Karena takut dipenjara dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, Kaisar Mahaputra terpaksa menikahi seorang gadis belia yang menjadi buta karena ulahnya.
Sabia Raysha ialah gadis yang percaya pada cerita-cerita Disney dan yakin bila pangeran negeri dongeng akan datang untuk mempersuntingnya, dia sangat bahagia saat mengetahui bila yang menabraknya adalah lelaki tampan dan calon CEO di perusahaan properti Mahaputra Group.
Menikah dengan gadis ababil yang asing sementara ia sudah memiliki kekasih seorang supermodel membuat Kaisar tersiksa. Dia mengacuhkan Sabia dan membuat hidup gadis itu seperti di neraka. Namun siapa sangka, perhatian dari adik iparnya membuat Sabia semakin betah tinggal bersama keluarga Mahaputra.
“Menikahimu adalah bencana terbesar dalam hidupku, Bia!” -Kaisar-
“Ternyata kamu bukanlah pangeran negeri dongeng yang selama ini aku impikan, kamu hanyalah penyihir jahat yang tidak bisa menghargai cinta dan ketulusan.” -Sabia-
**********
Hai, Bestie! Jangan lupa klik ❤️ dan like agar author semakin semangat update dan berkarya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiLovi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian
Hari sudah sore saat Sabia pulang dari Salon dalam wujud yang berbeda. Rambutnya yang panjang hingga pinggul telah dipangkas sebahu dengan layer tipis yang membuat wajah mungilnya terlihat semakin menonjol. Warna rambutnya yang hitam kini berubah menjadi ash grey dengan sedikit highlight. Semua daki dan dosa yang menempel di tubuhnya juga telah di bersihkan hingga kembali fitri. Mira sangat puas dengan hasil tangan dingin Helmi.
Bik Yati yang melihat Nona Mudanya semakin cantik berkali-kali berdecak kagum dan takjub.
"Non Bia kelihatan lebih gaul kalo kaya gini! Bibik pangling loh! Kirain tadi artis siapa gitu yang dateng sama Nyonya!" pujinya setinggi langit seraya memasukkan barang-barang belanjaan milik Nonanya.
"Ah, Bibik lebay! Mana ada artis dekil kaya saya."
"Loh, dekil dari mana? Kalo sekelas Non Bia gini dekil, apa kabar sama Bibik yang kulitnya lebih eksotis gini!" protes Bik Yati.
Sabia terkekeh. Apakah ia benar-benar semakin cantik dengan potongan rambut baru ini? Ah, andai saja ia bisa berkaca dan melihat wajahnya sendiri ...
"Non Bia mau mandi? Biar Bibik siapin handuknya."
"Iya, boleh, Bik. Saya gerah daritadi."
"Oke. Bibik meluncur!"
Dengan langkah lebar dan tegas, Bik Yati masuk ke dalam kamar mandi dan menyiapkan handuk Nonanya di dekat wastafel agar Bia bisa tak bingung mencari. Selepas Bik Yati keluar dari kamar, Sabia mengayunkan tongkatnya menuju kamar mandi. Ia menanggalkan satu persatu pakaiannya dengan cekatan. Sabia sudah sangat hafal dengan letak shower dan tuasnya, jadi meskipun dalam keadaan gelap gulita ia bahkan sangat lihai melakukan ritual mandinya.
Usai mandi dengan masih menggunakan bathrobe, Sabia mengeringkan rambutnya dengan bantuan hair dryer. Bik Yati sudah mengajarinya cara mencolok dan menyalakan hair dryer itu dan Bia yang tanggap langsung mengingatnya tanpa perlu bertanya dua kali.
Cklek.
Pintu kamar dibuka dari luar. Kaisar yang baru pulang dari kantor langsung memusatkan pandangannya ke kamar mandi setelah mendengar suara berisik hair dryer dari sana. Patricia masih syuting dan belum datang, jadi akhirnya Kaisar memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Besok akan menjadi hari yang melelahkan untuknya. Acara ulang tahun Mahaputra Group selalu menguras energi dan staminanya. Bertemu dengan banyak kolega dan partner bisnis mau tak mau mengharuskan Kaisar menyapa mereka satu per satu dengan hangat.
Dengan gontai, Kaisar melempar suit hitamnya ke sofa dan menghempaskan tubuhnya ke sana. Masih jam 7 malam, tapi tubuhnya terasa sangat lelah sekali.
Sabia yang merasa rambutnya sudah kering sempurna, mematikan hair dryer dan menyisir rambutnya sekali lagi. Padahal tadi di salon rambutnya sudah diblow dengan cantik, namun ia malah keramas dan membuat blow itu lenyap. Bia meraba pojokan wastafel untuk meraih tongkatnya dan lekas keluar. Aroma parfum Kaisar sontak terendus oleh Bia begitu ia menutup pintu kamar mandi.
"Kamu sudah pulang?" Sabia mencoba mencari pusat wangi itu dengan mengendusnya.
Kaisar yang sedang melamun sontak menoleh ke ujung ruangan. Pandangannya yang tadinya mengabur seketika terpukau melihat penampilan baru Sabia.
"Oh waw, aku baru ingat kalo kamu tadi ke salon!" Kaisar bangkit dari sofa dan mendekat ke tempat Sabia.
Mendengar langkah kaki Kaisar yang semakin mendekat padanya, sontak Sabia mundur dan merapatkan bathrobenya. Wangi parfum maskulin khas lelaki kaya semakin menusuk indra penciuman Sabia, posisi Kaisar sudah sangat dekat dengannya.
"Hmmm, not bad! Setidaknya kamu terlihat lebih dewasa satu tahun." Kaisar memutari tubuh mungil istrinya dan mengendus wangi rambutnya yang beraroma strawberry.
Satu tahun? Sabia bersungut mendengar pujian dan hinaan Kaisar diwaktu yang bersamaan.
"Kamu terlihat seksi sekali, Bia. Aku jadi ingin menggigitmu!"
"Menggigit?" Sabia mendelik, ia mundur beberapa langkah dan semakin merapatkan bathrobenya.
Kaisar yang melihat kepanikan di wajah Bia sontak tertawa keras. Dasar gadis polos! Pasti ia mengira istilah yang barusan Kaisar ucapkan adalah mengigit dalam arti harfiah.
"Menjauh dariku, Kai. Keluar sana, aku mau ganti baju!"
"Kenapa harus keluar? Aku ‘kan suamimu? Memangnya aku tidak boleh melihatmu telanjjang?"
Sabia terbelalak. "Keluar sana! Dasar orang tua mesumm!"
"Hahaha ... asal kamu tahu saja, aku tidak tertarik dengan bocil sepertimu, Bia! Bahkan melihatmu telanjjang tidak akan membangkitkan juniorku?"
Sabia mengernyit, siapa itu junior? Apakah Kaisar punya anak?
"Ah, sudahlah lupakan. Aku lupa kalo kamu terlalu polos untuk membahas masalah orang dewasa seperti ini! Cepatlah ganti bajumu, setelah itu aku perlu bicara empat mata denganmu!"
Satu jam setelahnya, di sofa panjang di sudut ruangan, Kaisar dan Sabia duduk dengan wajah tegang. Beberapa menit yang lalu Kaisar sudah mengatakan bila ia akan memberlakukan perjanjian di antara mereka berdua.
"Gimana kamu setuju, kan?"
"Jadi isi perjanjiannya apa saja?" tukas Bia penasaran.
"Aku sudah membuat konsep kasarnya sih, aku bacakan ya?"
Sabia mengangguk cepat.
"Perjanjian pertama, kita tidak boleh mencampuri urusan masing-masing. Kedua, dilarang kontak fisik. Ketiga, kamu harus menuruti apapun yang aku perintahkan. Keempat, kita akan berpisah secara baik-baik setelah kamu selesai operasi dan bisa melihat kembali. Kelima, tidak boleh ada siapapun yang tahu tentang isi perjanjian ini. Paham?" jelas Kaisar panjang lebar.
"Tunggu, kenapa pasal ketiga isinya begitu? Aku harus menurut padamu?"
"Sure. Mengingat usiamu yang masih bocil, kamu masih harus selalu dibimbing. Aku tidak suka dibantah, Bia. Dan menurut padaku akan memudahkanmu untuk belajar hal-hal baru."
"Maksudnya?"
Kaisar memutar bola matanya gemas. "Nanti kamu akan tahu setelah perjanjian ini kamu tanda tangani."
"Aku nggak mau. Pasal ketiga jelas-jelas memberatkan aku!"
"Bia, aku tidak suka dibantah. Harus berapa kali aku bilang." Kaisar memberi penekanan pada setiap kata yang ia ucapkan.
Sabia mendengus kesal. Suara bariton Kaisar sungguh manipulatif dan membuat nyalinya menciut.
"Ya sudah, mana sini yang mau aku tanda tangani! Awas aja kalo nanti kalo kamu menjebakku dengan pasal ketiga itu!"
Kaisar tersenyum smirk, ia meletakkan kertas di meja dan meraih tangan Sabia untuk memberi tahu di mana ia harus tanda tangan.
Dengan bibir mengerucut, Sabia menandatangani surat itu. Ia tak tahu, bila Kaisar sudah menambahkan pasal lain yang sengaja tak dibaca di depan Sabia.
- pasal keenam : pasal nomer empat tidak berlaku apabila pihak pertama menolak untuk berpisah.-
****************
Hmm, Kaisar semakin mencurigakan ygy 😆
Yuk, yuk, yuk! Buruan setor jempolnya. Buat silent reader, terima kasih banyak sudah membaca karya receh ini, semoga kelak hati nurani kalian tergugah untuk ikut menyumbangkan jempolnya agar author semakin semangat berkarya untuk kalian.
Buat yang selalu kasih jempol dan dukung author, terima kasih banyak Bestie kesayangan ❤️.
coba klo ga sakit apa mau di puk puk
cuma taunya marah kan bang koi bang koi pulang" mlh sakit 🤣🤣🤣
Kai ini cari mslh aja ada yg halal
tp cinta mo lawan kah😍