Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan

1 jam sebelum kepergian Ningsih ke Jepang.

Ningsih yang baru saja menyelesaikan pertemuan dengan Dewan Direksi dalam rangka meeting bulanan. Merasakan kerinduan berat terhadap kekasihnya Lisin.

"Sebagai Bos seperti biasa dia tidak bertanggung jawab dan menumpahkan semua masalah yang di buatnya kepadaku"

Jika itu orang lain mungkin akan bahagia jika menjadi orang penting di perusahaan, namun tidak bagi Ningsih karena posisinya sebagai presdir perusahaan besar, dia hampir tidak punya waktu untuk bersama dengan Lisin, apa lagi kejadian baru-baru ini karena Lisin entah darimana mendapatkan 50% saham yang di milik keluarga kaya raya irawan, juga ada KTV Diva, Benoa Square, semakin Lama Ningsih mengenal Lisin semakin dia percaya jika Lisin ini Laki-Laki yang di penuhi dengan keajaiban.

"Setelah ini aku ingin dia memanjakan ku jika tidak aku akan marah... " Ponsel Ningsih bergetar karena sebuah panggilan.

"Nomer ini... " itu adalah nomer dari orang yang tidak Ningsih kenal, dan terlihat dari angkanya itu pasti dari luar negeri.

"Hallo siapa ini..." Ningsih menjawab dengan datar.

"Ningsih... Lama tidak mendengar suaramu... " Ningsih sangat terkejut mendengar suara panggilan telepon.

"Bapak Angga kita tidak memiliki kepentingan lagi jadi jangan ganggu aku... " Ningsih berkata dengan marah.

"Hahaha... kau ingin melarikan dariku tidak semudah itu, apa kamu tidak ingin melihat adikmu lagi... " kemudian suara permintaan tolong dari sisi lain panggilan.

"Kakak... tolong... Ayunda takut kak... " Suara gadis dapat terdengar dan seketika itu raut wajah Ningsih menegang dengan kemarahan.

"Hahaha... tenang saja aku tidak tertarik dengan adikmu yang belum tumbuh dewasa, jika kamu tidak menuruti perkataan ku jangan salahkan aku karena kejam" Ningsih menjadi tidak berdaya.

Sebelumnya Ningsih bekerja di perusahaan Angga wicaksono yang bertempat di bali, dia tau jika Bos lamanya ini memiliki beberapa perusahaan baik dalam negeri maupun luar negeri, juga banyak hal ilegal yang di lakukan bos lamanya dengan melakukan banyak suap kepada pihak-pihak tertentu. hal ini menjadikan Ningsih ingin meletakan jabatannya sebagai pemimpin perusahaan, di tambah kasus pelecehan yang di lakukan bos lamanya membuat Ningsih bertekad untuk keluar dari perusahaan secepat mungkin.

Ningsih berfikir jika Mantan Bosnya tersebut menangkap Saudarinya Ayunda dan mereka pasti ada di Jepang Hokkaido, mengingat jika adiknya melanjutkan universitasnya di sana.

Ayunda memilih ingin melanjutkan universitasnya ke Jepang dan Ningsih yang hanya memilikinya sebagai satu-satunya keluarga yang tersisa tidak ingin menuruti nya namun karena kemauan Ayunda yang kuat Ningsih dengan terpaksa menuruti keinginan adiknya tersebut, Jika dia tau itu akan jatuh ke mulut serigala Ningsih tidak akan menyetujui keinginan adiknya tersebut.

"Buanglah ponselmu dan pergilah ke Hokkaido ingat jangan hubungi siapa-siapa karena tidak ada yang bisa menolong adikmu, Nanti kamu akan di datangi Mbak Megumi setelah kamu sampai di Shin Chitose Airport"

"Hm... " Ningsih dengan marah menggigit bibir cerinya hingga meneteskan darah.

Sialan... Apa yang harus ku lakukan... apakah aku telpon saja polisi, tidak... tidak... ini adalah urusan luar negeri walaupun bisa menggunakan diplomatik negara, dengan meminta bantuan kepolisian Hokkaido, namun semua polisi itu sama seperti di sinetron pasti akan datang terlambat.

Apakah telpon saja Lisin... tapi apa yang bisa dia lakukan karena ini bersangkutan dengan urusan luar negeri, jika itu di bali dia pasti memiliki kepercayaan dengan kemampuan Lisin... Sial... sial... aku hanya bisa mengikuti ancamannya.

Jika itu berurusan dengan uang tebusan, berapapun yang orang lain minta Ningsih bisa meminjam dana perusahaan, Lisin tidak akan marah dengan itu, sayangnya ini dendam yang mendalam.

Di dalam mobil Honda Jazz Ningsih dengan diam duduk di bagian belakang, sedangkan Migumi yang mengemudi menyalakan sebatang rokok.

"Kamu tidak merokok Ningsih-san... " Migumi menawarkan sambil membuat asap berbentuk bulat dengan mulutnya.

"Tidak... " Ningsih menjawab dengan datar.

"Ningsih-san kamu harus sering tersenyum agar terlihat cantik... " Migumi melanjutkan perjalanan melewati beberapa tempat yang padat kerumunan.

Ningsih yang dari awal diam mencoba untuk tenang, apa yang bisa pak angga lakukan padaku diakan itunya sudah ku tendang.

"Ningsih-san jika kamu berpikir Angga-sama tidak bisa lagi menggunakan itu kamu salah besar" Migumi tersenyum saat melihat Ningsih dari kaca spion.

"ini... " Mungkinkah itunya bisa di ganti dengan punya kuda.

Hello... ini bukan film cina yang itu ya... yang itunya terpotong kemudian menggunakan punya kuda, logika sajalah jika itu bisa di ganti dengan punya kuda, berapa banyak dokter bedah yang sibuk menerima operasi transplantasi bagian bawah, dan berapa banyak kuda yang hidup dalam kesedihan karena itunya di ambil demi ke egoisan manusia.

.....

Jet pribadi Mendarat di Shin Chitose Airport Hokkaido Lisin meninggalkan bandara kemudian menggunakan mobil taksi mencari keberadaan Ningsih.

"Sistem... apa kamu dapat menemukan Ningsih"

(Jika tuan rumah berfikir sistem memiliki kemampuan yang mengetahui segalanya maka tuan rumah salah besar)

"Sudah kuduga kamu tidak berguna... "

(Target dapat di temukan jika tuan rumah sebelumnya bertemu dengannya tidak kurang dari dua jam)

"Sial... aku lebih dari satu minggu tidak bertemu dengannya... " Saat Lisin dengan kesal duduk di bagian belakang mobil, ponsel murahnya berbunyi.

"Lisin... Beraninya kamu menutup telpon dariku... " Teriakan Yana dari sisi lain ponsel dapat di dengar.

"Maaf... aku tidak bisa berdiam diri saja... " Lisin menjawab dengan menyesal.

"Baiklah karena kamu mengkhawatirkan temanku Ningsih aku akan memaafkan mu... di mana kamu?" Yana yang awalnya berkata bangga, kemudian bertanya.

"Aku saat ini di Hokkaido... " Lisin menjawab dengan tenang namun Yana sangat terkejut mendengarnya, ini hanya beberapa jam sejak panggilan terakhir dan saat ini Lisin sudah berada di Hokkaido apakah dia menggunakan pintu kemana saja.

"Aku menggunakan Jet pribadi... " Brengsek apakah Lisin ini orang terkaya di bali karena punya Jet pribadi.

"Aku tidak peduli bagaimana kamu bisa menggunakan Jet Pribadi yang jelas Informasi yang ku berikan belum semuanya... " Mendengar ini bagaimana Lisin tidak bahagia kamu tau Lisin saat ini seperti kehilangan jiwanya, karakter yang selalu tenang menjadi tergesa-gesa apakah ini karena cintanya terhadap Ningsih.

"Aku belum mengatakannya, Ningsih memiliki seorang adik perempuan dan dia melanjutkan universitasnya di Hokkaido, dan kemungkinan besar Adik perempuannya saat ini di sekap oleh Angga Wicaksono"

"Apa..." pernyataan ini mengejutkan Lisin.

Kenapa Ningsih tidak pernah bilang jika dia memiliki seorang adik perempuan, itu berarti Ningsih tidak dengan lelaki lain, dia tidak terkena guna-guna, dia tidak melakukan itu dengan orang lain melainkan demi menyelamatkan adik perempuannya.

Sial... aku selama ini terlalu berfikir berlebihan tanpa mengetahui semuanya, sepertinya aku harus meminta maaf kepada Ningsih.

"Jadi apa petunjuk lainnya... " Lisin bertanya dengan semangat.

"Ya ini tentang keberadaan Angga Wicaksono... Dia berada di rumah sakit Hokkaido, Baru-baru ini karena dia di vonis impoten dia mencari dokter luar negeri dan kebetulan rumah sakit Hokkaido memiliki Dokter yang mampu membuat itunya bangkit lagi"

Sialan... ku pikir Film susana aja yang bangkit dari kubur, ternyata itunya yang mati bisa bangkit lagi, sepertinya aku harus memotongnya agar tidak bisa lagi bangkit.

"Pak pergi ke rumah sakit Hokkaido... " supir taksi itu mengangguk lalu berputar arah.

.....

Di bangsa VIP rumah sakit Hokkaido dimana Angga Wicaksono melakukan pemeriksaan rutinnya. saat ini dia sangat bahagia mendapatkan berkah dari kemalangan, karena setelah operasi kemampuan Angga dalam hal begituan menjadi lebih lama dari sebelumnya.

"Takahasi sensei bagaimana dengan anuku?" Angga Wicaksono bertanya dengan bersemangat.

"Angga-kun kamu dalam kondisi prima sekarang, tidak seperti sebelumnya yang hanya boleh Ehem... Ehem... Satu kali seminggu saat ini kamu bisa melakukannya semau mu" Dokter Takahasi menyakinkan.

"Hahaha... terimakasih banyak Takahasi sensei"

Setelah melihat kepergian Dokter Takahasi Dua wanita cantik di temani dua orang penjaga menemui Angga Wicaksono.

"Oyasuminasai Angga-sama... " Migumi mengucapkan selamat malam kepada Angga Wicaksono.

"Oyasuminasai Migumi-chan... " Setelah menjawab salam Migumi pandangan Angga menatap wanita cantik di belakangnya dan dia adalah Ningsih.

"Ningsih terimakasih karena mu aku akhirnya belajar apa itu kesabaran..." Angga Wicaksono berkata sambil tersenyum.

"Pak Angga Wicaksono lepaskan Ayunda adikku... " Ningsih yang dari awal menahan amarah tidak lagi bisa menahan, dia bergegas mendekati Angga dan berniat memukulnya namun sebelum itu semua terjadi dua penjaga menahan kedua lengannya.

"Adikmu ya... dia ada di tempat lain... hahaha " Angga tertawa gila.

"Saat ini aku memecahkan rekor lamaku... benarkan Migumi-chan... " Angga melihat Migumi lalu melanjutkan perkataannya, "Sebelumnya rekorku hanya 5menit dan setelah operasi rekorku meningkat menjadi 10 menit bagaimana itu tidak luar biasa... hahaha"

"Benar sekali Angga-sama anda luar biasa, Migumi di lokasi syuting harus mengganti peran pengganti laki-laki setiap 5menit sekali dan itu sangat merepotkan, Anda bisa mencapai 10menit jelas tidak dapat di bandingkan dengan mereka pemeran pengganti laki-laki"

Jika Lisin mendengar perbincangan ini dia akan tersedak sampai mati, 10menit saja bangga aku yang 5hari 5malam biasa-biasa aja tu, tolong kalo sombong ngaca dulu... dasar katak dalam sumur.

"10menit... " Ningsih bergumam pelan dia tidak tau apakah harus tertawa atau menangis, satu sisi di menertawakan Angga yang bangga hanya 10 menit, di sisi lain dia sedih kerena tidak tahu nasib adiknya.

"Gimana kamu takutkan... hahaha... " Angga tertawa lagi dan lagi.

"Penjaga bawah dia ke tempat di mana adiknya berada... " Angga Wicaksono merapikan bajunya kemudian pergi keluar di ikuti oleh Migumi dan penjaga yang memegang kedua tangan Ningsih.

.....

"Yana terimakasih atas informasinya... " Lisin berkata dengan tulus.

"Lisin pastikan kamu menyelamatkan Ningsih dan juga adiknya jika tidak aku tidak akan memaafkan mu... " Yana berkata dengan tegas.

"Ya... kamu bisa memegang janjiku... " Setelah mematikan ponsel yang bertepatan dengan tibanya mobil taksi di depan rumah sakit, Lisin turun dari taksi kemudian bergegas ke rumah sakit.

Di samping pemberhentian Taksi tersebut itu adalah Mobil Angga Wicaksono beserta rombongannya, dari dalam mobil yang berjalan menjauh dari rumah sakit Hokkaido, Ningsih dapat melihat jika Lisin berlari ke rumah sakit.

"Dia... bagaimana dia bisa berada di sini... " Tanpa sadar air mata Ningsih menetes dia menyesal tidak menelpon Lisin selagi bisa setidaknya dia bisa mengatakan yang sebenarnya kepada Lisin.

Lisin yang tidak tau jika Ningsih telah pergi dari rumah sakit menuju tempat registrasi guna menanyakan keberadaan pasien Atas nama Angga Wicaksono.

"Benar pak... Bapak Angga Wicaksono baru saja meninggalkan rumah sakit di temani dua wanita cantik dan dua lainya seperti penjaga" Resepsionis rumah sakit itu menjelaskan, juga ada rekaman CCTV di perlihatkan kepada Lisin.

"Dia Benar Ningsih... " Dalam rekaman CCTV rumah sakit Hokkaido Lisin dapat melihat Ningsih dan tatapan Tajam jatuh pada laki-laki gemuk yang memimpin jalan.

"Sialan..." Lisin tidak menemukan petunjuk akan tujuan kepergian Angga Wicaksono... Keluar dari rumah sakit Hokkaido Lisin sepeti kehilangan jiwanya.

Tidak... aku tidak boleh menyerah, aku sudah berjanji kepada Yana dan Ningsih pasti sedang menungguku.

Bersambung...

*Semua pembaca adalah orang pintar dengan banyak pemikiran Liar namun jangan menebak yang tidak pasti, tunggu saja kelanjutan akan perubahan Plot dalam cerita.

*Terimakasih like dan komentar agar perjalanan Lisin terus berlanjut.