Samara wanita yang bergelar Sarjana Ekonomi, terpaksa menjadi seorang pembantu, karena ia tidak bisa meninggalkan ketiga buah hatinya yang masih kecil. Samara mau melakukan pekerjaan apapun yang penting halal, dan ia juga bekerja keras demi menghidupi, kondisi keuangan suaminya yang sedang berada di bawah.
Akan tetapi pekerjaannya saat ini.
Bisa mengetahui kebohongan yang selama ini suaminya tutupi.
Suami yang selama ini ia cintai, telah berkhianat dan membagikan rasa cintanya kepada perempuan lain.
Akankah Samara bertahan dengan suaminya, atau memilih mengakhiri rumah tangganya, yang sudah berjalan selama 10 tahun......???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurselah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Pergi ke pulau Dewata Bali
Samara yang tidak bisa mengontrol emosinya. Karena melihat Arsyaka dan Chelsea bermesraan di depan matanya sendiri, segera pergi menghampiri mereka berdua.
Rayanza yang memang mengikuti Samara pergi, bergegas menghampiri Samara. Saat Rayanza sudah berada di dekat Samara, ia segera menutup mulutnya Samara, dan membawanya keluar dari rumah baru milik Arsyaka.
"Hmmmz!" Samara memberontak dan mencoba melepaskan diri.
Rayanza terus berusaha menarik paksa Samara, dan membawanya pergi meninggalkan rumah baru milik Arsyaka.
Saat sudah jauh dari rumah baru milik Arsyaka. Rayanza membuka mulutnya Samara, dan ia juga segera melepaskan pelukannya pada Samara. Karena Samara terus memberontak. Samara yang sudah terlepas, segera membalikkan badannya. Untuk melihat orang yang telah mengganggu aksinya, yang akan melabrak Arsyaka dan Chelsea.
"Ray!" Samara kaget melihat Rayanza berada di depannya.
"Samara, kamu harus menenangkan diri. Jangan langsung melabrak mereka berdua, lebih baik kita buat rencana yang baik. Agar Arsyaka menyesal telah melukai hatimu," ucap Rayanza.
Samara yang tengah kecewa atas pengkhianatan dari suaminya, tidak menjawab ucapan dari Rayanza. Samara malah semakin bersedih. Karena ia terlalu percaya dengan Arsyaka suaminya, sehingga membuat dirinya terluka seperti ini.
"Ayo, kita masuk ke dalam mobilku." Rayanza mengajak Samara masuk ke dalam mobilnya.
Samara pun mengikuti ajakan dari Rayanza, dan ia segera masuk ke dalam mobil Rayanza.
Rayanza yang melihat Samara sudah berada di dalam mobil, ia pun segera mengendarai mobilnya. Untuk pergi menjauh dari rumah baru milik Arsyaka.
Di dalam mobil.
Samara terus saja menangis. Rayanza yang melihat itu, segera menghentikan mobilnya.
"Ara! Hapus air matamu itu. Kamu tidak pantas, menangisi lelaki seperti itu." Rayanza memberikan tisu kepada Samara.
"Aku, bodoh Ray. Terlalu percaya dengan ucapan Arsyaka, padahal! Sebelum aku melihat mereka berdua di rumah tadi. Aku sudah melihat foto mereka berdua di dalam kamar wanita itu," ucap Samara sambil menghapus air matanya.
Rayanza yang mendengar ucapan dari Samara mengkerutkan keningnya.
"Maksud kamu bagaimana?"
"Aku bekerja menjadi pembantu di rumah selingkuhannya Arsyaka." Samara pun menceritakan kepada Rayanza, tentang pekerjaannya sebagai pembantu di rumah Chelsea. Karena ia ingin membantu keuangan Arsyaka, yang di turunkan dari jabatannya. Sehingga Samara mau berjualan kue, dan bekerja menjadi pembantu di rumah Linda ibunya Chelsea.
"Ternyata Arsyaka menutupi kenaikan jabatannya dari Samara, aku harus membantu Samara," batin Rayanza.
"Oh iya Ray! Kamu kenapa bisa berada di dalam rumah baru milik Mas Syaka?" tanya Samara yang penasaran dengan kedatangan Rayanza, yang berada di dalam rumah baru milik Arsyaka.
"Tadi aku melihat kamu keluar dari restoran Andini Food, dan pergi menggunakan taksi. Padahal motor kamu ada di parkiran restoran Andini Food, aku khawatir melihat kamu pergi dengan kondisi sedang bersedih. Maka dari itu! Aku mengikuti kemana kamu pergi," jawab Rayanza yang memberitahukan kepada Samara. Karena ia telah mengikuti Samara, yang pergi ke rumah baru milik Arsyaka.
"Terus kenapa kamu mencegah aku melabrak Mas Syaka dan Chelsea? Harusnya aku memberikan pelajaran kepada mereka berdua terlebih dahulu," gerutu Samara yang kesal. Karena ia tidak bisa melabrak Arsyaka dan Chelsea.
"Apakah dengan cara melabrak mereka berdua kamu akan merasa puas? Kepuasan yang kamu dapatkan hanya sementara, lalu setelahnya apa yang akan kamu lakukan lagi? Menangis!" Rayanza menatap mata Samara.
"Kamu jangan tunjukkan kesedihan kamu di depan mereka berdua. Karena dengan begitu! Selingkuhannya Arsyaka akan merasa menang. Jadilah Samara yang kuat, dan tutupi kesedihan kamu di depan mereka berdua. Aku akan membantumu Ara," lanjut Rayanza sambil menghapus air mata Samara.
"Yang di katakan oleh Ray memang benar, aku tidak boleh menangisi lelaki seperti Mas Syaka. Aku akan membuat kamu menyesal Mas! Karena kamu yang telah menghancurkan pernikahan ini. Dan terima kasih, kamu dan ibumu telah menyuruh aku bekerja. Sehingga pada akhirnya, aku bisa mengetahui perselingkuhan kamu dengan Chelsea." Samara membatin, dan berusaha menguatkan dirinya. Agar bisa membalas sakit hati, yang telah Arsyaka berikan kepadanya.
"Ara, kita akan pergi ke mana?" tanya Rayanza yang melihat Samara tidak bersedih lagi.
"Antarkan aku ke restoran Andini Food lagi. Karena aku menitipkan ketiga anakku pada Nayla," jawab Samara.
"Baiklah," sahutnya.
Rayanza pun segera menyalakan mesin mobilnya. Untuk mengantarkan Samara pergi ke restoran Andini Food.
______
Sementara itu.
Arsyaka dan Chelsea yang sedang berada di dalam kamar, dan sudah selesai melakukan aktivitas hangat. Mereka berdua segera mandi dan turun ke bawah. Karena mereka berdua akan pergi meninggalkan rumah barunya. Untuk mempersiapkan rencana pernikahan mereka berdua, yang akan di adakan besok di sebuah hotel bintang lima di pulau Dewata Bali.
Karena saat mereka berdua mengantarkan Linda ibunya Chelsea, ke tempat arisan yang di adakan di rumah ibu Prita. Mereka bertiga bertemu dengan Retno ibunya Arsyaka, yang ternyata juga berada di dalam rumah ibu Prita. Di dalam ruang tamu rumah ibu Prita itulah, rencana pernikahan Arsyaka dan Chelsea di umumkan langsung oleh Retno. Agar ibu-ibu arisan yang datang percaya, dengan semua ucapan dari Retno.
"Hanny, yuk kita pergi sekarang ke bandara." Arsyaka mengajak Chelsea pergi ke bandara Soekarno Hatta.
"Iya Mas sebentar lagi, kamu sih tadi pake acara minta jatah segala. Udah tau besok kita akan menikah, dan hari ini kita akan pergi ke Bali. Untung saja keberangkatan naik pesawatnya masih lama," sahut Chelsea.
"Kalau sudah lihat kamu, bawaannya selalu saja ingin melakukannya." Arsyaka menghampiri Chelsea yang sedang duduk di meja rias. Arsyaka pun kembali mencium pipi Chelsea, dan memeluk Chelsea dari belakang.
"Udah aaah Mas, kalau begini terus. Nanti junior kamu bangun lagi, dan lama lagi kita pergi ke bandaranya. Mama papaku sudah berada di Bali, dan pastinya ibu kamu dan Siska menunggu kedatangan kita berdua. Yuk kita pergi sekarang!" Chelsea mencoba melepaskan pelukan dari Arsyaka.
"Iya Hanny." Arsyaka mencium pundak Chelsea. Sebelum Arsyaka melepaskan pelukannya.
Mereka berdua segera naik mobil, dan pergi meninggalkan rumah barunya. Untuk bergegas pergi ke bandara Soekarno Hatta, menuju bandara Ngurah Rai Bali. Karena acara pernikahan Arsyaka dan Chelsea, akan diadakan di pulau Dewata Bali.
Saat di perjalanan menuju bandara Soekarno Hatta. Arsyaka mendapatkan panggilan telepon dari Samara, tapi panggilan dari Samara di hiraukan begitu saja oleh Arsyaka.
"Siapa sih Mas yang terus menelepon kamu?" tanya Chelsea.
"Dari....."
"Pasti dari dia kan? Sudah angkat saja Mas, dan beritahu kepadanya. Kalau Mas ada tugas di luar kota," ucap Chelsea yang menyela ucapan dari Arsyaka.
"Tapi dia tidak mungkin percaya, kalau Mas mengatakan itu. Karena Mas bilang kepadanya! Kalau Mas di turunkan jabatannya menjadi staf biasa, dia tidak akan percaya dengan alasan itu. Sudahlah hiraukan saja panggilannya, dan Mas akan matikan handphonenya. Agar dia tidak bisa menghubungi Mas lagi." Arsyaka pun segera menonaktifkan handphonenya.
Sesampainya di bandara Soekarno Hatta. Retno dan Siska beserta ibu-ibu arisan, yang akan ikut menghadiri pesta pernikahan Arsyaka dan Chelsea. Menunggu kedatangan mereka berdua, yang baru saja sampai di bandara Soekarno Hatta.
"Kalian berdua datangnya lama sekali," gerutu Retno yang sudah dari tadi menunggu kedatangan Arsyaka dan Chelsea.
"Maaf Bu. Arsyaka harus minta izin terlebih dahulu, dan bosnya minta Arsyaka menyelesaikan tugas terlebih dahulu. Sebelum Arsyaka mengambil cuti," kilah Arsyaka kepada Retno ibunya.
"Ibu tidak usah marah sama Mas Arsyaka, toh jadwal jam keberangkatan pesawatnya belum ketinggalan." Chelsea membela Arsyaka.
"Nih Bu tiket pesawatnya." Arsyaka memberikan tiket pesawat kepada Retno ibunya.
Retno pun segera mengambil tiket pesawat, dan membagikannya kepada ibu-ibu arisan yang akan menghadiri acara pernikahan Arsyaka dan Chelsea.
"Yuk, kita semua naik ke pesawat. Karena tidak lama lagi, pesawatnya akan berangkat." Arsyaka mengajak mereka semua. Untuk masuk ke dalam pesawat terbang, yang akan menuju bandara Ngurah Rai Bali.
