NovelToon NovelToon
Alexander, The Hidden CEO

Alexander, The Hidden CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / CEO / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi
Popularitas:873k
Nilai: 4.9
Nama Author: PimCherry

Malam Ulang Tahun Pearly Hazel Willfred yang ke lima belas, menjadi malam yang tak akan terlupakan baginya. Seorang gadis lain datang dan mengaku sebagai putri kandung Keluarga Willfred.

Pearl pun kembali pada keluarga aslinya tapi kembali melarikan diri, hingga ia bertemu kembali dengan sosok pria yang selalu ia dekati di sekolah.

Alexander Marshall, menjadi sosok penolong bagi Pearl dan juga seorang ketua geng motor. Dengan bantuan Alex, Pearl kembali ke sekolah, tanpa mengetahui sosok sebenarnya dari seorang Alex.

* note : ini adalah novel misi dari NT. Alur cerita tiap bab berasal dari pihak NT, author hanya membantu mengembangkan melalui narasi dan percakapan, juga disesuaikan dengan latar belakang yang diambil oleh author. Terima kasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JANGAN MEREPOTKAN

Pearl berdiam di dalam kamar tidurnya, memikirkan semua hal yang telah terjadi. Ia kembali mengingat apa yang ia lihat malam hari ini. Meskipun saat ini ia bisa hidup dengan bebas tak terkekang dan tanpa beban lagi, tapi ia mulai memikirkan bagaimana pandangan orang padanya.

Jika saja ia tak bertemu dengan Alex, tentu saat ini ia masih berada di klub malam dan melayani para pria hidung belang, bahkan ia mungkin sudah sama seperti wanita wanita lain di sana yang membiarkan tubuhnya disentuh begitu saja demi uang.

"Aku akan selalu menang, kamu yang selalu akan kalah, Pearl."

"Gadis sepertimu memang cocok dengan kehidupan seperti itu. Sama seperti orang tua kandungmu, darah kehidupan malam memang diturunkan padamu."

Bayangan bagaimana Merva mengatakan itu sambil tertawa dan menunjuk nunjuk ke arah dirinya, lalu mengambil semua miliknya, terlintas begitu saja di kepala Pearl. Hatinya sakit seketika itu juga, apalagi ketika bayangan itu berputar terus menerus di kepalanya.

"Ia menang? Ia menang? Aku tak mau jika ia menang dan menertawakan kehidupanku. Dengan hidup seperti itu, berarti aku mengabulkan semua ucapan dan keinginannya. Kamu harus membuktikan dirimu pada mereka, Pearl. Kamu lebih baik darinya. Kamu akan jauh lebih sukses darinya," gumam Pearl pada dirinya sendiri.

Setelah memantapkan hatinya, Pearl pun akhirnya terlelap. Ia akan bicara dengan Alex besok pagi. Dalam tidurnya pun Pearl memimpikan Alex, pria yang belakangan ini kembali mengisi hidupnya.

*****

Keesokan paginya, Pearl sudah mandi dan segera berpakaian. Rencananya ia akan berbicara dengan Alex, sebelum pria itu pergi ke kampus. Usia mereka berdua memang terpaut dua tahun. Pearl akan masuk ke tingkat dua, sementara Alex sekarang sudah ada di semester tiga karena ia sudah melewati masa ujian.

Pearl segera keluar dari kamar tidur. Saat itu, ia melihat Alex yang baru mau melangkahkan kakinya turun ke bawah.

"Al!" panggil Pearl.

Mendengar suara seorang gadis, yang bereaksi justru empat orang pria lainnya.

"Selamat pagi, kakak ipar!" teriak keempat pria yang sudah bersiap di meja makan untuk menyantap sarapan mereka bersama sama.

Pearl langsung menundukkan wajahnya. Meski ia tenang, nyaman, dan merasa diterima di sana, tapi ia masih merasa malu sekali ketika Ervin, Pain, Aarav, serta Mars menggoda dirinya.

Alex menghentikan langkahnya, kemudian mengangkat sedikit tangannya. Ia ingin Pearl menyambut gandengan tangannya.

"Ayo, turun bersamaku," ucap Alex.

Pearl menyambut tangan Alex dan mereka turun bersama. Hal itu tentu saja menambah bahan godaan bagi pria pria di sana. Pearl terus saja menundukkan wajahnya karena malu. Mereka pun duduk bersama untuk menikmati sarapan.

"Al, aku ingin bicara denganmu," ucap Pearl.

"Hmm, katakanlah," ucap Alex.

"Aku ingin kembali ke sekolah," ucapan Pearl langsung membuat sebuah senyuman terukir di wajah Alex.

"Kamu serius?" tanya Alex.

"Ya aku serius. Aku sudah memikirkannya semalam dan ku rasa aku tak boleh menyia nyiakan kesempatanku kali ini untuk belajar," jawab Pearl, "Tapi ... apakah aku masih bisa bersekolah? Aku sudah tidak masuk beberapa waktu lamanya."

"Aku akan mengurus semuanya, tenang saja. Kamu tak perlu khawatir akan hal itu. Persiapkan saja dirimu untuk kembali ke sekolah," ucap Alex.

"Terima kasih, Al," ucap Pearl.

"Kalau begitu aku pergi dulu, okay," ucap Alex mengambil tas miliknya dan pergi dengan mengendarai motor bersama dengan keempat pria itu.

"Hati hati," pesan Pearl.

*****

Sepulang dari kampus, Alex melajukan motornya menuju ke sebuah bangunan. Bangunan tersebut tak lain adalah mansion milik keluarganya, Keluarga Alvin Marshall.

"Halo, Uncle!" sapa Alex saat melihat salah satu anak buah kepercayaan Ayahnya berada di sana.

"Hai, Dev. Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Roy. Sudah lama rasanya putra atasannya itu memilih keluar dari Mansion Keluarganya, sejak kematian Ibunya.

"Apa aku tidak boleh ke sini?" tanya Alex.

"Tentu saja boleh."

Alvin Marshall, Ayah Alex, sedikit marah pada putranya itu. Alex memilih pergi dari rumah di usianya yang baru menginjak tiga belas tahun. Hal itu dikarenakan sang Ayah begitu mengekang kehidupannya, terutama sejak kematian Ibunya. Pria paruh baya itu seakan tak busa lepas dari bayang bayang istrinya.

"Aku ingin bicara dengan Dad," pinta Alex.

"Baiklah, Uncle akan sampaikan dulu," ucap Roy. Alex tak bisa langsung menemui Alvin karena memang tak mudah untuk menemui seorang Alvin Marshall, meskipun itu adalah keluarganya sendiri. Oleh karena utu juga, Alex merasa kesepian dan memilih keluar dari Mansion.

Roy bersama dengan Alex masuk ke dalam sebuah ruangan khusus yang dipergunakan oleh Alvin untuk bekerja. Tampak di atas meja menumpuk berkas berkas yang harus pria itu tanda tangani.

"Ada apa, Roy?" tanya Alvin ketika Roy masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Alex ingin berbicara dengan anda, Tuan," ucap Roy.

Alvin menghela nafasnya pelan. Sudah lama sekali putranya itu tak menghubungi dirinya, meskipun ia tetap mengawasi aktivitas putranya dari kejauhan. Ia tak ingin kehilangan Alex seperti ia kehilangan istrinya, Nora.

"Dad."

"Hmm ...," Alvin hanya berdehem pelan karena ia masih tak suka dengan keputusan putranya yang pergi begitu saja hanya karena merasa terkekang.

"Apakah Dad bisa membantuku?" tanya Alex.

"Membantumu? Bukankah semua hal bisa kamu lakukan sendiri, Dev?" tanya Alvin seakan menyindir putranya.

"Dad!"

"Jangan meminta bantuan Daddy atas pilihanmu sendiri, Al."

"Tapi, Dad. Aku hanya ingin meminta bantuan untuk memasukkan temanku ke sekolah. Aku tak ingin ia putus sekolah karena itu akan menghancurkan masa depannya," ucap Alex.

"Kamu meminta bantuan Daddy untuk masalah seperti itu, Al? Jangan membuat Dad tertawa."

"Dad aku sungguh sungguh."

Alvin menghela nafasnya pelan dan menatap manik mata putra satu satunya itu. Ia juga menatap ke arah Roy dan sebenarnya Roy sangat tahu apa yang harus ia lakukan.

"Dad juga sungguh sungguh, Al. Kamu pergi dari keluarga Marshall begitu saja. Apa kamu memikirkan hal itu? Jadi sekarang selesaikan masalahmu sendiri, jangan merepotkan Daddy untuk masalah kecil seperti itu," ucap Alvin.

Bukan Alvin tak peduli pada Alex, tapi ia ingin mengajarkan pada putranya bahwa kepergiannya itu juga meninggalkan kesedihan bagi dirinya, meskipun Alex mengatakan bahwa ia ingin hidup mandiri dan akan kembali saat sudah menjadi sukses tanpa embel embel nama Keluarga Marshall yang begitu besar. Oleh karena itu juga, ia menghilangkan nama Marshall di belakangnya dan hanya menggunakan nama Alexander.

Alex mengepalkan tangannya dan menundukkan wajahnya. Ia sangat merindukan keluarganya, tapi saat ini ia ingin membuktikan pada siapa pun, bahwa ia bisa berdiri dan sukses tanpa nama besar Marshall.

"Aku akan kembali padamu, Dad," gumam Alex. Ia pun memutar tubuhnya dan segera pergi dari kediaman Keluarga Marshall.

Sementara itu, Roy masih meneruskan pembicaraan itu dengan Alvin.

🧡 🧡 🧡

1
Mbah Dur
Lumayan
Mbah Dur
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Yulianthy Ethi
Kecewa
Yulianthy Ethi
Buruk
Tira Aneri
sukaaa
love sick
isifu
Abdul Razak
Biasa
Aisyah dewi
najis ,,,
Aisyah dewi
aq suka kalo jln ceritanya makin kebawah makin seru,,,dr PD seru d awal sampe bawah bikin GX mood baca,,,certamu bgus thor
Fajar Ayu Kurniawati
.
sofiah sudjai
kasian merva😀
Aisyah dewi
jngn buat bingung tor knpa namanya gmpang berubah Kya bunglon😂🤣
Aisyah dewi
najis banget merva
iinparwati seviarny
Luar biasa
iinparwati seviarny
Lumayan
Arie
Luar biasa
Rosnah Yusuf
Lumayan
Rosnah Yusuf
Biasa
Khaliq Sunarji
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!