Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah
Di villa milik bu Dewi, Diandra dan sang ibu telah tiba di sana lebih awal untuk persiapan ijab qobul yang akan dilaksanakan sore ini, mereka datang dengan di jemput oleh pak Darma.
Di dalam kamar tamu, Diandra tengah dirias oleh penata rias professional yang sengaja didatangkan bu Dewi.
Sementara Angga terlihat kesal ketika baru saja masuk kedalam kamar nya yang sedari pagi sengaja di kunci oleh sang mama, dan mendapati ranjang kamar nya telah bertabur dengan kelopak mawar yang indah dan harum. "Apa-apaan sih mama! Norak banget!" Angga menggerutu sambil berjalan menuju balkon dan mengacak kasar rambut nya.
Terdengar suara pintu dibuka dari luar, nampak sang kakak masuk kedalam kamar Angga dan manggil-manggil nama adik nya, "dik Angga," sambil terus berjalan menyusuri kamar sang adik. Melihat pintu menuju balkon terbuka, Shinta pun menuju ke sana. "Sembunyi di sini rupa nya?"
Angga terkejut, "kakak,,, ngagetin Angga saja," protes Angga.
"Lagian kamu ini ya dik, calon pengantin bukan nya bersemangat malah bengong aja sedari tadi." Balas sang kakak. "Gimana dengan kamar kalian? Kamu suka kan?" Tanya sang kakak dengan tatapan menggoda.
"Ck,," Angga berdecak, "jadi kakak yang mengotori tempat tidur Angga?!" Tanya Angga nampak tidak suka.
"Mengotori gimana sih dik,, menghias kamar pengantin ya seperti itu?!" Protes sang kakak yang tidak terima hasil karya nya malah dianggap sebagai sampah.
"Itu lebay kak, Angga enggak suka yang gitu-gituan!" Angga masih protes.
"Dasar nih anak, enggak romantis banget sih?! Wanita itu suka sama hal-hal yang romantis,,, ayolah dik, kakak tahu kamu dulu juga suka kan melakukan hal-hal romantis untuk menyenangkan pasangan?"
"Dan karena itu, wanita ****** itu jadi ngelunjak dan tega mengkhianati aku kak!" Ketus Angga mengingat kembali perlakuan manis nya dulu pada sang mantan yang justru di balas dengan pengkhianatan, wajah Angga seketika memerah menahan amarah.
"Sorry dik, kakak tidak bermaksud untuk mengingat kan mu akan kenangan buruk di masa lalu," ucap Shinta penuh penyesalan, "kakak dan mama hanya ingin memberimu yang terbaik, agar kamu bisa melupakan semua kenangan buruk yang telah lalu dan kembali menapaki hidup mu yang baru dengan bahagia," lanjut Shinta dengan tatapan penuh harap.
Angga membuang kasar nafas nya, "maafin Angga kak, Angga tahu maksud kalian baik. Hanya saja, Angga merasa ini terlalu cepat," balas Angga lirih.
"Perjodohan ini memang sengaja mama percepat, karena menurut mama Didi adalah sosok yang tepat but kamu dik? Mama sudah sangat lama menunggu dan bersabar untuk mu kembali seperti dulu, tapi harapan mama tak kunjung terwujud? Jangan salah kan mama jika akhir nya mama yang mencarikan jodoh dan memaksamu,," ucap Shinta dengan tatapan lembut.
"Kakak berharap kamu bisa berfikir dengan dewasa, dan jangan terus-terusan kamu larut dalam kenangan masa lalu yang hanya akan memberat kan langkah mu ke depan. Yang lalu biarkan berlalu.. dan jalani masa depan mu dengan penuh harapan serta kebahagiaan," lanjut nya sambil mengusap lembut punggung sang adik.
Angga terdiam, mencoba meresapi semua perkataan sang kakak.
"Bersiaplah, sebentar lagi penghulu datang," titah Shinta pada sang adik, dan segera berlalu dari hadapan Angga.
Baru saja Shinta keluar, terdengar suara Aditya memanggil dari luar kamar nya, "Angga."
Dengan langkah gontai Angga menuju pintu kamar milik nya dan membuka nya, baru saja pintu terbuka,,, Aditya langsung nyelonong masuk, "busyet, kamar lu indah banget," ucap nya kagum. Namun Aditya merasa sedih, tatkala mengingat kesepakatan konyol yang dibuat Angga dan Diandra dengan pernikahan mereka ini.
Angga hanya sekilas melirik sahabat nya itu.
"Eh, kok lu belum siap-siap sih? Calon pengantin lu udah siap tuh dibawah nungguin lu? Cepetan gih ganti baju!" Titah Aditya sambil mengambil kan baju yang akan di pakai Angga dalam acara ijab qobul nya di almari pakaian, dan kemudian memberikan nya pada pria yang nampak tidak bersemangat itu.
"Gue tunggu dibawah, ingat.. jangan kecewakan mama Dewi," ucap Aditya setelah menyerahkan pakaian milik Angga.
Setelah kepergian Aditya, Angga segera melepas t-shirt yang dikenakan nya dan menggantinya dengan kemeja lengkap dengan stelan jas dan celana berwarna gold yang dipilih kan khusus oleh sang mama untuk putra kesayangan nya di hari spesial ini.
Tak berapa lama, Angga keluar dari kamar nya dan segera menuruni anak tangga untuk menuju ruang keluarga.
Sampai di sana, sang mama dan Aditya ternyata telah menunggu nya. "Putra mama gagah sekali, seperti nya sudah tak sabar untuk segera menikah dengan calon istri cantik nya," ucap sang mama sambil tersenyum menggoda, begitu melihat putra bungsu nya turun dari tangga.
Angga hanya mengulas senyum tipis, demi untuk menyenangkan sang mama.
Sementara di halaman belakang yang luas, tenda telah terpasang dengan sempurna. Kursi untuk keluarga dan tamu undangan pun sudah tertata rapi, meja oval dengan beberapa kursi empuk yang mengelilinginya yang akan digunakan sebagai tempat terlaksananya ijab qobul juga sudah disiapkan.
Sengaja bu Dewi memilih mengadakan acara pernikahan sederhana sang putra di halaman belakang villa milik nya, karena tempat nya yang sejuk dengan banyak nya pohon-pohon tinggi di kanan dan kiri nya serta berbagai tanaman hias yang cantik di sekeliling nya membuat halaman belakang ini nampak sangat indah, serta pemandangan yang langsung menghadap ke pantai menambah pesona halaman belakang ini apalagi jika disaksikan di sore hari seperti sekarang ini.
Semua anggota keluarga Angga, baik yang dari Denpasar sendiri maupun keluarga dari sang papa yang berasal dari Jakarta juga telah berada di sana. Tamu undangan yang merupakan sahabat terdekat bu Dewi juga nampak sudah hadir sebagian, begitu pun dengan saudara angkat Diandra di panti asuhan.. mereka semua sudah di jemput oleh sopir pribadi bu Dewi dengan dibantu oleh Aditya.
Tepat pukul empat sore waktu setempat, bu Dewi menuntun sang putra menuju halaman belakang, bersama Aditya yang berjalan di samping Angga. Nampak pak penghulu juga baru saja hadir di sana.
Sedangkan Shinta dan bu Rahma juga telah bersiap di dalam kamar tamu, untuk membawa sang calon pengantin wanita menuju tempat akan dilangsungkan nya ijab qobul.
Diandra terlihat sangat cantik dengan memakai kebaya modern berwarna gold dengan payet-payet cantik yang menghiasi nya, rambut nya di sanggul tinggi dengan hiasan head piece di kepala nya.
Bu Rahma tak berhenti mengagumi kecantikan putri angkat kesayangan nya itu, "semoga kamu selalu bahagia nak," do'anya tulus dalam hati.
"Mari bu kita segera keluar," ucap Shinta membuyarkan lamunan bu Rahma.
"Eh, iya. Mari nak Shinta, ayo nak,," titah bu Rahma menuntun sang putri mengikuti langkah Shinta menuju halaman belakang.
Semua mata tertuju pada calon pengantin wanita yang terlihat sangat cantik itu, dan nampak lebih dewasa dari usia yang sebenar nya. Postur tubuh nya yang tinggi semampai dan dengan bentuk tubuh yang ideal, sama sekali tak terlihat seperti ABG yang baru saja selesai menjalani ujian sekolah SMA nya.
Diandra segera duduk di tempat yang telah disediakan untuk nya, berdampingan dengan calon suami dingin nya yang bahkan sama sekali tak melirik nya.
Dengan anggun Diandra duduk santai dan mengulas senyuman manis nya, sedangkan Angga terlihat kaku dan setia dengan wajah datar nya.
Terdengar suara om Dewa, adik dari bu Dewi mulai membuka acara. Semua yang hadir nampak khusyuk mendengarkan setiap acara yang berlangsung di sore hari itu, matahari senja di ufuk barat pun turut menjadi saksi bisu acara sakral yang akan segera mengikat dua anak manusia dalam ikatan suci pernikahan.
Kini tiba acara inti yang sangat di tunggu-tunggu, pak penghulu yang sekaligus menjadi wali hakim dari pihak mempelai wanita karena sang ayah selaku wali nya tak diketahui keberadaan nya mulai mengucapkan ijab dengan menjabat erat tangan mempelai laki-laki.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Saudara Erlangga Atmaja bin Rudi Atmaja dengan Saudari Diandra binti Chandra Winata dengan maskawin nya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta rupiah, tunai.”
Dengan sedikit gugup, Angga mengucapkan qobul, "Saya terima nikahnya dan kawinnya Diandra binti Chandra Winata dengan maskawin nya yang tersebut, tunai.”
" Syah,,," jawab kedua saksi dan semua yang hadir serempak.
Bu Dewi nampak meneteskan air mata haru, begitupun dengan bu Rahma. Do'a kebaikan dan kebahagiaan untuk putra putri nya mereka langitkan dan berharap Allah akan mengabulkan permohonan tulus mereka.
Diandra tersenyum bahagia, namun berbeda dengan Angga yang susah di tebak karena raut wajah nya yang selalu minim ekspresi.
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..