Tentang seorang pria yang tidak diperlakukan adil oleh ayahnya. Tapi dia bisa membuktikan bahwa dia bisa sukses tanpa mengandalkan kekayaan orang tua, sayangnya dia harus kembali jatuh ketika wanita yang dia cintai pergi begitu saja tanpa adanya alasan, membuat dia menjadi casanova.
Suatu hari dia mengalami nasib sial sehingga dia harus menikah dengan seorang gadis yang tak dia cintai, dan membuat dia menjadi menantu yang sama sekali tidak diharapkan oleh mertuanya, seakan memandang rendah pada profesinya sebagai seorang aktor.
Dan Morgan akan membuktikan bahwa dia adalah seorang pria yang patut dibanggakan, terlepas dengan semua masa lalunya yang kelam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuh Belas
'Pemirsa, sampai saat ini belum ada konfirmasi mengenai hubungan Morgan Xavier dengan seorang gadis yang kini telah diketahui bernama Zhoya itu. Ternyata Zhoya adalah seorang putri dari pasangan aktor ternama, Roy Febrian dan Kia Carissa, seorang CEO perusahaan Adva di Amerika, yang sangat terkenal di seluruh dunia.
Saat ini banyak orang yang tak sabar menanti bagaimana penjelasan dari Morgan Xavier, namun sayangnya Morgan sampai kini masih bungkam dan selalu menghindari wartawan.'
Sampai kini berita gosip tentang Morgan dan Zhoya masih trending nomor satu. Para wartawan masih gencar mencari keberadaan Morgan dan sosok gadis bernama Zhoya itu.
Kemudian di layar televisi itu memperlihatkan seorang reporter mewawancarai beberapa fans Morgan. "Sebagai fans Morgan, bagaimana tanggapan kamu mengenai skandal Morgan dan gadis bernama Zhoya itu?"
"Aku sangat setuju, apalagi ceweknya sangat cantik, cocok lah dengan Morgan. Dan ternyata calon mertuanya juga aktor senior Roy Febrian, wah tambah setuju lah kami." seru salah satu fans ketika diwawancarai oleh seorang reporter.
Kemudian di daerah lain, seorang reporter mewawancarai kembali salah satu wanita yang sedang berbelanja di toko tas. "Apa kamu tau aktor Morgan Xavier?"
"Tentu saja, dia aktor favorit aku di sinetron Ada Apa Dengan Sinta." jawab wanita yang usianya sekitar 30 tahunan itu.
"Bagaimana tanggapan anda mengenai berita yang lagi viral itu?"
"Kalau masalah di hotel itu kan mereka sama-sama sudah dewasa yah, makanya aku berharap Morgan segera menghalalkan pacarnya itu. Aku sih setuju saja, mereka sangat serasi. Apalagi saat mereka berciuman di tepi pantai, wah itu sangat romantis sekali."
Bukan hanya itu saja, bahkan ada banyak wartawan yang mewawancarai Pak Zacky, presdir dari DK Entertainment itu. "Bagaimana tanggapan DK Entertainment mengenai skandal tentang Morgan dan gadis bernama Zhoya itu? Mengapa dari pihak Morgan maupun DK Entertainment belum mengadakan jumpa pers juga? Padahal banyak yang menantikan penjelasan dari Morgan. Apakah wanita itu benar calon istrinya Morgan?"
Pak Zacky yang hendak masuk ke dalam mobil, dia terpaksa harus menjawab pertanyaan dari para wartawan, "Menurut saya skandal itu lebih ke hubungan pribadi aktor kami. Karena itu kami tidak berhak untuk bilang iya atau tidak. Biar Morgan sendiri yang menjelaskan semuanya di jumpa pers nanti."
Hampir tiap channel menayangkan berita skandal tentang Morgan dengan Zhoya, bahkan media sosial sangat ramai membicarakan mereka.
Morgan hanya bisa menghela nafas melihat berita tentang dirinya bersama Zhoya di layar televisi itu. Saat ini dia sedang berada dirumah orang tuanya. Karena sang papa menyuruhnya untuk mampir ke rumah.
Drrrttt.... Drrrttt...
Ponsel Morgan terus bergetar. Ada banyak pesan dari Boy.
[Bang, kapan kamu akan mengadakan jumpa pers?]
[Bang, dimana kamu sekarang?]
[Bang, kamu harus secepatnya mengkonfirmasi hubungan kamu dengan gadis bernama Zhoya itu.]
Morgan belum sempat membalasnya karena dia harus menyelesaikan urusannya satu-satu. Apalagi sekarang ini dia sedang duduk bersama ayahnya, di ruang tengah.
Morgan nampak tegang karena Pak Gara dari tadi terus fokus ke layar televisi yang memberitakan soal dirinya bersama Zhoya.
"Siapa wanita itu?" Tiba-tiba ayahnya menanyakan tentang Zhoya padanya.
"Wanita itu bernama Zhoya, papa. Aku akan menikahinya."
Pak Gara sudah tau tentang rencana pernikahan sandiwara Morgan dengan Zhoya dari Pak Dean. Karena itu Pak Dean sudah mengkonfirmasi tidak akan membatalkan kerjasama perusahaan mereka.
Pak Gara tidak peduli dengan latar belakang Zhoya yang jauh lebih mampu dibandingkan dengan dirinya. Karena baginya Morgan harus membalaskan budinya nanti dengan menikahi Laura, sesuai perjanjiannya dengan Pak Dean.
"Kamu selalu membuat papa kecewa, untung Pak Dean masih berbaik hati pada kita, dia memberikan kesempatan kamu untuk menjalankan rencana konyol kamu itu." Pak Gara memaki-maki Morgan dengan sesuka hatinya.
Morgan tidak menjawab apa-apa, dia memilih diam.
"Kamu selalu saja mengecewakan papa, kapan kamu bisa membuat papa bangga, Morgan?"
Morgan mengalihkan pembicaraan sang papa, "Aku ingin papa nanti hadir di acara pernikahan kami."
Pak Dean menghembuskan nafasnya dengan pelan, sebenarnya dia tidak sudi hadir tapi demi reputasi Morgan, dia terpaksa menganggukkan kepala, "Baiklah, tapi hanya sebentar. Setelah itu jangan pernah bawa wanita itu datang ke rumah ini. Gara-gara dia kita mengalami masalah seperti ini."
"Aku disini yang salah. Itu semua murni kesalahan aku." Morgan tidak ingin nama Zhoya jelek di mata papanya.
"Mengapa kamu membelanya? Jangan sampai kamu jatuh hati pada wanita itu? Ingat Morgan, pernikahan kalian hanya sementara, ingat itu."
"Karena Zhoya sudah aku anggap adikku sendiri, setiap bersama Zhoya aku selalu ingat Shella, adik aku. Jadi aku harap papa bisa memperlakukan Zhoya dengan baik."
Pak Gara tidak menjawab apa-apa, dia tidak bisa menjamin dirinya akan bersikap baik atau tidak pada Zhoya.
Setelah mengobrol dengan Pak Gara, Morgan menemui sang mama. Berbagai pengobatan sudah banyak dia lakukan bahkan ke luar negeri, namun sayangnya sang mama belum tersadar juga dari komanya.
Morgan mencium tangan sang mama, lalu menatap wajah sang mama dengan tatapan teduh. "Morgan sebentar lagi akan menikah, Mah. Gadis itu bernama Zhoya, dia gadis yang cantik, ceria dan lucu, makanya aku selalu memanggilnya si bocil." Morgan mengatakannya sambil tersenyum.
"Nanti Morgan bawa dia kesini, aku harap mama segera bangun." Selama ini Morgan hanya bisa mencurahkan hatinya pada sang mama, walaupun dia tau Bu Widy tidak mungkin mendengar apa yang Morgan bicarakan, tapi setidaknya membuat hati Morgan menjadi tenang. Padahal dulu ada Disha, Disha bukan hanya pendengar saja tapi juga sering memberikannya solusi.
...****************...
Saat ini Zhoya sedang bersama sang daddy, sudah lama mereka tidak bertemu makanya dia menghabiskan waktu seharian dengan Daddy Roy, di restoran peninggalan kakek dan neneknya. Sementara sang mommy masih sibuk dengan bisnisnya di Amerika. Daddy Roy yang menyuruh Mommy Kia untuk fokus saja dengan pekerjaannya yang super sibuk itu, toh pernikahan Morgan dengan Zhoya hanya sandiwara ini.
"Ini restoran peninggalan kakek dan nenek kamu, kalau kamu mau kamu bisa membuka kembali restoran ini." ucap sang Daddy.
"Iya dad maunya begitu. Biar aku pikir nanti saja lah."
"Hmm... iya terserah kamu aja itu. Daddy gak akan maksa, tadinya daddy mau kamu itu kuliah yang benar cuma keburu dapat skandal seperti ini." Daddy Roy sangat mengkhawatirkan masa depan Zhoya.
"Tapi daddy gak marahin Kak Morgan kan? Disini aku yang salah lho, aku bersedia menikah dengannya untuk menebus kesalahan aku." Zhoya takut daddynya memarahi Morgan.
"Daddy akan marah jika dia melanggar aturan." Daddy Roy tidak ingin kalau sampai Morgan menyentuh Zhoya.
"Maksudnya?" Zhoya tidak mengerti.
"Itu urusan orang dewasa." Daddy Roy malah meledak Zhoya.
"Astaga, aku udah dewasa kali, makanya mau nikah."
Daddy Roy mengusap rambut Zhoya dengan lembut, "Kamu tau apa yang ditakutkan seorang ayah?"
Zhoya menggelengkan kepala.
"Saat seorang ayah melepaskan putrinya untuk menikah, dia takut putrinya tidak hidup bahagia, dia takut suaminya menyakiti putrinya, dia takut putrinya hidup menderita. Apa gak ada rencana lain lagi selain menikah?"
Kata-kata sang daddy sangat menyentuh hati Zhoya, Zhoya pura-pura tersenyum. "Gak ada dad. Ini sudah jadi keputusan Zhoya. Daddy tenang saja kak Morgan orangnya sangat baik. Kalau gak percaya, tanyakan saja pada kak Galvin. Mereka temenan lho."
Daddy Roy menganggukan kepala, "Daddy harap begitu."
Padahal Zhoya tidak tau bagaimana kehidupannya nanti bersama Morgan, dia tidak tau apa dia bisa bahagia hidup bersama dengan pria yang sama sekali tidak mencintainya, atau malah banyak sakit hati, yang pasti dia harus menebus kesalahannya yang nyaris saja membuat karir Morgan hancur gara-gara dia.
Morgan pening? Jgn2 Zhoya hamil dan Morgan yg mengalami gejala hamilnya (couvade sindrome)