Mika dan Rehan adalah saudara sepupu.
mereka harus menjalani sebuah pernikahan karena desakan Kakek yang mana kondisinya semakin memburuk setiap hari.
penuh dengan konflik dan perselisihan.
Apakah mereka setuju dengan pernikahan itu? Akankah mereka kuat menghadapi pernikahan tanpa dasar cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pe_na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Reuni SMA.
HAPPY READING...
***
Pria itu telah mandi dan berganti pakaian. dengan jas hitam dan dasi yang senada dengan warna gaun yang Mika kenakan, Rehan terlihat sangat mempesona.
Garis kokoh wajahnya, bentuk rahangnya benar-benar membuat setiap orang yang menatapnya akan terpesona. bahkan Mika saja, sempat sampai tak bisa berkedip melihat suaminya itu.
tapi tentu saja nalarnya menyadarkan Mika untuk tidak mengagumi sosoknya.
"Kalian terlihat serasi..." ucap Gea. entah berapa kali wanita beranak 1 itu memuji pasangan muda di depannya. begitu juga dengan Rio,suaminya.
"Mau mengabadikan potret sebelum pergi?" ucap Rio. sayang sekali jika Rehan dan Mika tidak mengambil foto mereka. melihat momen ini yang mungkin tak akan bisa terulang setiap tahunnya.
Tanpa banyak bicara, Rehan menarik pinggang Mika. membuat gadis itu mendekat dan menempel padanya. untung saja Mika tak terjatuh apalagi saat ini ia tengah memakai sepatu hak tinggi.
Rio tersenyum. segera mengambil ponsel disakunya dan berhitung.
1 2 3 ..
Banyak foto yang ia ambil dari pose Rehan dan Mika. bahkan ada juga saat Mika cemberut.
"Aku akan mengirimnya nanti..." ucap Rio pada Rehan. "Sayang.. aku tunggu di mobil.." teriaknya pada Gea dan meninggalkan Rehan dan Mika.
sekarang kembali pada mode galaknya.
BUUKKK... Mika dengan entengnya memukul bahu Rehan yang telah seenaknya memeluk pingganya tadi.
"Apa?" protes Rehan.
"Kenapa kau memelukku segala?" gerutu Mika. bahkan ia juga tak tau bagaimana hasil fotonya tadi. apakah buruk? bahkan Mika tak sempat memperbaiki posisi rambutnya gara-gara terkejut dengan perilaku Rehan.
"Apa wajar mengambil foto dengan jarak berjauhan?" protes Rehan. wajar kan kalau ia menarik tubuh Mika mendekat kearahnya. toh gadis itu tak sampai terjatuh juga.
"Tapi aku kan terkejut... dan aku juga belum siap tadi..." keluh Mika.
"Lagian mau bersiap sebagaimanapun kau tidak ada bedanya, jelek!" ejek Rehan menyebalkan bagi Mika.
membuat gadis itu mengepalkan tangan dan ingin rasanya memukul pria kurang ajar itu. sedangkan Rehan hanya berlalu pergi dengan senyuman yang menjengkelkan. seolah Mika benar-benar jelek di mata pria itu.
Mika berlari mengejar Rehan. menuju ke mobil mereka. "Benarkah? aku jelek? baiklah.. aku akan perlihatkan bagaimana pesona seorang Mika nanti.." ucapnya menantang. Mika ingin Rehan melihat bahwa dirinya memiliki daya tarik tersendiri. Mungkin emang dimata pria itu Mika terlihat jelek, tai tidak dimata pria lain. bukan kepedeaan atau terlalu menyombongkan diri, tapi itulah faktanya.
"Lihat saja nanti..." tambah Mika.
Mobil yang dikendarai Rehan membuntuti mobil yang dikendarai Rio bersama istri dan anaknya. mereka tengah menuju ke tempat Reuni diadakan.
Sebuah Kafe yang Mika saja belum pernah kesana karena memang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka.
Hingga 1 jam lamanya, mereka baru tiba. Mika berjalan bersama dengan Rehan. sedangkan Rio asyik menggendong putrinya di belakang mereka bersama sangat istri.
Mika mengedarkan pandangannya. benar.. seharusnya ia memang bisa menolak untuk menemani Rehan ke acara seperti ini. nyatanya jantung Mika berdetak kencang. ia bingung menghadapi situasi dimana ia tak punya siapapun di acara Reuni seperti ini. tak ada yang Mika kenal sama sekali.
Pegang tanganku... begitu sorot mata yang Rehan tujukan padanya. Walaupun sempat ragu, pada akhirnya Mika benar-benar menggenggam tangan pria itu dan masuk ke dalam tempat itu.
Alunan musik sudha terdengar memeriahkan acara. terlihat beberapa orang bergerombol dan asyik entah membicarakan apa. tapi yang jelas ada sebuah kepercayaan diri yang tampak dan patut untuk di perlihatkan pada semua orang. entah itu karir atau kekayaan sebagai bentuk pencapaian selama ini.
Bahkan tak hanya itu saja. beberapa dari mereka juga terlihat menghias diri dengan barang-barang mewah. entah itu pakaian, jam tangan ataupun tas bagi para wanita. Jelas Mika tau hal itu, karena ia pun lahir dari golongan atas.
Seperti ajang pamer gak sih? batinnya bicara.
Mereka terus berjalan. hingga sebuah suara membuat Mika hanya terpaku pada sosoknya.
"Rey..." teriaknya sambil melambaikan tangan. dari banyaknya orang, hanya 1 ormag yang Mika kenal. Sandi. ya.. pria itu terlihat melambaikan tangan ke arah Rehan. mrmbuat langkah kaki Mika dan Rehan menuju kesana.
Saling tonyor, tertawa, itulah yang diperlihatkan dalam lingkaran persahabatan antara Rehan, Sandi dan juga Rio. bahkan mereka benar-benar terlihat bahagia berada di tempat seperti ini dengan orang-orang yang dicintainya. Sandi terlihat beberapa kali menyentuh pipi putri Rio dan Gea. memperlihatkan kegemasannya pada bayi mungil itu.
Mika yang melihat keakraban Gea dengan para sahabat suaminya itupun takjub. bahkan ia tak bisa semenyenangkan seperti sosok Gea.
"Tunggu.. apa ini Mika?".
Sandi seolah tak percaya melihat sosok gadis di samping Rehan. dan kenapa ia sampai tak menyadari hal itu sejak awal.
"Benar... kenapa kau terlihat sangat cantik sekali? bukan... kau bertambah cantik dari biasanya... "pujinya.
sedangkan Mika hanya tersenyum, "Halo Kak..." sapanya.
"Kau sangat cantik Mik..." ulang Sandi dengan penampilan Mika saat ini.
"Terimakasih..." jawab Mika.
"Ck..." membuat Rehan mendengus kesal.
"Sudahlah San.. kau membuat Rehan cemburu..." ledek Gea. dan Rio juga setuju dengan ucapan sang istri. karena Rehan terlihat tak suka dengan cara Sandi memuji Mika.
"Benarkah? Rey.. Hati-hati, aku secara terang-terangan menjadikanmu saingan..." ucap Sandi. entah itu sebuah gurauan atau serius. sedangkan Rehan terlihat acuh. pria itu justru mengedarkan pandangannya seolah sedang mencari seseorang dari banyaknya kerumunan di depan sana.
Acara pun dimulai. Beberapa orang mulai mencari tempat duduk masing-masing. Rio dan Gea, juga Sandi entah pergi dan duduk dimana. sedangkan Mika masih berdiri bersama Rehan karena pria itu sedang mengobrol dengan teman lainnya. Tangan Rehan masih menggenggam tangan Mika. seolah tak mau terpisah sedetikpun.
Hingga pembincangan itupun selesai.
"Dimana Sandi dan lainnya?" gumam Rehan. menyadari kalau kedua sahabatnya itu tak terlihat.
"Aku tidak tau..." jawab Mika sambil terus mengedarkan matanya. mungkin karena banyak orang, Mika menjadi tak bisa fokus.
"Itu mereka..." tunjuk Rehan dan langsung berjalan sambil menggandeng Mika mengikuti langkahnya.
Rehan sudah melihat meja dimana Sandi, Rio dan Gea berada disana. tapi langkah kaki pria itu terhenti saat di depannya da seorang wanita.
Aduhhh.. apa yang terjadi? bahkan Mika yang berjalan di belakangnya sampai menabrak tubuh Rehan karena pria itu berhenti tiba-tiba
Mika mencondongkan tubuhnya ke samping untuk melihat rintangan apa yang membuat Rehan sampai berhenti berjalan. Siapa dia? batin Mika bicara setelah melihat seorang gadis berdiri di depan Rehan dengan senyuman manis. bukan! senyuman yang menyimpan begitu banyak misteri.
"Hai Rey... lama tidak bertemu...".
Masih dengan banyak pertanyaan di dalam kepala, Mika semakin terkejut ketika wanita berambut panjang yang sengaja tergerai itu menyapa Rehan. mereka saling mengenal? batin Mika. sedangkan Rehan tak bersuara.
Pria itu justru semakin erat menggenggam jemari tangan Mika.
"Kau kemari dengan-?".
saat itulah Mika tersenyum, memperlihatkan bahwa Rehan datang bersamanya.
"Kekasihku..." ucap Rehan singkat.
"Oh..". dan senyum manis dari wanita di depan saja seakan berubah. entah kenapa Mika merinding melihatnya. padahal senyum itu seperti senyum normal pada umumnya.
MC mulai memimpin acara.
Rehan seakan tak mau berlama-lama bertemu dengan wanita di depan sana. tanpa meminta ijin, Rehan membawa Mika melangkah melewati wanita itu dan menuju ke meja dimana Rio dan Sandi berada.
"Rey, dia..?" tanya Mika. tapi genggaman tangan Rehan semakin erat. bahkan terasa menyakitinya. membuat Mika semakin meringis. Siapa wanita tadi?
sampai di tempat duduk, Mika masih bertanya-tanya. sesekali melirik Rehan yang terlihat diam tanpa senyum sedikitpun. bahkan pria itu minum air dalam sekali tenggak seperti seperti tengah memadamkan sesuatu yang panas yang sedang berkobar dalam hatinya.
Mika tak berani bertanya. gadis itu hanya diam menikmati acara yang berlangsung sambil sesekali menjawab obrolan dari Gea.
Aku benci melihatnya... batin Rehan.
***