⛔:TYPO BERTEBARAN
Velisa adalah gadis berusia 22 tahun.Setelah lulus kuliah Velisa di jodohkan oleh ayahnya dengan anak dari sahabatnya. Dengan ikhlas Veli menerima permintaan Ayahnya. Namun selama pernikahannya Veli tidak pernah di anggap oleh suaminya sendiri.
Dewanga Raharja adalah seorang CEO dengan kepribadian yang dingin, cuek dan ketus, suami dari Velisa.
*******
"Veli....!!".Suara teriakan dari Dewa yang baru pulang dari Kantornya mengema di Ruang tamu.
"Kenapa mas?" jawab Veli dengan setengah berteriak dari Dapur berjalan terburu buru menghampiri suaminya."Mas sudah pulang.Mau makan, aku siapin sekarang ya" ucap Veli dengan suara lembutnya dan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Nggak perlu!" jawab Dewa dengan ketus."Nanti malam Mama sama Papa mau kesini," lanjutnya seraya berlalu menuju kamarnya dilantai atas.
"Sebegitu sulitkah kamu menerimaku dihidupmu, sudah 7 Bulan lebih kita menikah. Tapi sikapmu selalu dingin dan acuh dengan keberadaanku." Lirih ve
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfiatus.s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Malam harinya, di sebuah kamar yang tampak sunyi. Terdapat sepasang suami istri yang terlihat sibuk dengan kegiatanya masing-masin. Tidak ada obrolan diantara keduanya, apalagi adegan mesra, yang dilakukan pasangan pada umumnya.
Sepasang suami istri itu adalah Dewa dan Veli. Setelah selesai makan malam, yang juga sama heningnya, mereka memutuskan untuk berdiam diri di kamar.
Veli duduk bersandar di kepala ranjang, dengan tangan yang sibuk dengan ponselnya, dia sedang berbalas pesan dengan Nessa, yang mengabarkan bahwa besok Veli di minta untuk datang langsung ke kantor agency tempat ia akan bekerja.
Sedangkan Dewa duduk di sofa kamar tersebut, berkutat dengan laptop yang berada di pangkuannya. Entah apa yang dia kerjakan.
*
*
POV Velisa.
"Bagaimana ini, apakah aku harus meminta izin untuk bekerja kepada Mas Dewa?"gumam Veli lirih, sambil melirik sang suami yang tengah duduk di sofa.
"Apa, jika tidak meminta izin tidak papa? Selama inikan dia tidak pernah peduli dengan apa yang aku lakukan. Tapi jika dia marah seperti tadi bagaimana?" gumam Veli dalam hati.
"Ahh.. bodo amatlah dengan responnya, yang penting aku sudah meminta izinnya." Veli memutuskan meminta izin, walau bagaimanapun, Dewa adalah suaminya.
"Ekhmmm!"Wanita itu bedehem terlebih dahulu.
"Mas Dewa" Pangil Veli, seraya menatap ke arah suaminya
Merasa di pangil, Dewa mendongak menatap Veli dengan muka temboknya, seraya menaikan sebelah alisnya.
"Ada apa?" jawab Dewa singkat
"Emm, apakah kamu mengizinkan, jika aku bekerja?" Sebenarnya tanpa bertanya, dia sudah tau dengan jawaban suaminya.
Dewa terlihat terdiam, dia ingin bertanya, kerja apa, dengan siapa dan dimana. Tapi gengsi laki-laki itu terlalu tinggi.
"Terserah!" Hanya jawaban singat itu yang dia berikan, lidahnya terasa keluh untuk bertanya ini dan itu, kepada istrinya.
Lalu dia meneruskan kegiatanya, dengan masih kepikiran tentang istrinya yang meminta izin hendak bekerja.
Sedangkan Veli, mendengus kesal dengan memajukan bibirnya. Mendengar jawaban Dewa, sudah dia duga.
"Nggak ada perhatian-perhatiannya sebagai suami. Seengaknya tanya kek mau kerja apa, diama. Ini enggak, jawabnya terserah, udah kayak cewek ditanya mau makan apa. Nyebelin!"
Gerutu Veli, dengan bibir mengerucut. Kenapa sih suaminya itu selalu cuek padanya. Tapi, gak papa. Seengaknya suaminya sudah mengizinkannya bekerja.
"Lebih baik, aku tidur aja sekarang. Karena besok harus bangun lebih pagi" Veli meletakan ponselnya di nakas, lalu dia membaringkan tubuhnya di kasur, menyelimuti tubunya dan tidur.
*
*
Sedangkan Dewa, yang sudah menyelesaikan pekerjaanya, segera menutup laptop di pangkuannya. Laki-laki itu menatap lurus kearah istrinya yang sudah berbaring.
"Sebenarnya mau kerja apa? dan dimana kamu Veli?"Gumam Dewa.
"Kamu tidak mengenal siapa-siapa di sini, aku khawatir kamu di manfaatin orang. Walau bagaimanapun kamu adalah tanggung jawabku!"
"Hufttt! Sudahlah, semoga dia tidak bertindak bodoh dan merepotkanku"Dewa bergegas berdiri, meletakan laptop di atas meja di depanya.Lalu bangkit berjalan menuju ranjang dan berbaring menghadap langit-langit kamar, dia menoleh sebentar kearah istrinya yang tidur memunggunginya. Lalu dia iku memunggungi istrinya, dan menyusul ke alam mimpi.
Jadi seperti itulah rumah tangga yang di jalani keduanya, tidur saling membelakangi, tidak ada kehangatan yang tercipta dalam biduk rumah tangga keduanya. Di situ seakan hanya Veli lah yang berjuang mempertahankan rumah tangga mereka, dengan sikap dingin dan acuh yang Dewa berikan.
Apakah Dewa akan berubah atau justru rumah tangganya akan mereka akhiri. Entahlah.....
TBC.
Bima terhadap Dewi : sepupu menjadi suami😊😊😊