cerita ini mengisahkan tentang persahabatan dan juga percintaan saat SMA, di mana ada 3 laki laki yang sudah bersahabat sejak SMP. salah satu dari mereka sangatlah pemilih dalam pacaran, ia adalah Arba Panjaitan. Karena hal itu, mereka pun membuat sebuah taruhan. apakah taruhan itu? dan siapa kah yang akan menang dalam taruhan tersebut? yuk tanpa berlama-lama lagi, gass langsung baca aja 😉
sebelumnya mohon di baca dulu teks di bawa!
-Di mohon untuk membaca dengan benar.
-Di mohon jangan lompat bab.
-Dan jangan bom like.
-Sebisa mungkin jadi lah pembaca setia 🙏🏻
sekian terima kasih 🙏🏻 happy reading 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 [ Konsekuensi ]
"Astaghfirullah, Liza!! Jangan membawa nama Allah dalam kebohongan kamu. Bagaimana ibuk bisa percaya, tetangga bilang. Dia lihat sendiri jika kamu di peluk oleh laki laki itu. Sangat tidak mungkin, jika kalian tidak mempunyai hubungan seperti pacaran!!." Jawab ibuk Liza yang sangat tidak bisa mempercayai anak nya lagi.
"Tapi, buk. Liza gak bohong. Laki laki itu bukan pacar Liza." Ucap Liza yang masih berusaha membela diri nya.
"Ibuk benar benar kecewa dengan kamu, Liza. Kamu tau kan konsekuensinya jika berpacaran. Ibuk tidak mau tau, besok pagi kamu harus laksanakan hukuman kamu?!." Jawab ibuk Liza yang sudah sangat kecewa dengan Liza, lalu ia pun pergi meninggalkan Liza yang menunduk sedih.
"Ya Allah, kenapa aku dilahirkan di keluarga yang seperti ini, ya Allah. Aku cape." Batin Liza yang sudah sangat frustasi menghadapi aturan aturan yang keluarga nya buat. Walaupun itu untuk kebaikan nya sendiri.
...----------------...
Keesokan paginya....
Pagi pagi buta, Liza sudah berada di sungai, ia terlihat sedang mengumpulkan batu batu kecil yang ada di pinggir Sungai, dengan kaki yang tidak menggunakan sendal. Hukuman yang di buat orang tua nya untuk anak yang melanggar aturan, adalah pergi ke sungai di pagi hari untuk mengumpulkan 2 ember batu kecil yang ada di sungai, lalu pulang membawa 2 ember penuh dengan kaki yang tak menggunakan sendal.
Orang sekitar rumah Liza merasa kasihan setiap kali melihat Liza ataupun adik nya yang harus pulang membawa ember yang berisi batu dengan tidak menggunakan sendal, saat terkena hukuman. Sudah banyak yang mencoba menegur ibuk Liza untuk jangan terlalu kejam pada anak. Namun ibuk Liza tetap pada pendiriannya.
dan hal itu tidak membuat Liza menjadi lemah ataupun sedih, walupun harus menjalankan hukuman. Liza tetap happy dan terus berusaha mengibur diri nya, dengan cara seperti melempar batu ke sungai untuk melihat seberapa jauh ia melempar batu nya, atau mencari buah buahan yang ada di sekitar sungai. Inti nya Liza tak ingin terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan.
...----------------...
"Kakak." Panggil seseorang dari belakang punggung Liza.
"Nathan...kamu ngapain ke sini, mana belum mandi lagi, kamu itu sekolah hari ini, Nathan. Nanti ibuk marah kalo kamu telat!." Omel Liza pada adik nya yang bernama Nathan Saputra.
"Nathan Mau bantuin Kakak kumpulin batu nya, Biar kakak gak telat juga." Jawab Nathan yang berniat ingin membantu Liza agar ia juga tak telat ke sekolah.
"Udah kamu pulang aja, ini bentar lagi selesai kok." Ucap Liza yang tak ingin merepotkan adik nya.
"Gak mau, pokoknya Nathan mau bantuin kakak!." Jawab Nathan yang tetap kekeh ingin membantu Liza mengumpulkan batu.
"Kamu dengerin kakak, Nathan. Ibuk bakal menghukum Nathan juga, kalo Nathan telat ke sekolah." Beri tau Liza, agar adik nya itu mau menuruti perkataan nya.
"Nathan gapapa, kak. Asal kan Nathan di hukum nya bareng kakak." Jawab Nathan yang tak masalah jika di beri hukuman, asalkan mengerjakan nya bersama sang kakak.
"Yee dasar, dihukum ngajak ngajak kamu mah." Ucap Liza sembari mengacak acak rambut Nathan.
"Tuhh liat tuhh, muka bantal nya masih keliatan. Buruan mandi biar ganteng lagi." Ucap Liza yang memperhatikan wajah Nathan yang seperti nya baru bangun tidur.
"Kakak juga mandi dong, biar cantik juga." Jawab Nathan sembari mencipratkan air sungai ke arah Liza.
"Dingin, Nathan!." Protes Liza yang merasa kedinginan saat di cipratkan air sungai oleh Nathan.
"Nihh dingin kan?!." Tanya Liza sembari membalas mencipratkan air sungai ke arah Nathan. Nathan pun kembali mencipratkan air sungai ke kakak nya. Hingga akhirnya mereka pun basah kuyup, dan memutuskan untuk mandi di sungai.
...----------------...
to be continued ~~~
Alhamdulillah, author bisa Sempatin buat up, walaupun bab kali ini pendek. akhirnya acara gerak jalan nya udah selesai besok di lanjutkan dengan karnaval. Ngomong Ngomong soal karnaval, kalo kalian ikut karnaval, suka nya pakai kostum apa?
jangan lupa dukungan nya 😉
Aku author Tanz >.<
Sekian, terima kasih 🙏🏻
See you tomorrow, my month 👋🏻
Kenapa Zionku tiba-tiba nongol?😂
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗