Nathan menjadi duda setelah menikah untuk ke dua puluh kalinya. Semuanya berakhir di saat malam pertamanya. Dia tak bisa melakukan kewajibannya pada istrinya hingga membuatnya mendadak untuk kesekian kalinya.
Jovita seorang gadis yang menikah dengan Deon karena suatu perjodohan dan tanpa ikatan cinta di antara mereka. Di malam pertamanya setelah menikah, Deon bersama wanita lain untuk menghabiskan malamnya.
Karena sering diabaikan oleh Deon, Jovita akhirnya mencari kesenangan sendiri. Secara tak sengaja dia bertemu dengan Nathan.
Awalnya hubungan mereka hanya teman biasa. Namun Nathan menaruh rasa pada Jovita yang mempunyai paras mirip seperti Cinta Pertamanya yang telah meninggal.
Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta mereka? Apakah mereka bisa bersatu atau hanya sekedar menjadi teman saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ruby kejora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 17 Pinjam Bahu
Jovi memejamkan mata saat melihat adegan yang seharusnya ia lakukan bersama Deon, namun pria itu lakukan dengan wanita lain yang ia sendiri tidak mengenal siapa wanita itu.
“Deon... kau biadab !” umpat Jovi dalam hati sangat mengutuk sekali perbuatan pria itu yang selingkuh di depan matanya. “**** ! Terkutuk kau !” Jovi hanya bisa menahan amarahnya sambil mengepalkan tangannya erat.
Ia pun tak mau berlama-lama di sana dan melihat hal menjijikkan itu dan segera pergi dari sana tanpa bersuara agar tak ada yang mengetahui kedatangannya.
“brak !” Jovi seorang gadis lembut sampai membanting pintu kamar begitu ia tiba di sana karena merasa kesal dengan perbuatan Deon.
Selama ini yang ia tahu Deon pria lembut dan baik hati padanya. Bahkan pria itu mau bersabar hingga ia bisa membuka pintu hatinya untuk dirinya. Namun apa realita yang barusan ia lihatnya sungguh bertolak belakang dengan sikapnya itu. Bagaimana bisa Deon ternyata menjalin hubungan dengan seorang wanita di belakangnya.
“Sial ! Dia menipu ku !” Jovi berteriak dengan rasa amarah yang memuncak dan merasa bodoh sekali begitu mudahnya ia percaya pada pria penipu itu. “Aku tidak mau di sini !”
Jovi berdiri kemudian keluar dari kamar itu. Ia berlari keluar dari villa tanpa tujuan yang jelas.
“Ayah... ibu... aku harus bagaimana ?” Jovi berjalan gontai setelah berada jauh dari villa Deon dan ia tak tahu Sudah berapa lama dia berada di jalanan tanpa mengenakan alas kaki atau pun jaket.
Di tengah jalan, hujan deras dengan tiba-tiba yang membuat pandangannya sedikit kabur di tengah derasnya guyuran air.
“din...” Jovi mendengar klakson mobil dan melihat kilau lampu mobil yang menyilaukan mata.
Flash back berakhir.
Nathan menatap Jovi yang masih tertutup dengan sedih tanpa tahu sebabnya. Ingin rasanya dia mendekap gadis itu karena mirip sekali dengan Qiana untuk menenangkan gadis itu, namun terpaksa ia mengurungkan niatnya itu karena ia sadar gadis itu bukanlah Qiana.
“Hey ada apa dengan mu ?” Nathan melihat gadis itu tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan wajah yang basah oleh air mata.
Bukannya menjawab, Jovi malah semakin menangis menjadi di depan Nathan.
“Boleh aku pinjam bahu mu ?” ucap Jovi tiba-tiba setelah tangisnya sedikit reda teringat kembali apa yang telah Deon perbuat dengan wanita lain di malam pernikahannya.
Nathan tak menjawab dan Jovi segera menarik Nathan dalam dekapannya tanpa menunggu persetujuan dari pria itu.
“Hiks...” Jovi kembali menangis sejadinya di depan Nathan, tepatnya di bahu pria itu. Ia menumpahkan segala sedihnya di sana. “Apa yang sebenarnya terjadi pada gadis ini ?” Nathan bingung dan terkejut saja pada sikap Jovi. Dan ia pun hanya bisa memeluknya dan mengusap rambutnya, seperti yang sering ia lakukan pada Qiana dulu saat gadis itu sedang bersedih.
Satu jam tepat Jovi menangis di bahu Nathan dan saat ini air matanya sudah surut.
“Terima kasih.” Jovi melepaskan pelukannya dari Nathan setelah ia merasa jauh lebih baik daripada sebelumnya dan merasa sedikit lega setelah kesedihannya berhasil ia luapkan.
Gadis itu kembali diam dan menundukkan kepalanya, merasa malu telah memeluk lelaki yang sama sekali tak ia kenal.
“Hey, boleh aku tahu siapa nama mu ?” ucap Nathan setelah mereka terdiam cukup lama. “Jovita, panggil saja aku Jovi. Dan kau ?” balasnya menatap Nathan sambil menghapus sisa air mata di pelupuk matanya. “Nathan.” jawabnya lebih singkat lagi.
Suasana kembali hening, karena Jovi kembali diam dan menundukkan kepalanya.