NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Istri Keduanya

Ternyata Aku Istri Keduanya

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Pembantu
Popularitas:288.8k
Nilai: 5
Nama Author: TK

Rania terjebak dalam buayan Candra, sempat mengira tulus akan bertanggung jawab dengan menikahinya, tapi ternyata Rania bukan satu-satunya milik pria itu. Hal yang membuatnya kecewa adalah karena ternyata Candra sebelumnya sudah menikah, dan statusnya kini adalah istri kedua. Terjebak dalam hubungan yang rumit itu membuat Rania harus tetap kuat demi bayi di kandungannya. Tetapi jika Rania tahu alasan sebenarnya Candra menikahinya, apakah perempuan itu masih tetap akan bertahan? Lalu rahasia apakah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17 Kepindahan

"Selamat pagi Nenek," sapa Rania sambil memeluknya dari belakang.

Ima menyapanya balik lalu menarik tangannya untuk berdiri di sebelahnya. Ia sedang membantu mbok Minah menyiapkan sarapan, tadi juga sempat sapu-sapu padahal sudah dilarang. Namanya juga tidak enakan.

"Kamu kelihatan berseri-seri pagi ini," ucap Neneknya.

"Masa? Aku setiap hari juga begini ah."

Ima lalu baru menyadari sesuatu, "Rajin banget pagi-pagi sudah keramas, hm Nenek jadi curiga."

"Ih Nenek apaan sih?"

Melihat cucunya yang malu-malu seperti itu, membuat Ima tertawa kecil karena yakin jika dugaannya benar. Ya tidak salah juga, toh mereka sudah menikah dan melakukan hubungan badan itu malah akan menjadi pahala.

"Usia kandungan kamu kan masih kecil, jadi jangan terlalu sering ya."

"Enggak kok," bantah Rania pelan.

"Tapi Candra juga pasti gak akan biarin kamu sampai kelelahan, dia pasti akan menjaga bayinya juga."

Kalau di ingat semalam memang Canda sangat hati-hati, bahkan terus bertanya apakah perutnya sakit atau tidak. Memang perhatian sekali pria itu. Mereka pun hanya satu ronde saja, karena Rania sudah kelelahan. Maklum saja ini pertama kali mereka melakukannya dengan sama-sama mau.

"Terus suami kamu itu masih tidur?" tanya Neneknya.

"Dia lagi mandi tadi, paling sebentar lagi juga kesini."

"Ya sudah, masakannya juga sudah jadi."

"Aku bantu pindahin."

Benar saja tidak lama Candra datang, pria itu pun ikut keramas, membuat Rania semakin digoda Neneknya saja. Sebenarnya malu, tapi bukankah ini hal wajar? Kenapa juga sih harus bertepatan dengan saat Neneknya menginap?

"Nenek mau pulang jam berapa?" tanya Candra.

"Sepertinya selesai sarapan aja."

"Kenapa buru-buru sekali? Kan bisa temani Rania dulu di sini, dia juga selalu di Villa."

"Nenek mau bantu masak, ada tetangga yang anaknya beberapa hari lagi mau menikah."

"Oh gitu ya. Ya sudah, nanti biar aku anterin pulang ya."

"Apa nak Candra juga mau sekalian berangkat kerja?"

"Iya, hari ini terakhir saya cek ke sana karena besok kan sudah ke Jakarta."

Nenek Ima lalu menatap Rania, "Nenek gak perlu cemas Rania pergi jauh karena dia sama kamu. Nenek yakin, hidup Rania akan lebih baik. Nenek percayakan semuanya pada kamu ya nak Candra?"

Candra mengangguk pelan dengan ekspresi wajah sulit di artikan nya. Terlihat sorot matanya tiba-tiba menjadi sendu, sampai menghentikan makannya seperti sedang memikirkan sesuatu yang rumit. Rania yang duduk di sebelahnya jadi bingung.

"Rania, Nenek pulang dulu ya," pamit Neneknya.

"Iya, sampai ketemu lagi Nek."

"Besok kayanya Nenek gak bisa anterin kamu, jadi perpisahannya hari ini saja." Neneknya pun memeluknya, "Kamu baik-baik ya di sana, menurut sama suami biar bisa hidup bahagia."

"Iya Nek, Nenek juga jaga diri baik-baik ya di sini. Jangan terlalu capek dan kelelahan, makan juga jangan tinggalkan."

"Iya Rania, kamu juga."

Rania melambaikan tangan ke mobil yang membawa Candra dan Neneknya itu pergi. Ia pun masuk ke kamar untuk berkemas, jangan sampai ada barang yang tertinggal, karena tidak tahu kapan akan ke desa ini lagi. Tetapi Rania berharap Candra sering kesini, agar Ia pun bisa sekalian menjenguk Neneknya.

Waktu berjalan dengan cepat, besok pun tiba. Di pukul empat pagi nya mereka sudah bangun, rencananya akan berangkat pagi-pagi agar tidak terlalu macet. Rania dan Candra sempat pamitan pada penjaga Villa dan pembantunya, menitipkan juga bangunan itu kepada mereka.

"Kamu nangis?" tanya Candra yang sedang menyetir.

"Sedikit, aku cuma sedih bakalan pisah jauh sama Nenek," jawab Rania.

"Kalian kan bisa teleponan."

"Iya sih, tapi tetap saja saling berjauhan."

Sebelah tangan Candra terulur mengusap kepala Rania, "Sudah jangan sedih, nanti juga pasti ketemu lagi. Siap-siap ya, kamu akan menjalani hari baru di Jakarta."

"Iya Mas, apa perjalanannya masih jauh?"

"Sangat jauh, sekitar dua jam lagi, itu pun kalau tidak macet. Kamu kalau ngantuk tidur aja gak papa."

"Terus kamu?"

"Aku gak boleh tidur dong, kan lagi nyetir."

"Kalau gitu aku tidur bentar aja ya."

"Iya."

Entah berapa lama Rania tidur, tapi baru bangun saat Ia memasuki sebuah gerbang tinggi. Tidak jauh di depannya lalu terlihat rumah mewah bertingkat, dengan halamannya yang luas. Rania langsung terjaga sambil memperhatikan sekitar.

"Bangunnya tepat waktu ya," ucap Candra sambil mematikan mesin mobilnya.

"Mas ini dimana?"

"Kita sudah sampai, yuk turun."

Saat Rania turun dari mobil, pandangannya semakin jelas melihat sekitar yang sangat indah. Apakah ini rumah Candra? Besar sekali, seperti bukan rumah. Bibir Rania bahkan sampai terbuka kecil sanking kagumnya.

"Mas ini rumah kamu?" tanya Rania.

"Iya, gimana?"

"Ya ampun bagus banget, rumahnya kaya kerajaan-kerajaan gitu."

Astaga istrinya itu sangat polos, membuat Candra terkekeh kecil merasa gemas. Ia pun membawa sebelah tangannya menariknya untuk masuk. Saat pintu utama terbuka, kedua mata Rania semakin berbinar melihat dekorasi dalam yang tidak kalah mewah.

"Mas, kaki aku sampai gemetar," ucap Rania.

Candra menundukan kepala untuk melihat, "Astaga Rania, kamu kenapa?"

"Aku.. Aku cuma gak nyangka aja akan tinggal di rumah besar dan bagus begini, kaya mimpi."

"Ya dan mimpi kamu ini jadi kenyataan, mulai hari ini kamu akan tinggal di sini."

Sebenarnya Rania tidak usah kaget melihat rumah Candra di Jakarta, toh Villa di desa saja sudah bagus. Pria itu juga kan seorang pengusaha dan pebisnis, uangnya banyak sampai membeli apapun pasti tercapai.

"Aku anter ke kamar kamu dulu ya," ajak Candra.

Rania hanya menurut saja saat tangannya ditarik, Ia dari tadi terlalu asik memperhatikan setiap sudut rumah itu. Di sana juga bahkan ada lorong dengan setiap ruangan berpintu di sisinya, entah apa isinya.

Candra lalu masuk ke salah satu pintu, dan ternyata sebuah kamar. Ukurannya cukup luas, dengan dekorasi yang tidak biasa. Ini pasti bukan kamar utama, tapi kenapa sudah mewah? Rania lalu duduk di sisi ranjang, bisa merasakan kelembutan kasurnya yang sangat.

"Kamu akan tidur dulu di sini," ucap Candra, "Suka gak kamarnya?"

"Suka kok, bagus banget. Tapi Mas memangnya tidur dimana?"

"Em aku di atas, tapi nanti kesini kok."

"Kenapa kita tidur pisah?"

Candra hanya tersenyum, "Aku capek banget, mau istirahat sebentar ya. Gak papa aku tinggal?"

"Iya gak papa."

"Kamu bisa main di belakang, ada taman bunga dan kolam renang."

"Wah beneran Mas? Boleh?"

"Iya boleh, aku tinggal dulu ya."

"Iya, tidur yang nyenyak. "

Sebenarnya Rania tidak mengerti kenapa Ia dan Candra tidur berpisah, bukankah mereka sudah baikkan ya? Semalam saja sudah berhubungan intim. Tetapi Rania tidak terlalu memikirkannya juga, untuk sekarang ingin melihat-lihat dulu rumah mewah ini.

1
Nor Asikin
Luar biasa
Astrid Kusuma Wardhani
refleks bukan repleks.
Nora♡~
Waaaaww... hebat.... Tahniah yaa thor dan terus lah berkarya...
Benita Lestiyorini
Sudah cepetan nikah, bikin adek. Daffin biar diasuh Papanya sama Mama Livia.
Benita Lestiyorini
Ya iyalah Yoga... Chandra itu ayah kandungnya. Kamu blm apa2 sdh mengenalkan dirimu panghil Papa untuk si Daffin.
Benita Lestiyorini
Makanya Rania kamu sbg ibunya hrsnya dari bayi mengenalkan papa aslinya, bukan Papa Yoga.
Benita Lestiyorini
Apalagi Chandr dg Livia tdk akan bisa punya anak. Daffinlah satu2 nya tumpuan harapan Chandra. Kasihan bila dipisahkan dr Papanya.
Benita Lestiyorini
Kalau sy malah berharap Daffin tetap berada dalam asuhan ke dua org tunya.
Benita Lestiyorini
Meski tk ngapa2in itu tdk boleh.
Benita Lestiyorini
Heiy...Yoga tunggu sampai Rania resmi berpisah dg suaminya dulu. Heran ya kelg Rania ini memang ky ngebebasin Rania yg msh status suami org bisa bebas di kamar dg pria lain.
Benita Lestiyorini
Ingat Rania, kamu dinikahi sah oleh Chandra, bayi itu darah daging Chandra, sampai detik melahirkan pun kalian belum reami beecerai, kok kamu sdh berani menjalin hub dg pria.
Benita Lestiyorini
Bagaimanapun tidak etis seorang wanita melahirkan ditungguin bukan mahromnya.
Benita Lestiyorini
Kalau aq tetap berharap anak Chandra akan diasuh ayah kandungnya kalau Chandra sehat lg.. Bukn ayah tiri.
Benita Lestiyorini
Ih Rania, begitu mudahnya nempel laki ya. Ingat kamu hamil tua, anak Chandra, orngnya msh koma. Kamu sdh mesra2an sm laki laki lain. Bener memalukan.
Benita Lestiyorini
Aslinya hati Rania msh tertambat pd Chandra, begitupun sebaliknya Chandra jg ada rasa sm Rania, apalagi ada anak sbg ikatan mereka.
Benita Lestiyorini
Katanya seminggu lagi Rania mau lahiran ?
Benita Lestiyorini
Sudah tepat Rania. Demi kebahagiaan rumah tangga Chandra.
Benita Lestiyorini
Akhirnya damai
Benita Lestiyorini
Jangan2 itu jebakan saja Rania.
Benita Lestiyorini
Bukannya Rania belum ceri dari Chandra ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!