Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Keesokan paginya Ayana membuka matanya dan ia merasakan tubuhnya yang sakit semua.
"Syukurlah kamu sudah sadar." ucap Hadi sambil memeriksa kening Ayana.
"A-aku kenapa?" tanya Ayana.
Hadi mengatakan kalau semalam Ayana pingsan karena terkejut mendengar perkataan Hadi.
Ayana kembali mengingat semuanya dan ia meminta Hadi untuk segera mengantarkannya pulang.
Hadi menganggukkan kepalanya dan ia segera membongkar tenda.
Ayana bangkit dari duduknya dan ia merasakan kalau di daerah mahkotanya sangat sakit.
"S-sakit sekali...." ucap Ayana.
"Apanya yang sakit Ay?" tanya Hadi yang pura-pura khawatir.
Ayana menggelengkan kepalanya dan ia meminta Hadi untuk segera membongkar dan memasukkan semua barang ke dalam tas.
Tiga puluh menit kemudian mereka turun dari gunung dan menuju ke parkiran mobil.
Hadi langsung melajukan mobilnya menuju ke rumah Ayana.
Disepanjang perjalanan Ayana yang merasakan tubuhnya sakit semua akhirnya memutuskan untuk beristirahat.
Setelah beberapa jam kemudian mereka telah sampai di rumah Ayana.
Hadi langsung berpamitan kepada Ayana dan ia langsung masuk kembali ke dalam mobilnya.
Ayana masuk kedalam kamarnya dan ia kembali merebahkan tubuhnya.
Sementara itu di tempat lain dimana Damian mengajak Luna untuk membeli kebaya pengantin yang akan dikenakan saat pernikahan mereka.
"Tuan Damian, apakah dia calon istri anda?" tanya pemilik butik.
"Perkenalkan dia Luna istri saya." jawab Damian.
Damian menceritakan kalau sudah menikah dengan Luna dan ia ingin membangun nikah lagi dengan Luna
Pemilik butik mengucapkan selamat kepada Damian dan Luna.
"Cantik dan Tampan, pasti besok kalian akan mempunyai putra dan putri yang cantik dan tampan seperti kalian berdua.
Damian dan Luna mengaminkan do'a pemilik butik itu.
Luna meminta pelayan untuk mengambilkan kebaya putih yang motifnya berbeda dengan yang lain.
Damian meminta Luna untuk segera mencobanya di ruang ganti.
Luna menganggukkan kepalanya dan ia masuk ditemani oleh beberapa pelayan yang akan membantunya untuk memakai kebaya pengantin.
Pemilik butik menyuguhkan kopi untuk Damian yang sedang menunggu Luna.
Di dalam ruang ganti para pelayan memuji kecantikan Luna saat mengenakan kebaya pengantin.
Lima belas menit kemudian Luna keluar dari ruang ganti.
Luna berjalan menghampiri suaminya yang sedang mengobrol dengan pemilik butik.
"M-mas...." panggil Luna.
Damian mendongakkan kepalanya dan ia melihat istrinya yang sudah mengenakan kebaya pengantin.
"Masya Allah sayang, cantik sekali kamu." ucap Damian yang langsung bangkit dari duduknya.
Damian tidak henti-hentinya memandang wajah cantik Istrinya yang sedang memakai kebaya pengantin.
"Apakah Mas Damian menyukainya?" tanya Luna dengan wajah memerah karena malu.
"Tentu saja sayang, kamu sangat cantik sekali saat memakai ini."
Damian mendekatkan bibirnya ke bibir Luna yang sudah membuatnya terbuai.
Mereka berdua lupa kalau sekarang sedang berada di buti.
Pemilik butik langsung pura-pura batuk sehingga Damian hanya mencium kening istrinya.
Luna kembali ke ruang ganti untuk melepaskan kebayanya.
Setelah membayar semuanya Damian mengajak istrinya untuk pulang ke rumah. Ia tidak mau jika Istrinya kelelahan.
Damian segera melajukan mobilnya menuju ke rumah mereka.
Sesampainya di rumah mereka dikejutkan dengan kedatangan Ayana.
"Mas Damian, Luna." sapa Ayana.
Luna mengerucutkan bibirnya saat Ayana menghampirinya.
"Maafkan Aku yang tidak memberitahukan bahwa semua ini rencana Mas Damian." ucap Ayana
Luna langsung memeluk erat tubuh sahabatnya dan ia mengucapkan terima kasih karena sudah dipertemukan kembali dengan Damian.
Walaupun pertemuan pertama mereka berdua sangat menakutkan sampai membuat Luna harus masuk ke rumah sakit.
Damian mengajak mereka berdua untuk masuk kedalam rumah.
"Dimana Hadi?" tanya Damian sambil menuangkan minuman soda ke gelas.
"Aku tidak tahu dimana Mas Hadi sekarang." jawab Ayana.
"Mungkin dia masih kelelahan karena camping." ucap Damian.
Kemudian Damian mengatakan kalau besok ia akan mengadakan acara pernikahan.
"Aku akan menikah dengan Luna secara resmi." ucap Damian.
Damian menggenggam tangan Ayana dan mengucapkan terima kasih Karena sudah membantunya.
"Besok kamu harus datang ke pernikahan kita berdua." pinta Luna.
Ayana tersenyum dan setelah itu ia berpamitan kepada mereka berdua.
Ia beralasan kalau Kakaknya sedang menunggunya di perusahaan.
"Hati-hati kalau mengemudi, titip salam buat Kakak kamu. Semalam kami sudah bertemu dengan Kakak kamu." ucap Damian yang mengatakan kalau ia sudah mengembalikan uang yang dulu diberikan oleh Dilan.
Ayana tersenyum tipis dan ia segera masuk ke dalam mobil.
Ia pun langsung melajukan mobilnya menuju ke apartemen miliknya.
"Kenapa aku selalu kalah dengan Luna? Dulu waktu SMA dia yang selalu dapat juara, disukai banyak orang. Mas Damian, aku mencintaimu Mas. Apakah Mas Damian tidak merasakan apa-apa?" Ucap Ayana di dalam mobilnya.
Air mata Ayana tak henti-hentinya mengalir deras, Iya merasakan sakit hati ketika Damian memilih kembali dengan Luna.
Sesampainya di apartemennya, Ayana langsung membuang semua barang-barang miliknya sampai apartemennya seperti kapal pecah.
Ayana tidak sengaja menginjak pecahan kaca sampai kakinya mengeluarkan darah begitu banyak.
Ia mengambil darah itu dan menuliskan AKU MENCINTAIMU DAMIAN.
"M-mas Damian, aku sangat mencintaimu." ucap Ayana yang langsung jatuh pingsan.
Jam menunjukkan pukul sebelas malam dimana Om Sugeng meminta anak buahnya untuk mencari keberadaan Ayana yang belum pulang dari tadi.
"Kamu kemana sayang? Kenapa belum pulang?" gumam Dilan yang sangat mengkhawatirkan adiknya.
Ia sangat memanjakan Ayana dan ia selalu menuruti apa yang dikatakan oleh Ayana.
Tak berselang lama anak buah Dilan memberitahukan kalau Ayana ada di apartemennya.
Anak buahnya juga menceritakan keadaan yang terjadi di apartemen milik Ayana.
"APA?!" Dilan langsung mematikan kompornya dan segera menuju ke rumah sakit.
Dilan meminta beberapa anak buahnya untuk menyelidiki penyebab putrinya menjadi seperti itu.
Lima belas menit kemudian Dilan telah sampai di rumah sakit.
Ia segera menuju ke ruang UGD dimana anak buahnya sedang menunggunya di depan ruang UGD.
"Bagaimana keadaan Ayana?" tanya Dilan.
"Dokter masih memeriksa keadaan Nona Ayana dan ini foto yang saya ambil tadi." jawab anak buah Dilan.
Dilan melihat tulisan tangan adiknya yang ternyata selama ini memendam perasaannya kepada Damian.
"Ayana, bagaimana bisa kamu mencintai Damian?" gumam Dilan yang tidak menyangka jika Ayana telah jatuh cinta dengan Damian.
Tak berselang lama dokter keluar dari ruang UGD dan memanggil Dilan.
"Bagaimana keadaan adik saya" tanya Dilan dengan wajah yang sangat cemas.
Dokter mengajak Dilan untuk menuju ke ruangan kerjanya.
"Ada apa Dok? Adik saya baik-baik saja kan?" tanya Dilan.
"Luka dikakinya sudah kami jahit, tapi ada sesuatu yang harus saya katakan kepada anda." jawab dokter.
Dokter menghela nafasnya dan ia mengatakan kalau disaat sedang memeriksa Ayana. Ia melihat ada luka di bagian mahkota Ayana.
"Adik anda sepertinya telah mengalami pemerkaosan." ucap dokter.
Dilan yang mendengarnya langsung menggebrak meja dokter.
"Siapa yang sudah melakukan hal itu kepada Ayana? Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri." ucap Dilan dalam hati.
Dilan langsung keluar dari ruangan dokter dan segera ia menuju ke ruang UGD untuk melihat keadaan Ayana.