Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 9 - Seperti Itulah Jia
Pagi datang dan Jia bangun lebih dulu dari pada Rayden, dia langsung menyiapkan baju ganti untuk sang anak dan meletakkannya di salah satu meja.
Hari ini dia akan memandikan Rayden, menyuapi Rayden dan bermain sepuasnya dengan Rayden.
Ina yang tau keinginan sang Nyonya pun hanya tersenyum, seraya memberi waktu sebanyak-banyaknya pada Jia untuk bersama sang anak.
Jam 6 pagi Jia mulai membangunkan buah hatinya. Sebuah kecupan dia labuhkan di pipi sang anak.
Jia tersenyum riang sekali, hal inilah yang selalu ingin dia lakukan selama ini, namun selalu terhalang oleh Sofia.
"Rayden anak mommy, bangun sayang," ucap Jia dengan suaranya yang lembut, dia ingin membangunkan Rayden tanpa membuatnya terkejut.
Dilihat oleh Jia, Rayden yang mulai menggeliat, senyum Jia pun semakin merekah sempurna.
"Mommy," panggil Rayden, kini dia sudah membuka mata, bibirnya langsung tersenyum saat melihat pertama kali yang dilihatnya wajah sang ibu, bukan Ina.
"Ayo bangun, Mommy akan memandikan mu."
"Mommy serius?"
"Tentu saja."
Seketika Rayden membuka matanya lebar, segera bangun saat sang ibu membantunya untuk menyingkap selimut.
Dengan semangat dan senyum lebar keduanya masuk ke dalam kamar mandi.
Sesekali tawa terdengar dari keduanya saat Jia menggoda sang anak yang semakin besar. Menggelitik perut dan ketiaknya, lalu menusuk-nusuk pusar Rayden.
"Mommy!" teriak Rayden.
"Sstt!" Jia buru-buru memberi isyarat diam, namun malah berakhir keduanya yang tertawa bersama.
Jia memandikan Rayden, namun tubuhnya pun ikut basah juga. Rayden bahkan bersikukuh ingin membasuh wajah sang ibu.
Jadilah mereka seperti mandi berdua.
Ina yang menunggu di dalam kamar dan mendengar suara tawa itu pun ikut tersenyum pula.
Lain halnya dengan Sofia yang langsung memasang wajah dingin. Dia sungguh terkejut mendengar kegaduhan di kamar sang cucu, tidak pernah sekalipun Rayden bersikap urakan seperti itu, tertawa keras bahkan berteriak.
"Kenapa kamu membiarkan Jia memandikan Rayden? itu kan tugasmu! apa kamu sudah bosan bekerja di rumah ini!"
"Maafkan saya Nyonya, tapi Tuan Rayden yang meminta," jawab Ina bohong, dia paham betul bagaimana Sofia, jika semua kehendak Rayden, Sofia tidak akan marah.
Tidak puas dengan jawaban Ina, Sofia pun segera mendatangi kamar mandi dan melihat isinya.
Sofia makin terperangah saat melihat Jia dan Rayden di dalam sana. Jia memandikan Rayden namun tubuh dan bajunya ikut basah juga.
"Astaga Jia, kalau mandi jangan diajak bermain, kalau Rayden masuk angin bagaimana? kamu ini tidak berpikir panjang!" kesal Sofia, dia menarik selimut dan segera membungkus tubuh Rayden, meninggalkan Jia yang kini senyumnya mendadak hilang.
"Kembali ke kamarmu dan bersihkan tubuhmu itu, tidak usah temui Rayden sampai makan siang!"
Jia yang tubuhnya sudah basah pun menurut, sebelum benar-benar pergi dia tersenyum kepada sang anak dan Rayden membalasnya.
Semoga Alex tidak ada di kamar.
Diantara kaki Jia yang melangkah, ada pula air yang jatuh ke atas lantai.
Dengan tergesa Jia membuka pintu, tidak ingin air dari tubuhnya semakin membuat lantai ini basah.
Ingin segera menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Namun langkah Jia yang tergesa tiba-tiba terhenti saat jalannya terhadang oleh Alex yang sedang memakai baju kerja.
"Maafkan aku Al, aku membuat lantainya basah," ucap Jia, dia menundukkan kepalanya sebagai permintaan maaf dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Sementara Alex hanya berdecih, seperti itulah Jia, ceroboh dan bodoh.