NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vgflia

"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik. Menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.

Gadis itu di tuntut ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.

Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.

Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3

"Paman, maaf Kristal nggak bisa masuk kerja hari ini. Kristal tiba-tiba nggak enak badan."

"Yasudah, jaga kesehatan kamu. Kalau besok masih nggak enak badan cuti aja dulu, anak-anak lain bisa gantiin kamu sementara."

"Nggak usah paman, palingan besok Kristal udah sembuh. Jadwal shift pagi besok siapa aja?"

"Kalau kamu masuk, shift pagi kamu sama julia, shift malam Abram sama Vano."

"Oh, oke paman. Kalo gitu kristal tutup dulu ya."

"Baiklah, jaga kesehatan. Kalau besok masih sakit jangan masuk kerja dulu."

"Iya, paman. Selamat malam."

Kristal menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur setelah memutuskan panggilan dengan Paman Wiliam.

Paman Wiliam, adalah pemilik cafe tempat Kristal bekerja. Dialah yang mengajarinya cara meracik kopi di umurnya yang baru menginjak delapan belas tahun. Setelah training tiga bulan di cafe yang belum lama beroperasi itu, Kristal akhirnya resmi jadi karyawan tetap hingga saat ini dia berusia dua puluh empat tahun.

Kristal sudah menganggap pemilik cafe itu sebagai pamannya sendiri, begitu juga dengan Wiliam yang sudah menganggap Kristal sebagai keponakannya.

"Uang tabunganku habis," keluhnya sambil menatap plafon kosannya dengan hampa. Kosan dengan ukuran 3X3 itu sudah menjadi tempat tinggal Kristal selama enam tahun belakangan.

Setelah mengambil motornya di tempat kecelakaan tadi, Kristal langsung kembali ke rumah sakit dan membayar biaya pengobatan kedua korban menggunakan tabungan simpanannya. Siapa sangka, biaya pengobatan mereka ternyata mampu menghabiskan tabungannya selama setahun.

"Empat jutaku." Kristal merenung sambil memegang kartu ATM nya dengan murung. Dia selalu menyisipkan sedikit uang dari gajinya setiap bulan, jaga-jaga bila dia membutuhkan uang di saat mendesak. Dan siapa sangka uangnya itu lenyap hanya karena dia menerobos lampu merah. Musibah memang tidak ada yang tahu.

Hidup sendirian di kota besar memang sangat sulit, mengingat dirinya yang hanya lulusan SMA, sudah pasti tidak mudah mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi. Bekerja sebagai barista di sebuah cafe sudah menjadi pencapaian terbesarnya selama ini, namun tidak bisa di pungkiri bila gajinya itu memang tidak cukup untuk membayar kosan, makan, dan keperluan lainnya di kota yang serba mahal ini. Bahkan motor bututnya itu diberikan oleh Paman Wiliam.

Tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Kristal memilih untuk segera masuk ke alam mimpi. Dia harus kembali bekerja besok pagi.

"Semoga kesialanku berakhir di hari ini."

...•••...

Pria paru baya itu membuka matanya dengan perlahan. Cahaya lampu yang menyilaukan menusuk matanya. Dia menatap sekeliling dengan pandangan buram.

"Kakek sudah bangun. Leo panggil dokter."

Leo beranjak dari duduknya dan langsung menekan tombol yang ada di samping kasur.

"Kay..."

"Aku disini."

"Kamu baik-baik saja?" Tanya pria paru baya itu dengan suara seraknya.

"Aku tidak apa-apa."

"Dokter sudah datang," ucap Leo saat melihat kedatangan sang dokter.

Kay segera menyingkirkan tangannya agar dokter bisa memeriksa kakeknya dengan leluasa.

"Maaf, aku sudah menghawatirkan kakek."

Saat ini di ruangan hanya tersisa Kay dan kakeknya. Dokter sudah keluar sekitar sepuluh menit yang lalu, sedangkan Leo dan Pak Tomo sedang mengurus administrasi.

"Sepertinya waktu kakek sudah tidak lama lagi, Kay. Segeralah menikah dan punya anak, pria tua ini ingin melihat anakmu sebelum meninggal."

Kay, pria berusia matang itu terdiam. Sudah enam kali kakeknya menyuruhnya menikah dalam setahun, dan sudah enam kali juga dia menolak mentah-mentah. Sekarang, bagaimana dia harus menolak permintaan kakeknya?

Tidak ada alasan istimewa kenapa Kay belum juga menikah di usianya yang sudah menginjak tiga puluh lima tahun. Pria itu hanya tidak menyukai wanita. Dia engan dan benci bersentuhan dengan wanita manapun. Bahkan, ada rumor beredar di perusahaan bahwa CEO Eclipse Group itu seorang impoten.

"Kay, kakek hanya ingin melihatmu hidup bahagia dan melupakan masa lalu." Pria berumur tujuh puluh tahun itu kembali membuka suara.Dia begitu mengkhawatirkan masa depan Kay. Pasalnya dari keempat cucunya, hanya cucu pertamanya ini yang belum berkeluarga.

Kay tersenyum kecut. Pria itu kemudian mengangguk sebagai jawaban. "Aku akan menikah dalam waktu dekat, kakek fokus saja pada penyembuh kakek."

"Baguslah, banyak putri kenalan pembisnis yang bisa kakek kenalkan-"

"Aku akan mencari istriku sendiri. Kakek tidak perlu sudah payah menjodohkan aku," sela Kay.

Kakek Frans akhirnya mengangguk. "Baiklah, selagi kamu mau menikah kakek akan mendukung apapun keputusanmu."

...•••...

"Kau benar-benar akan menikah?!"

Leo hampir saja tersedak minumannya sendiri, saat mendengar ucapan Kay yang mengatakan bahwa dia akan menikah dalam waktu dekat ini.

Pagi ini mereka baru saja keluar dari toko roti karena Kakek Frans berpesan untuk membelikannya roti sebelum berangkat ke perusahaan. Dan disinilah mereka berdua sekarang, menunggu Pak Tomo datang mengambil titipan Kakek Frans. Mereka tidak bisa mengantarnya ke rumah sakit karena berbeda arah tujuan.

Awalnya semua baik-baik saja, sebelum akhirnya Kay membuka suara soal pernikahannya yang membuat Leo shock berat.

Pasalnya pria di sebelahnya ini anti dengan yang namanya berpacaran atau berdekatan dengan lawan jenis, bahkan Leo hampir berpikir kalau Kay itu menyukai pria. Membayangkannya saja sudah membuatnya merinding.

"Aku tidak bisa menolak kalau sudah menyangkut pautkan dengan nyawanya." Kay kembali membuka suara. Netra obsidiannya menatap datar jalan raya yang ada di depan.

"Kasihan sekali," ucap Leo memasang tampang iba.

"Aku tidak butuh belas kasihmu!"

"Ck, aku tidak mengasihani mu, sejak kapan kau butuh belas kasihan? Aku kasihan pada calon istrimu!"

Kay menatap Leo dengan datar, dia diam, memilih tidak menggubris perkataan bodoh Leo.

"Siapa calon istrimu? Apa putri tuan Wilie? Dia terlihat sangat mengagumimu. Kurasa kalian cocok, Miya juga cantik dan pintar."

"Aku tidak suka wanita gila uang."

Leo terkekeh. "Yang benar adalah Aku tidak suka wanita."

Kay melirik Leo dengan tajam. "Sepertinya kau sedikit segang akhir-akhir ini. Aku akan mengubah jadwal mu, untuk bertemu klien di New York besok."

Mata Leo membulat sempurna saat Kay mulai mengotak atik ponselnya. "B-bos! Aku bercanda!"

"Tiket pesawat sudah di pesan."

Leo meneguk salivanya dengan kasar. Bibirnya mulai bergetar dengan panik, wajahnya pucat pasi. Siapa juga yang mau bertemu dengan klien yang berjumlah puluhan itu, tentu saja Leo tidak menginginkannya. Dia bisa mati berdiri disana.

"Bos, anda bercanda, kan?" lelaki itu mulai berkeringat dingin, dia mencoba merebut ponsel yang ada di tangan Kay.

"Kapan aku bercanda denganmu?" sahut Kay dengan datar.

"Aku hanya bercanda! Jangan mengirimiku kesana sendirian. Bukankah aku juga harus hadir di pernikahan mu?" ujar Leo dengan nada putus asa, tangannya masih berusaha meraih benda persegi panjang yang ada di tangan Kay.

"Kau tidak hadir juga pernikahanku tetap berjalan," balas Kay dengan santai, berusaha menjauhkan ponselnya dari tangan Leo.

Aku bahkan duduk di kursi roda tapi kau masih tidak bisa mengambilnya?" Ejek Kay sambil tersenyum miring.

Mendengar ucapan Kay yang seperti tantangan bagi dirinya, Leo dengan gesit mulai mencoba mengambil handphone yang ada di genggaman Kay.

Keduanya sibuk berebutan handphone seperti anak kecil di pinggir jalan.

"PENCURI!"

Teriakan gadis itu membuat kedua pria itu menoleh. Kay langsung melotot menatap Leo yang tersungkur di pinggir jalan akibat tendangan gadis itu.

"Kau! Berani sekali kau merampok orang lumpuh!"

Gadis pemilik bulu mata lentik itu menatap Leo dengan garang, tangannya berkacak pinggang dengan kaki yang terbuka selebar bahu.

Kristal melotot dengan tajam, dia menunjukkan ke arah Leo dengan penyaring kopi yang ada di salah satu tangannya.

1
Serenarara
Tiga gaun pengantin, buseet...pameran baju mbak? /Facepalm/
Serenarara
IQ berapa sih ni cewe... /Sweat/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor✍️
Frily°>Hiat)
Keren!
Aylla Masoara
seru bangettt, nexttttt!!!!
elaretaa
Semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Ezz
semangat kakk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!