Spin of Need A Bride
🍂🍂
Haruskah ia tetap mempertahankan cintanya? Sedangkan di sisi lain Zacky juga tidak mau mengabaikan calon anaknya yang berada di dalam kandungan gadis tidak dia kenal. Seorang gadis yang dia nodai pada malam tak diinginkan.Di mana dirinya terjebak oleh keadaan yang tidak bisa dia hindari.
Semua itu terjadi begitu saja hingga membuat Zacky Rayyansyah, putra kedua dari pebisnis Attakendra Rayyansyah tersebut berada dalam pilihan yang sangat sulit. Sementara pernikahannya dengan Natusha—tunangan Zacky semakin dekat.
Langkah apa yang akan Zacky ambil? Menerima atau mengabaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 17. Kena Mental
Bab. 17
Raut muka Sila langsung berubah lesu. Sudah para sahabatnya nggak bisa diajak nongkrong atau jalan, kini malah motornya yang membuatnya lebih kesal lagi.
"Kenapa nggak pas banget sih waktunya. Harusnya kan ntar sore aja kalau mau habis," keluhnya yang bergumam sendiri.
"Ya tinggal beli aja to, Mbak. Dekat kok kios bensin dari sini," sahut pak satpam yang mendengar keluhan Sila.
"Di mana sih emangnya Pak? Saya nggak bisa jalan jauh kalau dorong motor. Nanti capek," ucap Sila dengan nada manja. Berusaha untuk menghibur diri dengan membuat malu seperti ini.
Sedangkan pak satpam yang ada di hadapannya menggeleng kepala. Mungkin pria paruh baya itu menganggap Sila sebagai gadis centil. Sehingga tidak terlalu menanggapi.
"Dekat kok, Mbak. Sebelum halte itu ada kios. Nggak perlu nyeberang juga," beritahu pak satpam tersebut.
Lalu pria itu kembali ke kosnya setelah memastikan Sila membawa uang. Karena kalau tidak, satpam itu berniat untuk meminjamkan sedikit uangnya. Pria itu teringat kalau punya anak yang masih duduk di sekolah menengah pertama. Takut jika anaknya mengalami hal yang sama dan berharap ada yang menolongnya. Seperti halnya dirinya saat ini.
"Terimakasih, Pak," tidak lupa Sila mengucapkan terimakasih atas niatan baik pak satpam tersebut.
Mau tidak mau Sila pun mendorong motornya setelah melepas helm dan menggantung nya di setir. Tidak lelah mulut gadis itu menggerutu di setiap langkah kakinya.
"Tau gini gue nebeng aja sama MelMel. Dari pada ndorong, capek, keringetan, ntar ujungnya bau. Nggak jadi langsung ke cafe deh. Baibai uang ceperan ...."
Ujung-ujungnya juga kesal karena kehilangan kesempatan untuk mendapatkan uang tambahan.
Sila terus mendorong motornya tanpa memperdulikan tatapan murid lain. Bahkan ketika ada teman sekelasnya mendekat, gadis itu lebih dulu menyemprotnya dengan kalimat yang cukup tajam.
"Nggak usah ngeledek deh! Minggir lo!" semprot Sila di kala ada teman cowok mengendarai motornya dan mensejajarkan posisi mereka.
"Kenapa motor lo? Mogok?" tanya cowok itu sembari membuka kaca helm.
"Haus," jawab Sila asal dengan nada cuek. Sedikit pun tidak menoleh ke arah cowok itu.
"Ck! Jutek bener sih, calon Ayang Bebeb," ujar cowok itu sembari mencolek dagu Sila. Sontak Sila menatapnya tajam. Sengaja menggodanya, mumpung dua temannya tidak mengikuti.
"Tangan lo bau, Bagaaaaasss! Jangan sentuh-sentuh gue!" pekik Sila tanpa menyaring ucapannya. Membuat Bagas kena mental langsung. Karena ucapan Sila barusan, beberapa murid lain kini menatap ke arah mereka dengan senyum mengejek. Terutama senyuman dan tatapan itu mengarah ke arah Bagas.
"Sil! Lo kira-kira dong kalau mau ngatain gue. Mana kenceng banget," protes Bagas yang merasa malu teramat sangat.
Sedangkan Sila, gadis itu bersikap cuek dan seolah tidak melakukan kesalahan sedikit pun.
"Bodo amat. Pergi sana!" usir Sila dengan melirik sinis.
Tidak mau semakin malu lebih dari ini. Bagas memilih pergi dan mengurungkan niatnya untuk mendekati Sila. Padahal ini merupakan momen yang sangat pas sekali. Namun, ternyata mulut gadis itu lebih pedas di saat sendirian, di banding sedang bersama dengan dua sahabatnya.
Di sisi lain, dua orang pria yang memperhatikan interaksi Sila dengan seorang cowok tadi, menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Sila.
"Gadis itu beneran yang lo enakin?" tanya Arsya menatap takjub. Lebih tepatnya tidak menyangka kalau gadis cantik yang terlihat lemah dan kalem itu ternyata memiliki mulut yang sangat pedas. Bahkan bisa dibilang sangat tajam. Mampu membuat lawannya langsung mundur dalam satu kali serangan.
"Dia beda banget sama malam itu," gumam Zacky yang tanpa sadar terus menatap ke arah Sila dan Arsya melihat itu.
"Samperin sana," suruh Arsya sembari menahan senyumnya. Lalu Arsya mendekatkan wajahnya ke arah Zacky yang belum memalingkan tatapannya sembari berbisik. "Jangan dibayangin lagi kejadian malam itu. Dia manis, Bro."
banci bangett..
sila z yg cewe tegas bisa ngambil sikap.. lah inii...katanya ceo pendidikan tinggi. tapi gak bisa ngambil sikap dan menentukan prioritas