Gadis cantik yang sangat periang itu tiba tiba harus mengalami nasib yang sangat tragis,dia hamil di luar nikah,dan ternyata ayah dari anaknya adalah tunangan dari sang kakak tiri.
Keinginan untuk bisa bersama dengan pria itu adalah hal yang mustahil.
Dia menggantungkan harapan agar hidupnya bisa bahagia seperti layaknya blue iris(bunga iris biru) yang melambangkan sebuah harapan, harapan bahagia dengan atau tanpa pria yang sudah merenggut sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya yaitu.... kesucian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 : Mulai curiga
"Alaraaaaa..?"
Alara berdiri saat Efrina berjarak kurang satu meter darinya.Alara menilik dari kepala hingga ujung kaki wanita yang sudah lebih dari sepuluh tahun tidak pernah bertemu dengannya.
"Ku pikir kau sudah melupakanku..!!Ujar Alara dengan posisi kedua tangan bersedekap di dada."Kenapa wajahmu terlihat lebih tua dariku?Apa kau tidak merawat dirimu dengan baik?"Lanjutnya memaki Efrina,namun terlihat cairan bening sudah menganak sungai di pelupuk matanya.
Efrina masih terdiam walaupun tangannya ingin sekali menyentuh tubuh Alara,dia masih menunggu sampai Alara puas melampiaskan kekesalannya.
"Kenapa kau berdiri terus seperti itu?kau tidak merindukanku...?"Ujar Alara.
Efrina sudah tidak bisa menahannya,,seketika dia memeluk Alara,"Aku sangat merindukanmu Ara.."Alara pun membalas pelukan Efrina."Kau pikir aku tidak merindukanmu?Aku mencoba mencari tau keberadaanmu selama ini,tapi Ayahmu,,ayahmu menutup semua akses yang berhubungan denganmu."Efrina melerai pelukannya sambil menghapus air mata yang terus membasahi kedua pipinya.
"Kau tidak pernah menghubungi Amca Ehran(paman Ehran)?"Alara mengajukan pertanyaan pada Efrina,dan di balas Efrina dengan gelengan kepala.
"Aku takut,dia akan memarahiku."Ujar Efrina tertunduk lesu.
"Terakhir bertemu dengannya Amca semakin tua,kau harus bersiap siap kembali ke Turki dan menggantikan posisinya.Aku yakin Amca sangat merindukanmu."
"Hhhhhhh...."Efrina menghela nafasnya yang terasa berat.
"Apa mungkin Baba mau menerimaku kembali setelah membuatnya murka?"
"Darah lebih kental dari pada air Efri.Semarah apapun ayahmu,dia tetap tidak akan tahan bila berpisah jauh dari anak nya,dan aku yakin,selama ini Amca pasti memantau semua pergerakanmu."Lanjut Alara.
Elna keluar dari kamar dan menghampiri Efrina dan Alara yang masih saling melepas rindu.
"Siapa Anne?"Elna menatap wanita cantik yang duduk berhadapan dengan ibunya.
Alara mengalihkan pandangannya pada seorang wanita muda yang memanggil Efrina.Dan seketika senyum mengembang dari wajahnya,"Efri,dia Elna kan?"Efrina mengangguk,Alara kemudian berdiri menghampiri Elna yang masih bingung.
Tanpa basa basi,Alara pun memeluk Elna dengan sayang,"Terakhir aku melihatmu saat kamu baru lahir sayang."Elna membalas pelukan wanita paruh baya itu meskipun beberapa pertanyaan mulai memenuhi kepalanya.
"Dia sepupu Anne sayang."Terjawab sudah salah satu pertanyaan yang sedari tadi ingin dia tanyakan.
"Kamu cantik sekali,,,kalau teyze perkiraan sekarang umurmu sudah dua puluhan kan?apa kamu udah kerja?"
"Iya teyze,,umurku sekarang dua puluh satu tahun dan sekarang bekerja di Iris Hotel,sebagai chef pastry."
"Benarkah?berarti kamu kenal dengan A....."Belum selesai berbicara,Efrina memotong perkataan Alara.
"Buatkan baklava untuk ku dan teyze mu,,dia sangat menyukai nya."
"Aku ingin berbicara serius dengan mu Ara,tapi ku harap untuk sementara waktu kamu harus merahasiakannya."Ujar Efrina sedikit berbisik,begitu Elna meninggalkan mereka berdua.
"Kamu pasti tau keberadaanku dari Arka kan?"Alara mengangguk.
"Elna sama sekali tidak tau kalau bos tempatnya bekerja adalah putra mu,begitupun dengan Rey,bahkan beberapa saat lalu,Rey mengantar Elna pulang,akupun tidak tau kalau ternyata dia adalah anak bungsumu...hhhhhh..."Efrina menghela nafas kemudian melanjutkan lagi. "Musibah besar telah mendatangi keluargaku Ara,dulu aku dan Elna tinggal di kota B,aku memutuskan tinggal di sana untuk mencari keberadaan ayahnya,namun setelah enam belas tahun,tidak ada titik terang yang ku dapatkan sama sekali selama pencarian ku.Dan buntutnya,Elna harus mengalami sesuatu yang merubah seluruh hidupnya.Di hari kelulusan SMA nya,sebuah tragedi merenggut sesuatu yang dia jaga selama ini,dan ternyata dari kejadian itu,Elna hamil."
"Appaaaa...??"Alara seakan tak percaya dengan apa yang di ceritakan Efrina,Tuhan seperti tidak berhenti menguji kehidupan sepupunya itu.
"Pelankan suaramu...Elna bisa mendengarnya."
"Aku harus meninggalkan kota B,karena Elna menjaga jangan sampai para tetangga mulai menggunjing tentang kehamilannya.Dan kota besar ini menjadi pilihan untuk melanjutkan hidup dan membesarkan buah hatinya."
"Kenapa dia tidak mencari pria yang sudah menodainya?setidak tidaknya pria itu harus bertanggung jawab."Lanjut Alara.
"Masalahnya saat itu dia tengah mabuk dan tidak mengenal lelaki yang sudah menghancurkan hidupnya.Dan inilah yang menjadi beban pikiranku sejak kemarin,,dan semoga ini hanyalah prasangkaku saja.Kemarin sore,Arka berkunjung ke sini bersama seorang pria.Itu adalah pertama kali aku melihatnya setelah belasan tahun tidak pernah bertemu.Dan putramu itu sangat tampan.Namun sejak dia pulang kenapa aku merasa kalau wajahnya mirip dengan cucuku?Mungkin kamu menganggapku gila,tapi aku bisa membuktikan itu."
"Deg..deg..deg..."Jantung Alara berdegup kencang,pasalnya lima tahun lalu,Arka memang pernah berkunjung ke Iris Hotel yang berada di kota B karena ada sebuah masalah besar.
"Apa kau yakin?boleh aku melihat anaknya Elna?"Alara penasaran,jika memang apa yang di katakan Efrina benar adanya,dia harus melakukan sesuatu sesegera mungkin.
"Tentu saja,tapi ingat,kita harus merahasiakan ini semua."Efrina mengingatkan Alara.
Alara mengangguk tanda setuju.Setelah itu Efrina berlalu meninggalkan Alara dan melangkah menunju kamar,untung saja saat Efrina membuka pintu,Ozkhan sudah bangun.
"Cucu Anne sudah bangun ya,,sini sayang.."Panggil Efrina.Ozkhan pun menghampiri Efrina dengan wajah yang terlihat masih sangat mengantuk.
"Bunda mana Anne?"Pertanyaan pertama Ozkhan begitu dirinya memeluk Efrina.
"Bunda lagi di dapur..ayo.."Ajak nya.
Efrina memegang tangan kanan Ozkhan dan melangkah keluar bersama.Begitu mereka bertambah dekat dengan Alara,wanita paruh baya itu seketika berdiri,dan alangkah terkejutnya dia melihat bocah kecil yang sangat tampan,meskipun wajah tampannya terlihat lesu karena baru bangun tidur.
Praaannnnngg,,,,,Gelas di tangan Alara tanpa sengaja terjatuh,bersamaan dengan luruhnya cairan bening dari bali kaca matanya.
"Maaf...aku nggak sengaja.."Alara menunduk,mencoba memungut pecahan gelas yang berserakan sambil menghapus air matanya.
"Biarkan saja,nanti pelayan yang akan membersihkannya."Ujar Efrina.
Alara kemudian berdiri,mencoba memperbaiki perasaannya yang tidak karuan."Aku membuat kekacauan Efri,maafkan aku."Efrina tersenyum.
"Nggak papa Ara,,,oo iya sayang,ini Anne Alara,ayo beri salam."Perintah Efrina pada Ozkhan.Ozkhan pun terlihat kebingungan,apalagi dia yang baru bangun tidur.
Efrina paham kebingungan Ozkhan,dengan senyum dan sedikit penjelasan Ozkhan sudah paham siapa wanita yang harus dia panggil Anne sama saat dirinya memanggil Efrina.
"Ozkhan Anne,,"Ozkhan memperkenalkan dirinya seperti orang yang baru saja mempersembahkan sebuah penampilan spesial,yaitu menunduk dengan hormat.
Melihat sikap Ozkhan,Alara sekali lagi tidak bisa membendung air matanya,"Boleh Anne memelukmu?"ijin nya pada Ozkhan.
"Tentu saja Anne..."Ozkhan kemudian merentangkan kedua tangan dan membiarkan Alara memeluknya.
"Anak pintar."Alara memuji bocah tampan itu.
Elna keluar membawa dua piring saji yang berisi baklava yang masih hangat,di sertai cemilan lainnya dan dua gelas jus buah.
"Silahkan di cicipi teyze,,Elna mandikan Ozkhan dulu...Ayo sayang,mandi sama Bunda,Ozkhannya bau acem..."Elna menutup hidungnya seakan akan Ozkhan memang bau padahal tidak sama sekali.
"Benarkah bunda,berarti Anne Alara menahan nafas tadi saat memeluk Ozkhan,Ozkhan lupa kalau belum mandi jadi nya kan nggak wangi,,maafkan Ozkhan ya Anne,nanti setelah mandi boleh deh Anne peluk Ozkhan lagi,pasti Ozkhan nya udah wangi."Terang Ozkhan terlihat malu.
Alara pun tersenyum,"Boleh deh,,nanti Anne peluk lagi,,ok?"ujarnya sambil mengelus kepala Ozkhan sebelum di bawa Elna ke kamar.
"Arka pernah bertemu dengan Ozkhan?"Tanya Alara menatap lurus ke arah pintu di mana Ozkhan di bawa oleh Elna.
"Tidak.."jawab Efri.Alara terduduk lemas."Bagaimana ini Efri?"Alara memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Wajahnya mirip sekali dengan Arka saat Arka masih kecil.." Batin Alara.
...****************...
kek gak ada yg lain aja
kek g ada orang lain aja gitu.