Aku menikahi seorang pria kaya raya, pernikahan tanpa restu membuat aku di benci oleh seluruh keluarga suamiku.
Bahkan kedua mertuaku ingin melenyapkan aku demi membuat putranya menikah lagi dengan wanita pilihan mereka.
Demi menyelamatkan anak dalam kandunganku, aku melarikan diri
dengan bantuan Helen seorang kepala pelayan yang pernah ku tolong, aku di kirim ke luar negeri tinggal bersama Shanon adiknya.
Shanon dan Ben mengangkat aku sebagai anak dan mewarisi beberapa aset serta perusahaan, hingga akhirnya aku menjadi wanita yang kaya raya, sukses dan terkenal.
Enam tahun berlalu,
Berita mengejutkan datang dari mamaku, beliau Koma di rumah
Aku kembali ke tanah air dengan membawa kedua anakku yang berusia Lima tahun.
Sesampainya aku di tanah air sebuah Misteri sakitnya mamaku terungkap, ternyata skandal percobaan pembunuhan terkuak membuat aku shock dan tak percaya.
Aku membenci dan sangat membenci mereka yang sudah berbuat jahat pada keluargaku.
pembalasan dendamku pun di mulai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desire pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manekin Hidup
"Baru tahu kan aku keren kakak sok cool??" gumam Alexa dalam hati melihat beberapa kali Alexi terkejut
ia memang secara tak sengaja melihat dua pria itu, setelah di perhatikan mereka selalu membuntut.
Alexa sudah bersiap jika mereka orang jahat,
Alexa memang kurang begitu menguasai bela diri, jika pun bisa, tubuh kecilnya akan kalah dengan orang dewasa sehingga ia menciptakan alat untuk pengamanan dirinya.
namun kedua pria itu tak kunjung bertindak.
setelah memperhatikan seksama baru ia tertawa kecil, kedua pria itu Alexa yakini sebagai anak buah Om Reymond
"Mama,
apakah mama juga tahu kalau itu adalah bodyguard yang dikirim oleh Raymond untuk melindungi si kembar dan kak Milla?????"tanya Prilly ingin tahu kebenarannya
Benar sayang.
mama sudah diberitahu oleh Camilla jika mereka dikawal oleh bodyguard secara diam-diam namun kakak mu itu tak ingin kedua anaknya tahu yang akan membuat keduanya merasa tak nyaman karena terus dibuntuti oleh bodyguard yang dikirim oleh Reymond"
"Apa di sini hanya aku saja yang tidak tahu"tanya Prilly seolah bertanya pada dirinya sendiri
"Mungkin"ucap Helen santai langsung menghampiri si kembar yang sedang asik makan
Setelah selesai makan mereka lalu melanjutkan berpetualang mencoba semua permainan tangan ada di taman bermain itu.
Kali ini hanya si kembar yang naik, sementara itu Prilly mengutarakan keheranannya dan juga kekhawatirannya pada Helen mamanya
"Mah apa Mama dari tadi memperhatikan kami bermain"
"Tentu saja memangnya kenapa???" tanya Helen
"Mama lihat reaksi Alexi tidak???
setiap Kami naik sebuah wahana permainan???"
"Katakan saja apa yang ingin kau tanyakan Jangan berbelit-belit mama pusing mendengarnya"ucap Helen
"Ini berkaitan dengan reaksi yang tadi Prilly lihat mah. setiap kali kami menaiki sebuah wahana permainan kami pasti akan berteriak tertawa ngeri senang tapi mama perhatikan deh bagaimana wajah Alexi.
Bocah kecil itu seperti manekin hidup tidak bereaksi. tidak tertawa tidak tersenyum dia benar-benar seperti manekin hidup mah
aku jadi takut sekaligus Khawatir mah aku takut jika Alexi memiliki gangguan....
Kita semua tahu bagaimana kak camilla.
aku takut anak kecil itu memendam sesuatu dalam hatinya.
Atau mungkin karena ia besar tanpa ayah atau ada hal lain yang menyebabkan ekspresinya sebegitu datar"
Helen terdiam setelah ia ingat-ingat kembali yang dikatakan oleh putrinya itu benar adanya.
Sepanjang mereka bermain terlihat Alexi hanya diam santai dan menonton tak pernah terdengar tanya atau teriakan histeris pria kecil itu.
Ini sangat aneh untuk anak seusianya.
Helen merasa hatinya sakit.
ia mengira jika Alexi mengalami trauma atau sejenisnya.
Ia akan berkonsultasi pada camilla nanti, demi masa depan Alexi.
"Mama akan mendiskusikan dengan Camilla.
sementara ini bersikaplah biasa.
Prilly, sekalipun mereka berdua bukan keponakan kandungmu.
tapi mereka adalah cucu almarhum tantemu.
Sayangi mereka dengan tulus"
"Ma...
mama jangan berkata seperti itu.
percayalah, Prilly menyayangi mereka seperti mama.menyayangi mereka.
bagiku kak Camilla adalah kakakku.
jika bukan karena dia, aku mungkin tak bisa berdiri di depan mama saat ini" ucap prilly
"Benar nak, mama berhutang budi dengan Camilla.
itu tak akan pernah terbayar, karena hanya tinggal kau saja anak mama" ucap Helen sendu
"Mama....." Prilly memeluk Helen.
Prilly ikut sedih mengingat mereka hanya tinggal berdua.
Sementara itu Alexa yang sejak tadi memperhatikan Helen dan Prilly mengerutkan alisnya
"Kak, sekalipun kau terlahir special sebagai anak langka dengan gen bagus, bisakah kau mengikuti bertingkah seperti anak-anak pada umumnya???" tanya Alexa tiba-tiba mengehentikan tawanya, wajahnya yang ceria berubah serius
"Bukan urusanmu" ucap Alexi santai
Aku hanya memperingatkan kau.
nenek Helen dan Prilly sedang membicarakan kau.
apa kau pikir kelakuanmu tak aneh, dasar gak jelas"
"Maksudmu??"
"Kau seperti alien kak Alexi.
nih ngaca" ucap Alexa sewot menyodorkan sebuah cermin yang ada di liontin Alexa
"Tampan" ucap Alexi membuat Alexa menepuk keningnya sambil memutar bola mata malas
"maksudku wajahmu kaku seperti zombie"ucap Alexa sambil tertawa cekikikan
"huh"l dengus Alexi
"ah aku males berbicara denganmu kak, kau lihat saja nih"ucap Alexa sambil menyodorkan jam tangannya ke arah kakaknya.
Alexa menekan tombol lalu jam tangan itu berubah menjadi sebuah layar mini
"apa ini?????"tanya Alexi sedikit terkejut dengan perubahan jam tangan adiknya
"sesuatu yang kau tak punya, sudah cepat lihat apa yang ada di dalam layar itu"perintah Alexa pada kakaknya.
di layar mini berukuran 6 cm itu terlihat sebuah video sedang berjalan.
ternyata jam tangan Alexa merupakan kamera mini yang merekam kejadian di depannya, termasuk ekspresi wajah Alexi yang terekam di sana.
"lihat Bukankah wajahmu sangat kaku seperti manekin hidup???? Aku curiga kok itu zombie atau alien"
"sembarangan"
"atau kau adalah psikopat?????"tanya Alexa sambil terlihat berpikir keras
"imajinasimu terlalu tinggi, jangan terlalu banyak menonton film detektif atau otak kecilmu itu akan meledak"cibir Alexi pada adiknya.
namun dalam hati Alexi ia membenarkan perkataan adiknya. wajahnya benar-benar tak berekspresi.
Alexi benar-benar tak menyukai wahana permainan itu. menurutnya itu terlalu kekanak-kanakan.
"Jadi sekarang kau sudah mengerti kak???? sekalipun kau jenius dan orang yang serius, di mata mereka Kau tidak lebih dari anak kecil yang belum genap berusia 6 tahun. jadi bersikaplah senormal mungkin layaknya anak kecil atau....."Alexa sengaja tak meneruskan kalimatnya iya tersenyum usil
"atau apa???"tanya Alexi kesal
"atau Mama akan khawatir padamu. aku tahu apa yang ada di otakmu kak.
aku juga sudah menantikan kedatangan kita ke negara ini. ini saatnya kita membalas dendam pada Papa payah itu. jadi Jangan berpikir kau saja yang bisa merencanakan aksi balas dendam.
Aku benci papa karena telah membuat Mama kita sering menangis"ucap Alexi dengan tatapan penuh kebencian
"bagaimana kau tahu Mama sering menangis???"tanya Alexi tak menduga adiknya juga tahu tentang kebiasaan Kamila yang suka menangis di tengah malam
"aku serba tahu apa kau tak tahu itu???"ledek Alexa pada kakaknya
"lupakan Aku menyesal sudah bertanya padamu"
"huh begitu saja ngambek dasar bocah tua"ucap Alexa menjulurkan lidahnya.
pembicaraan mereka terhenti saat Prilly dan Helen mendekati mereka.
seperti perkataan Alexa keduanya terlihat memperhatikan Alexi.
mau tak mau Alexi mengikuti saran dari adiknya.
saat mereka menaiki sebuah wahana permainan mau tak mau Alexi mengikuti Alexa tertawa, menjerit layaknya anak seusianya.
walau Alexi merasa itu konyol ia tak mau gegabah dan membuat Helen mempertanyakan sikap nya pada mamanya.
Alexi tak mau menambah beban pikiran mamanya.
semiga keluarga yg di tinggalkan di beri kasabaran dan ketabahan 🤲🤲🤲