Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa lalu 3 pembantu
Insha terus bertanya pada Hanafi ia ingin mengetahui cerita tentang 3 pembantunya sekarang. Hanafi sebenarnya enggan bercerita padanya tapi ada rona kesedihan saat Hanafi bilang tak mau mengingatnya lagi, akhirnya ia pun bercerita untuk Insha.
"Aku mohon ..mereka juga keluargaku kan sekarang.. ceritakan sedikit tentang mereka mas han.."
wajahnya kini memelas penuh harapan yang membuat Hanafi tak tega melihatnya, ia tak ingin istrinya terlihat bersedih sedikit pun.
"Hmm...baiklah kita mulai dari siapa.."
"Terserah..mungkin mbak fatimah boleh.."
Sudah antusias memutar arah duduknya dan kini tepat menghadap Hanafi.
**
Fatimah hidup bersama ibunya di sebuah rumah sederhana di desa pinggiran kota. Ia adalah anak satu-satunya, ayahnya meninggalkannya saat ia masih kecil dan pergi bersama wanita lain.
Ibunya sering sakit-sakitan tak jarang ia harus meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan Fatimah maupun untuk berobat. Suatu saat ibunya tak sanggup lagi membayar hutang yang sudah menggunung, Fatimah pun yang bekerja paruh waktu di sebuah restoran juga tak mampu membayarnya, gajinya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.
Akhirnya dengan berat hati dia memilih meninggalkan ibunya sendirian di desa untuk pergi ke kota mencari pekerjaan yang lebih baik dengan gaji lebih besar, ia mengikuti jejak tetangganya dengan ikut ke sebuah yayasan penyalur tenaga kerja sebagai pembantu rumah tangga.
Kala itu Hanafi yang sedang membutuhkan pembantu pun mengambil Fatimah sebagai pekerja di rumahnya.Singkat cerita beberapa bulan ia bekerja di rumah Hanafi dengan gaji yang lumayan besar mampu membayar separuh dari hutang ibunya. Tetapi kala itu ibunya sakit semakin parah hingga membuatnya harus di rawat di rumah sakit hingga berminggu-minggu,dia pun ijin untuk menunggu ibunya di rumah sakit.Fatimah tak sanggup membayar biaya rumah sakit hingga ia harus berhutang lagi di bank dengan nomimal cukup besar.Singkat cerita ibunya pun meninggal Fatimah yang tak mampu membayar hutang ibunya yang terus berbunga pun akhirnya harus merelakan rumah beserta tanahnya di sita oleh pihak bank.
Mulai saat itu ia tak pernah lagi meninggalkan rumah Hanafi karna tak ada lagi tempat untuknya pulang, seorang keluarga pun tak punya.
**
Suatu sore Hanafi pulang dari kantor dengan mengendarai mobil sendirian,Tiba-tiba di suatu jalan yang lenggang tanpa sadar Hanafi menabrak seseorang untung saja dia sedang mengendarai mobil dengan kecepatan rendah.
Hanafi pun turun dari mobil menghampiri seorang wanita tersebut ia tak melihat adanya darah sedikit pun, tapi ia mendapati wanita tersebut menangis dengan kencang. Hanafi pun merasa bersalah ia hendak membawanya kerumah sakit terdekat tapi wanita tersebut menolaknya. Namanya Risna ia memang sengaja ingin bunuh diri dengan menghadang mobil di jalan raya, ia merasa tak ingin lagi hidup karna hidupnya dirasa sudah hancur.
Ia bercerita memiliki seorang kekasih dan hubungan mereka tidak direstui oleh orang tuanya karna kekasihnya seorang bandar judi.Risna dan kekasihnya akan melangsungkan pernikahan tetapi di tentang keras oleh ayahnya. Ayahnya mengancam akan mengusirnya dari rumah dan akan melupakannya sebagai anak jika dia terus bersikeras melangsungkan pernikahan.
Risna yang sudah di mabuk asmara pun mengabaikannya dan menikah dengan bandar judi tersebut. Baru beberapa bulan pernikahan ternyata suaminya memiliki wanita simpanan dan pergi meninggalkan Risna sendirian. Ia pun malu pulang ke rumah orang tuanya karna sudah memilih bersama dengan suaminya. Dirasa tak ada lagi tujuan untuknya hidup Risna yang gelap mata memilih bunuh diri dengan menghadang mobil Hanafi yang kala itu melintas.
Hanafi yang mengerti kehidupan Risna ia menawarkannya untuk bekerja di rumahnya. Risna pun yang tak memiliki arah hidup pun mau dan bekerja di rumah Hanafi hingga kini.
**
"Ya seperti itulah kehidupan mereka Insha, akupun tak pernah meminta mereka untuk pergi..aku selalu bilang ini juga rumah kalian..karna menurutku kisah kami semua sama ..ya sama-sama di tinggalkan oleh orang yang kami sayangi.."
Getir Insha mendengarkan perkataan Hanafi,tanpa sadar dia memegang erat tangan Hanafi "Aku tak akan meninggalkanmu mas han..." dengan senyum secerah mentari pagi.
Dari wajah yang nampak sedih berubah seketika menjadi senyum yang menawan saat Insha memegang tangannya.
"Insha..."
"Iya mas.."
"Bolehkah aku memelukmu.."
pipi Insha bersemu merah,ia hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan kecil.
Hanafi pun memeluknya dengan erat, dadanya berdegup kencang ada perasaan senang luar biasa dalam hatinya,rasa hangat dan nyaman menjalar di seluruh tubuhnya.
"Mas han.."
"hemm.." menjawab sekenanya karna ia sedang merasakan hangatnya pelukan Insha.
"Bagaimana dengan bu Ririn..kemana keluarganya.."
perlahan Hanafi mengendurkan pelukannya,
"Bude pun sama, ia tak memiliki siapa-siapa lagi di desa tempat asalnya..ia pernah bercerita dulu dia memiliki seorang suami tapi mereka sudah bercerai sebelum mereka memiliki anak...rumahnya pun telah di jual oleh mantan suaminya...dia tak memiliki rumah lagi sekarang.."
Insha hanya berdehem ia bingung harus menjawab apa,ia merasa sedih dengan kisah para pembantunya.
"Berjanjilah padaku in..."
Melepas pelukan Hanafi dan tatapan mereka bertemu.
"Berjanji untuk apa mas.."
"Berjanjilah jangan pernah pergi dariku.."
"Tentu saja mas han.."
"Tentu apa.."
"Aku berjanji tak akan pernah meninggalkan mas han apapun yang terjadi.."
Mereka berdua saling tatap dan tersenyum manis satu sama lain. Hanafi tiba-tiba meraih tangan Insha dan menciumnya lembut.
sungguh aku mencintaimu Insha, aku harap kita selalu seperti ini..Hanafi
perasaan apa ini..kenapa hari ini banyak sekali kejadian yang membuat hatiku berdebar-debar..apa seperti ini rasanya orang yang dimabuk cinta...Insha
Bersambung...
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.