Soulmate Surprise From Crush

Zia yang dari Caffe terdiam sampai di mobil pun diam membuat Faza penasaran.

Saat dia mengatakan bahwa ada satu tempat yang harus dia kunjungi lagi l, Zia hanya mengangguk cepat.

Faza berpikir sejenak apa mungkin Zia sakit? Tapi, pas tadi dia pegang kening Zia dia gak sakit karna gak panas. Faza makin penasaran karna biasanya kalo Faza Megang tangan Zia aja tuh bocah bakal ngejulid, gak mau di pegang sama playboy cap areng katanya,yang dulunya salim, dia gak mau salim.

"Cil, lu gak penasaran kita mau kemana? " Faza.

"Gak usah ditanya,pasti mau ketemu pacarnya kan." Zia.

Faza membuat lengkungan di bibirnya tipis-tipis dia mendapatkan bocah julid nya kembali.

"Kamu kenapa tadi kok diem aja? " Faza.

"Om, yang jelas ah! mau kamu atau lo, Zia mikir om otaknya beneran pinter apa cuman bohongan, panggilan ke anak kecil aja kek ke orang dewasa gak jelas." Zia.

"Kumat julidnya. Gak sopan Zia...kalo gue kan udah gede mau manggil kamu aku atau elo, gue tuh terserah dong, dan asal kamu tau gue pinter dari gue masih kecil" Faza.

tadinya Faza mau bilang dari sejak embrio  tapi dia urungkan karna lawan bicaranya mash bocah.

"Iya om,paham."zia.

Sesampainya di tempat pertemuan Faza sama pacarnya, Zia langsung menutup kuping lantaran Gladis berteriak.

" Babyyy...I love you..." Sambil cipika cipiki, "Aaaaa...,aku seneng bangat! You came when I asked." Gladis, sambil gelendotan di tangan Faza.

Faza menghembuskan nafas kasar dan menyingkirkan pelukan gladis.

"Gladis...mending kamu berhenti sekarang! Gak malu apa diliatin orang-orang? " Faza.

"Yee, biarin aja mereka, yang penting kita,Baby." Gladis, lalu menatap Zia, "kamu ajak dia lagi? " Tanya Gladis pada Faza.

"Iya,biar kamu gak keganjenan ke gue, " Faza.

"Ck, " Gladis mencebikkan bibirnya sambil melotot ke Zia.

"Hah...dasar tante-tante." Zia, sambil menggelengkan kepalanya.

"Zia" kamu duduk di dalam mobil sebentar ya,nanti gue nusul, mau ngomong hal penting dulu." Faza ke Zia.

"Ia om."Zia sambil ngambil kunci yang di sodorkan Faza.

"Come on honey, let's sit at the place I ordered." Ajak Gladis tapi Faza menolak.

"Gak usah,bukannya gak ada attitude nih ya. langsung aja aku keintinya, hari ini kita putus. Gue mau sekolah keluar negeri." Faza.

"Kamu jangan bohong Faza, sekalipun bener aku bakal ikut kamu sekolah disana kamu kan tau aku juga dari keluarga kaya." Gladis.

"Bukan gitu Gladis, gue mau focus belajar dan kembangin perusahaan. Lo gak usah ikut apa lagi nunggu gue, gue gak tau kapan balik ke Indonesia kayak nya bakal sampai beberapa tahun atau mungkin selamanya." Faza.

"Gak masalah Za, aku kuat kok kita LDR'an aja." Gladis.

"Ck, gue tuh gak mau lo jadi prawan tua, yakin lo bisa nunggu gue misal sampe 10 tahunan, lo suka sama tampang gue doang kan? " Faza.

Dlep.

Gladis terdiam karna emang iya tujuan dia ngejar ngejar Faza karna dia cowok terganteng di SMA, cuek, cool, bad boy, kaya raya juga.

"Kenapa diam? Bener kan!"Faza.

" Jadi gini Za, mmm..." Gladis gelagapan.

"Hahaha dasar cewe, kalo gak tampang ya duit, mending kita putus baik- baik kaya gini, lo masih bisa jadi temen gue." Faza.

Gladis yang kepalang malu karna ketahuan memutuskan putus sama Faza.

Dan masalah itu selesai, sampai dimana hari keberangkatan  Faza kuliah di America di stanford university.

Bandara Soekarno hatta

Sebagai seorang ayah Frans tak tega anaknya akan pergi jauh, tapi ini demi kebaikan dirinya dan keluarga nya serta masa depannya.

Sedangkan Monica menangis memeluk anak semata wayangnya.

Mereka bisa berkunjung kesana tapi berbeda dengan tinggal tiap hari dan melihatnya setiap jamnya.

Faza memeluk bokap nyokapnya lalu menghampiri 1 keluarga lagi yaitu Vandra, Mia Dan Zia.

"Semangat ya tuan muda." Mia.

Faza tersenyum tipis dan hendak menjabat tangan Mia, namun langsung tangan Vandra yang ia salami.

"Gak usah genit lagi, belajar yang giat, jangan main cewek, otak kamu tuh encer! jangan di buat beku sama pergaulan kagak jelas, kasian istri masa depan kamu nanti." Vandra.

Faza merasa dongkol tapi ia menerima ceramah dari Vandra.

"Iya om, eh pak Vandra." Sambil nyengir kuda.

Faza melihat ke arah Zia yang sembunyi dibelakang kaki Vandra.

"Cil, lu gak mau pamitan sama gue? Masa kakak ganteng kaya gini di anggurin." Faza.

"Ck," Vandra berdecak "Za, kamu udah godain istrinya jangan anaknya juga di godain. Pamer pesona mulu, udah tanda-tanda casavona." Vandra yang kepancing amarahnya, sama cape ngomong sewot panjang lebar.

"Pak Vandra marah mulu, awas tensinya naik." Faza tak kalah julid.

Monica dan Frans hanya diam menyaksikan anaknya yang berdebat sama Vandra. Selama gak bikin ulah Faza didiamkan, hanya di pantai.

"Udah ayah, jangan marah-marah Zia pen cepet pulang." Zia.

"Zia, kakak pamit ya." Faza yang langsung mengucapkan kalimat itu, "Belajar yang rajin, siapa tau nanti kita ketemu kamu udah sukses, aku juga udah sukses. " Lanjutnya.

"Iya, iya. Sana om pergi." Jawabnya, sambil membelakangi Faza.

Faza mendekati Zia, Vandra hendak menghalangi namun ditahan Mia.

Faza membalik tubuh Zia, dan dia terkejut melihat Zia yang menangis.

"Cil kamu nangisin kakak? " Faza.

"Enggak, cuman ke lilipan lalat aja tadi." Zia dengan air matanya yang berderaian.

"Mana Ada lalat ngelilipin mata? " Faza sambil menahan tawa lalu jongkok menyamakan tingginya dengan bocah julid nya.

"Ada, nih di depan Zia." Zia.

Faza langsung tersentuh oleh ucapan Zia, padahal Zia berkata julid tapi kaya perkataan sedih dan penyemangat. Lalu meluk Zia, walau penuturan katanya kayak bahasa alien. Faza,dia paham artinya Zia sedih karna dirinya.

"Ye...jangan nangis, kan nanti bisa kita ketemu, kalo bokap nyokap kak Faza ke America kamu ikut aja." Faza.

Zia hanya mengangguk pelan di pundak Faza.

"Nanti pas ketemu kak Faza jangan naksir ya sama gue, kan kamu pasti remaja dan gue udah tambah ganteng. "Faza.

" Gak lah, om pasti udah tua. " Zia sambil sesegukan.

"Mana ada, coba Zia liat papa Zia umur 32 aja masih ganteng dan keren." Faza, keceplosan mengakui Vandra keren.

"Itukan papa Zia, bukan om Faza." Zia.

"Ck, " Faza berdecak walau dirinya di julid-in dia bersikap tenang hari ini, lalu menuil hidung mungil Zia, "Gini baru Zia, julid soalnya. Udah ya kakak pamit." Faza sambil tersenyum.

Faza memasuki pesawat dan tak lama pesawat itu terbang ke tempat tujuan Faza. Mereka menjalani kehidupan masing-masing karna selepas seminggu kepergian Faza, Mia memutuskan berhenti bekerja, Vandra juga berhenti mengajar di sekolah karna misinya Sudah selesai.

Sesuai kecurigaan Faza bahwa Vandra menjadi mata-mata untuk kakeknya, disalah satu sekolah besar itu Ada mata-mata di negeri musuh berstatus guru juga, orang itu sudah tertangkap dan dibawa ke markas kakeknya.

Lalu dia dan anak istrinya bisa menjalani kehidupan normal yang mereka impikan,Mia membuka  sekolah bimba untuk anak-anak, lalu Vandra bekerja menjadi polisi dan Zia focus belajar.

13 tahun berlalu

Angin malam cukup dingin. Ada beberapa motor melaju dengan cepat disaat jalanan cukup sepi.

Bukan hanya cowo yang mengendarai disana ada 4 cewe juga yang sedang mengendarai motor dengan cepat mereka sedang balap motor.

Mereka melewati jalanan dengan kecepatan penuh, mereka hendak melewati tikungan

Dan disaat waktu bersamaan Ada sebuah mobil.

Ckit mobil mengerem mendadak.

Dan

Gubrakk

Bruk

Bruk

Bruk

Motor yang paling depan pemimpin balapan itu jatuh dari sepeda motor lantaran mengerem mendadak dalam kecepatan penuh.

Motornya terlempar tak jauh darinya dan sang pengendara tidak terluka parah hanya kaki saja yang kesleo serta bibirnya yang pecah menabrak Helm karna dia melimpat dari motor setelah mengerem.

motor menciptakan percikan api, tapi si pengendara tetap santai, untung saja helm yang ia pakai tak terbuka makanya hanya bibir saja yang pecah bukan seluruh wajahnya. sementara anggota balap liar yang lainnya masih ada di belakang cukup jauh.

Pengendara motor hendak meminta maaf pada sang empunya mobil karna dia yangg salah disini, dia yang balapan liar. Tak tanggung-tanggung motornya jatuh menabrak mobil itu, Dia sempat meremnat jaketnya takut percikan api dari motor menabrak laku membakar pengendara mobil. untungnya semua itu tidak terjadi.

Padahal ketua balapan hari ini bilang jalanan bakal sepi, makanya aman untuk balapan, Dia juga tak tanggung-tanggu gas motor dengan kecepatan penuh. Eh...malah Ada mobil yang tak terduga lewat.

Dia melepas helmnya,menampakkan seorang wanita beroaras cantik, rambut yang panjang melambai terkena angin, tak lupa bibirnya yang berdarah agak terkesan badgirl.

Dia tak lain Adalah Anzia Almana Trihaka.

dia tumbuh dengan sangat baik dan sedikit Liar.

Sementara kondisi di dalam mobil seorang pria gagah terkejut melihat siapa yang hampir merenggut nyawanya. dia bergegas membuka mobil.

"Zia? "Panggilnya.

Sementara gadis itu terdiam mematung exspresinya datar tapi hatinya ketar ketir "Mampus,kenapa bisa Ada om Faza." Ya. pria itu Adalah Faza.