Kisah seorang mahasiswi tingkat akhir yang cantik, pintar dan cuek dengan CEO tampan, dingin dan tegas namun prilakunya yang Absurd.
Alexandra Rose berusia 23 tahun merupakan anak yatim piatu yang berstatus sebagai mahasiswi tingkat akhir di Universitas ternama melalui jalur beasiswa dengan kepintarannya dan bekerja sebagai kasir di minimarket untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Dean Anderson berusia 30 tahun menjadi pria dingin setelah ditinggal menikah kekasih masa kecilnya Angela Cruz. Dean bekerja sebagai CEO di perusahaan keluarga. Ayahnya memaksa Dean untuk segera menikah dan memberikan cucu sebagai generasi penerus keluarganya. Namun Dean tidak berkeinginan untuk menikah karena tidak mudah baginya dekat dengan wanita dan kebanyakan wanita yang mendekatinya hanya menginginkan kekayaannya.
Bagaimana serunya pertemuan antara Alex dan Dean, serta orang-orang baru yang membuat hidupnya berwarna. ikuti kisah selanjutnya. Happy reading... v(°∆°)v
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Autumn Sakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masalah hati yang rumit
Keesokan harinya, Alex terbangun dari tidurnya yang terusik oleh suara ketukan pintu kamar hotelnya.
Seorang wanita mengantarkan sebuah paper bag untuk Alex.
Alex membuka paper bag itu, dan isinya adalah kopi dan croissant isi keju.
"Selamat makan, semoga sarapan mu menyenangkan. Maaf aku masih menunggu yang sakit, jadi hanya bisa memesankan sarapan untukmu." pesan Dean dalam chat hp.
"OK thx." Balas Alex dalam chat
"Jangan pulang dulu ke London, aku akan mengantarkan mu"
"Baiklah."
Alex langsung masuk kembali ke dalam selimutnya karena memang waktu penerbangannya pukul 1 siang. Dia melanjutkan tidurnya karena tidak berselera juga untuk sarapan, apalagi pikirannya yang kacau karena memikirkan perilaku Dean yang terkesan seperti menyukainya tapi ternyata sudah memiliki keluarga.
'Ah, setelah ini aku akan menjauhi hal-hal yang membuat hidupku berantakan. Pulang dari Swiss aku harus menemui Adele untuk melupakan semua ini.' batin Alex karena merasa masalah yang melibatkan hati ini sangat rumit.
Alex pun tertidur lelap hingga akhirnya dibangunkan kembali dengan suara ketukan pintu. Jam menunjukkan pukul 10 pagi.
Di depan pintu sudah muncul pria yang tampak gagah, tampan dan juga menampilkan senyuman yang menawan karena lesung pipit yang dimilikinya.
"Hai honey, kamu baru bangun tidur?" tanya Dean sambil memegang wajah Alex yang masih menampilkan muka bantalnya.
"Ish, honey honey. jangan panggil aku seperti itu, orang lain akan salah paham. Ada apa kamu kemari?" tanya Alex dengan mika yang kesal.
"Hei, aku kan ingin mengantarmu ke bandara."
"Lalu apa itu, kenapa membawa koper juga?"
"Karena aku juga akan pulang ke London bersamamu, urusanku di ini sudah selesai."
"Oh, baiklah. Aku siap-siap dulu."
Alex pun masuk ke dalam kamar mandi, tidak lupa membawa pakaian yang akan digunakan untuk berganti.
Alex dan Dean menuju bandara menggunakan taksi, sarapan yang diberikan Dean baru Alex makan saat berada di dalam taksi.
"Kamu sudah sarapan?" tanya Alex kepada Dean.
"Belum, tidak sempat." jawab Dean
Alex memberikan setengah bagian croissant yang ada di tangannya. Tapi Dean ingin Alex yang menyuapinya dengan alasan tangannya kotor.
Mau tidak mau Alex pun menyuapinya dengan sesekali makan juga. Saat Alex minum kopi pin, Dean meminta bagian kopi Alex tanpa merasa jijik meminum kopi bekas dari gelas yang sama milik Alex.
"Hei, kamu tidak jijik kah itu kan kopi bekas dari mulutku?"
"Tidak, kita juga pernah bertukar Saliva lewat ciuman, kenapa harus jijik?"
Alex membungkam mulut Dean dengan tangannya karena malu pembicaraannya terdengar oleh supir taksi tersebut.
Ya mereka pernah sekali berciuman saat di pesawat. Dan hal itu adalah pertama kali buat Alex. Selama berpacaran dengan Angela Dean pun sesekali melakukan kiss, tapi tidak pernah lebih karena Dean menghargai dan menghormati wanita selayaknya ibunya.
Sedangkan terhadap Alex, Dean merasakan kehangatan dan kebahagiaan sehingga ingin selalu berdekatan dan bercengkrama apalagi mengobrol dengan Alex sudah sangat nyaman.
Dean tersenyum senang dan malah mencium tangan Alex yang sedang membungkamnya.
Alex spontan melepaskan tangannya yang membungkam mulut Dean dan memukul lengan Dean.
Mereka berdua menaiki pesawat kelas eksekutif dan sampai di London.
Mobil Dean sudah stand by di parkiran bandara karena diantarkan oleh sopirnya.
Dean mengantarkan Alex terlebih dahulu barulah pulang ke mansion nya.
"Dean, i miss you." ucap Daddy Michael sambil memeluk Dean.
"i miss you too Dad."
"Apa kau bertemu Angela? Kenapa kamu masih menemuinya? bukankah dia hanya bisa menyakitimu saja. Daddy tidak mau kami terluka lagi gara-gara wanita tidak tahu malu itu."
"Daddy pasti menyuruh orang untuk memata-mataiku kan?" tanya Dean sedikit kesal karena Daddy nya sebegitu tidak percaya pada anaknya.
"Bukan begitu Son, kamu tau sendiri banyak sekali pesaing kita di luar sana. Daddy tidak mau ada orang yang sampai berusaha menyakitimu. Daddy juga takut kamu akan tergoda kembali dengan rayuan Angela." Daddy Michael memberikan penjelasan
"Tidak Dad, aku tidak akan sebodoh itu terjerumus kembali pada luka yang sama. Biarlah Angela tetap menjadi masa lalu."
"Lalu, anaknya?" Daddy Michael mendapatkan laporan jika Dean sepertinya dekat dengan Anak dari Angela.
"Anak itu tidak salah Dad, dia hanya memerlukan kasih sayang dari seorang ayah."
"Lalu kamu menerimanya begitu saja? Son, kamu tidak takut wanita yang menyukaimu akan salah paham. Mereka akan berpikir jika anak itu adalah anakmu." ucap Daddy Michael mengingatkan Dean agar berhati-hati.
"Okey Dad, thanks for your advice. Aku akan selalu mengingatnya."
Dean langsung membersihkan dirinya dan bersiap untuk tidur. Tiba-tiba teringat dengan Alex yang sekarang sedang membuat hati dan pikirannya selalu tertuju pada satu gadis yang bernama Alex.
"Hallo...kamu sudah tidur?"
"Belum."
"Apakah aku mengganggu mu?"
"Tidak"
"Alex, ada hal serius yang ingin aku bicarakan."
"Ya, ada apa?"
"Bisakah kita makan malam akhir pekan ini?"
"Ya, boleh."
"Bisakah kamu tidak hanya menjawab pertanyaanku. apa tidak ada yang ingin kami tanyakan?" Dean merasa kesal karena Alex hanya menjawab pertanyaannya singkat.
"Kamu belum tidur?"
"Belum, aku ingin mendengarkan suara kami sebelum tidur."
"Apakah kamu sudah mengantuk?"
"Sedikit, tapi mendengar suaramu rasa kantukku hilang."
"Oh, kalau begitu. selamat malam dan selamat tidur."
"Hei, kamu tidak senang kah berbicara denganku."
"Bukan begitu, kamu kan sudah mengantuk, jadi sebaiknya tidur agar bangunmu tidak kesiangan."
"Okey, besok jangan lupa bangunkan aku. tugas hukumanmu belum selesai."
"Okey, see you tomorrow."
"Ok Alex. good night."
Alex langsung mematikan handphone nya dan bersiap tidur, karena besok pagi sudah harus mulai bekerja kembali. Apalagi masa hukumannya masih bersisa beberapa bulan lagi.
...****************...
Pagi hari sudah menyapa, jam 6 pagi alarm berbunyi, karena jam 7 harus sudah berada di mansion bosnya untuk membangunkan bosnya itu.
Alex membersihkan diri, setelah memakai setelan kerjanya tidak lupa mengaplikasikan sedikit make up untuk membuat segar wajahnya yang pada dasarnya sudah cantik.
Rambutnya sebagian diikat dan sebagian digerai agar terkesan rapi, karena bosnya itu sangat gila dengan kerapihan.
Sesampainya di mansion Anderson, Alex langsung dipersilahkan untuk naik ke kamar Tuan mudanya diantar oleh kepala pelayan di mansion tersebut.
"Silakan masuk Nona, tidak perlu mengetuk karena Tian muda sudah menyampaikan pesan agar nona Alex langsung membangunkannya saja ."
"Baik, terima kasih."
Alex seperti biasa mendekati ranjang dan menepuk bahu Tuannya agar terbangun, namun bosnya tak kunjung bangun.
Memang kebiasaan Dean jika sudah bermain games lupa waktu dan akhirnya tidur menjelang pagi jadi susah dibangunkan.
"Tuan, maaf sekarang sudah pagi dan anda sebaiknya bangun." Alex berbisik di dekat telinga Dean sambil menepuk bahunya.
Dean langsung membalikkan wajahnya dan mengecup Alex tepat di bibirnya.
Alex yang terkejut langsung memukul pipi Dean.
"Aw, sakit Alex." teriak Dean
"Anda selalu saja melakukan hal yang memalukan."
"Kamu itu kalau membangunkan aku romantis sedikit lah, jangan menepuk-nepuk atau berbisik. Jika kamu membangunkan aku dengan ciuman aku pasti langsung bangun."
"Haha...anda ini lucu sekali Tuan, memangnya anda anak kecil apa?"
"Sudahlah, ayo segera mandi atau anda akan terlambat pergi ke kantor dan ayah anda pasti akan lama menunggu untuk sarapan." Alex mendorong Dean untuk segera mandi, tapi tangan Alex ditariknya masuk ke kamar mandi.
"Karena kamu menganggap ku anak kecil, sekalian mandikan aku."
Alex mendorong Dean dengan kuat dan langsung menutup kamar mandi dari luar.