aunty saat ini tidak baik-baik saja. Apakah semua ini ada hubungan dengan Gus Shabir?" tanya Ghibran.

Anin menunduk, tidak berani menatap wajah sang papi. Selama ini dia tak pernah berbohong dengan kedua orang tuanya. Namun, untuk jujur dia tak berani. Gadis itu takut akan menambah pikiran dari papinya.

"Aku dan aunty baik-baik saja, Pi," jawab Anin pelan.

Aisha hanya diam. Dia tak berani menjawab karena takut berbohong pada sang suami. Dia juga akan mengatakan semuanya nanti pada Ghibran. Hanya menunggu waktu saja.

"Buktikan pada papi jika kalian baik-baik saja. Papi akan hubungi Hana dan Gus Shabir sekarang. Kalian bicara bertiga," ucap Ghibran.

Ghibran merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Dia lalu mencari kontak Hana. Saat pria itu ingin menghubungi Hana, tangannya ditahan Anin.

"Jangan Pi. Aku akan jujur. Tapi aku mohon papi jangan marah, denganku atau aunty Hana," ucap Anin terbata karena menahan tangis.

"Katakan saja, Sayang. Apa papi pernah marah denganmu atau dengan Hana?" tanya Ghibran.

Anin menarik napas dalam sebelum mengatakan semuanya. Aisha yang duduk di samping sang putri, memeluk tubuhnya. Mencoba memberikan kekuatan pada Anin untuk dapat mengatakan semuanya dengan jujur.

Aisha bersyukur karena pada akhirnya sang putri mau berkata jujur. Anin mengatakan semuanya yang terjadi. Di mulai dari pengakuan Gus Shabir yang mengatakan jika dia mencintai Anin dan menikahi Hana karena mengira itu dirinya.

Ghibran mendengar semua ucapan putrinya dengan serius. Dia tak mengira jika masalah anak dan adiknya cukup rumit. Semua juga salah dirinya. Kenapa tidak bertanya langsung dengan Gus Shabir tentang lamaran dirinya untuk sang adik bukan anaknya. Akhirnya Anin selesai mengatakan semuanya. Tidak ada yang dia sembunyikan, termasuk permintaan aunty-nya agar dia menjauh dari Gus Shabir.

Ghibran langsung memeluk putrinya erat. Merasa bersalah atas semua yang Anin dan Hana alami.

"Maafkan Papi. Tanpa sengaja Papi telah mematahkan hatimu dengan melamar Gus Shabir untuk Hana. Padahal kamu dan Shabir saling mencintai," ucap Ghibran dengan serak karena menahan tangis. Dia bisa membayangkan, betapa hancur hati sang putri saat menyaksikan pernikahan pria yang dia cintai.

Ghibran langsung teringat saat sang putri pingsan dan jatuh sakit di hari pernikahan aunty-nya. Dia sebagai orang tua, merasa bersalah karena tidak peka dengan apa yang terjadi.

...----------------...

1
Wicih Rasmita
semangat berkarya buat author 💪🥰
Mama Reni: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Ririn Nursisminingsih
udah hana keluarkan semuanya biar tidak sesek di dada...biar lepass bebanmu
Ririn Nursisminingsih
sabarr hanya teori prakteknya susah a kok gregeten sama gus shabir
Ririn Nursisminingsih
mom novelmu yg ini bener2 bikin gregeten a...🤔🤔
Mama Reni: 😭😭😭😭🤣🤣🤣
total 1 replies
Ririn Nursisminingsih
Gus shabir kan tau tentang agama yas tpi kok gituu yaa
Alivaaaa
terus semangat Mam ❤
Alivaaaa
aku dukung keputusanmu Han, buat apa kembali pada Shabir kalo dia tidak akan berubah.... semoga kamu mendapatkan jodoh yg sangat mencintai kamu Han 💪
Bucinnya Baekhyun🐶
pusing banget sih bacanya ngapain cere mikir mau balikan
Alivaaaa
😭😭
Alivaaaa
Hana 💪💪
Alivaaaa
aku mendukung keputusanmu Han 🥺
Alivaaaa
Keenan jodohnya Anin nih 😁
Alivaaaa
nangis aku 😭😭😭😭
Alivaaaa
hadweehh Shabir 🤦🏻‍♀️
Alivaaaa
mewek aku jadinya 😭😭🤧
Alivaaaa
Hana belum ngeh dengan apa yg sebenarnya terjadi... kasihan dia
Alivaaaa
kasihan Anin
Alivaaaa
menurutku yg salah Gus Shabir, ngapa dia langsung jawab iya dan tidak menanyakan nama calonnya 🤦🏻‍♀️ dan dalam hal ini tanpa terasa dia akan menyakiti dua wanita sekaligus
Alivaaaa
jadi deg degan.... pasti pada terkejut dan sakit hati 🥺
Alivaaaa
kisah cinta segitiga antara tante dan keponakan heeeemmm pasti menguras air mata nih kedepannya 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!