DILARANG PLAGIAT YA!
Seorang lelaki berjaket hitam terduduk di lantai, dia membersihkan cairan merah kental yang menodai tangannya. Dia mengambil pisau dan tongkat kasti kesayangannya, siapapun yang berani melukai wanitanya maka orang itu akan ia bebaskan dari dunia ini.
Dia adalah Dave Winata, namanya jarang didengar karena identitasnya yang sengaja dirahasiakan. Wajah dan sorot matanya yang dingin menyerang siapapun dengan tatapan elang yang siap memangsa. Hanya ada satu kelemahannya, yaitu air mata wanitanya.
Penasaran kan? Lanjut yuk ke ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sekar Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GAUN PERNIKAHAN
WARNING:
LIKE DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA YA, DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT AUTHOR.
HAPPY READING 😘
.............................
Hari pernikahan Dave dan Aryn akan tiba dua hari lagi. Semua isi mansion dan sahabat Dave sibuk menyiapkan acara pernikahan. Dave memutuskan untuk mengadakan pernikahan yang sederhana dan tertutup. Acara pernikahan akan diadakan di halaman belakang mansion Dave. Halaman belakang sangat luas dan indah. Seluruh halaman ditutupi hamparan rumput hijau seperti karpet. Ada beberapa pohon rindang yang membuat halaman belakang terasa sejuk dan asri.
Di sana para pelayan menyusun kursi meja yang berwarna putih. Pelaminannya pun sudah disiapkan dengan warna putih dengan hiasan bunga. Tepat di tengah kursi dan meja untuk tamu, mereka meletakkan karpet merah yang panjang. Pengantin akan berjalan menuju pelaminan melewati karpet tersebut.
Di sudut halaman terlihat Reza yang diam-diam melihat Aryn dan Silvi yang sedang menata bunga sebagai dekorasi.
"She is so beautiful!"
Sejak pertama kali melihat Aryn, Reza seka dan tertarik pada pandangan pertama. Tapi sampai sekarang ia menampik perasaan itu, karena takdir membuat wanita pujaannya akan menikah dengan sahabatnya.
"Bro!" Ucap Zack yang membuat Reza terkejut.
Zack tahu sahabatnya ini sedang menatap seseorang dengan penuh cinta.
"Terkadang cinta memang menyakitkan, bro! Tapi percayalah tingkat tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan!" Zack berbicara layaknya motivator cinta.
"Sok tau lo!" Reza menoyor kepala Zack.
"Gua lebih berpengalaman dari lo!" Cibir Zack.
"Berpengalaman selingkuh maksudnya?" Balas Reza.
"Shit!" Umpat Zack yang langsung meninggalkan Reza.
"Dasar cogan!" Seru Reza membuat Zack menoleh.
"Gua emang cowok ganteng!" Jawab Zack dengan gayanya yang cool.
"Cogan, cowok gampang baperan hahaha!" Reza langsung kabur.
"Br*ngs*k lo, Za!" Teriak Zack.
Reza adalah satu-satunya anggota Red Blood yang suka bercanda. Peringkat kedua diduduki oleh Samuel. Sisanya dingin, cuek, dan kejam.
"Sial! Pergi kemana dia!" Umpat Reza setelah tidak menemukan Aryn.
"Cari siapa?" Ucap Aryn yang tiba-tiba ada di belakang Reza.
"Gua cari Aryn!" Jawab Reza tanpa menoleh.
Reza terdiam mematung, suara tadi seperti suaranya Aryn. Reza segera membalikkan tubuhnya, dan memang benar Aryn ada di belakangnya.
"Eh...sorry! Gua tadi nyari lo soalnya mau tanya, Silvi dimana?" Jawab Reza mengarang.
"Silvi baru aja ke dapur!" Jawab Aryn santai.
"Jantung gua! Aduh... Gua harus cek ke dokter. Masa bener yang dibilang Zack? Gua nggak mungkin suka sama Aryn. Kalaupun iya, gua nggak boleh suka sama Aryn!"Batin Reza.
"Lo kenapa?" Aryn menepuk bahu Reza.
"Nggak kenapa-kenapa kok!" Jawab Reza gelagapan.
"Gua bantu!" Reza mengambil alih kardus berisi bunga yang dibawa Aryn.
"Makasih!" Jawab Aryn singkat.
Reza membantu Aryn mengatur bunga di vas bunga yang disiapkan. Sesekali Aryn tertawa terpingkal karena candaan Reza. Mereka tidak sadar ada sepasang mata yang mengawasi dari kejauhan. Suasana semakin memenas saat Reza mengacak rambut Aryn dengan gemas.
Dave melangkah cepat menghampiri Aryn yang sedang bermesraan dengan Reza.
"Dave lepaskan!" Pekik Aryn berusaha melepaskan tangannya.
Dave menarik Aryn untuk mengikutinya, ia membawa Aryn ke kamarnya.
"Lepaskan, Dave! Kau menyakitiku!" Teriak Aryn saat mereka sudah sampai di depan pintu kamar Aryn.
Mendengar Aryn yang mengeluh kesakitan, ia langsung melepaskan tangan Aryn.
Bruk,
Aryn terjatuh Karena kehilangan keseimbangan, Dave melepaskan tangannya tiba-tiba.
"Kenapa kau melepaskanku?" Protes Aryn.
"Kau yang memintanya!" Jawab Dave dengan nada datar.
"Kau ini apa-apaan! Menarik tanganku seenaknya!" Aryn melotot, menatap tajam kedua mata Dave.
"Kau ini yang apa-apaan! Apakah semua wanita seperti itu!" Dave mengomel tidak jelas.
"Apa Dave cemburu pada Reza!" Batin Aryn.
"Dengar! Kau jangan kepedean! Aku sama sekali tidak cemburu!" Seru Dave membuat Aryn melongo.
"Apakah kau bisa membaca pikiranku?" Tanya Aryn.
Pletak,
"Auuww!" Pekik Aryn.
"Sekarang masuk! Mereka menunggu kita untuk fitting!" Seru Dave yang menjitak dahi Aryn.
Ceklek,
Di dalam kamar Aryn sudah ada tiga orang wanita menunggunya. Mereka tersenyum ramah saat Aryn dan Dave melangkah masuk ke dalam kamar.
Pandangan Aryn tertuju pada sebuah gaun putih di hadapannya. Gaun itu menjuntai panjang bagian belakangnya. Terlihat sangat elegan dengan desain open shoulders, bagian depan gaun dihiasi manik-manik putih dan hiasan bordir berbentuk bunga.
Aryn masuk ke dalam walk-in closet untuk mencoba gaun pernikahan dibantu oleh seorang wanita. Sementara Dave masuk ke kamar mandi untuk mencoba jas putih miliknya.
Dave selesai lebih cepat dari Aryn, ia mematut dirinya di depan cermin. Seperti biasa Dave terlihat tampan, dan cool. Ia meraba dagu dan pipinya yang ditumbuhi rambut tipis. Ia berpikir akan mencukurnya agar di acara pernikahannya ia terlihat seumuran dengan Aryn. Maklum saja, umur Dave sudah 29 tahun hehe.
"Anda terlihat sangat tampan dengan jas putih ini tuan," Sahut salah satu desainer yang merancang gaun dan jas pernikahan itu.
Dave hanya tersenyum paksa, ia tidak suka berbicara banyak dengan orang asing.
Dave baru menghubungi desainer tadi pagi. Karena acaranya mendadak, Dave hanya meminta kepada desainer untuk membawa gaun terbaik yang mereka punya saat ini.
"Dave!" Seru Aryn yang baru saja selesai berganti.
Deg,
Dave terpesona dengan kecantikan Aryn. Dia terlihat sangat cantik dengan gaun pernikahan mereka. Walaupun dia tidak memakai make up sama sekali, tapi kecantikannya terpancar secara alami. Tapi seketika ekspresi Dave berubah.
Melihat Aryn memakai gaun putih itu membuat Dave teringat lagi dengan kisah lama. Di kamar ini juga, dirinya melakukan fitting baju pernikahan. Dulu, dirinya juga akan menggelar acara pernikahan di halaman belakang. Tapi satu hari sebelum acara, Dave sendiri yang menghancurkan dekorasi dan pelaminan.
"Bagaimana, tuan?" Tanya sang desainer membuyarkan lamunan Dave.
"Bagus," Jawab singkat Dave.
"Kau suka gaun itu?" Tanya Dave pada Aryn.
"Iya, gaun ini indah sekali!" Jawab Aryn.
"Sifat dan tingkah mereka berdua sama." Batin Dave.
"Gaun ini terlihat semakin indah setelah anda pakai, nona!" Seru wanita yang membantunya memakai gaun itu.
"Mbaknya bisa aja!" Jawab Aryn malu-malu.
Dave bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya lagi. Luka lamanya terasa sakit lagi saat melihat Aryn menggunakan gaun putih itu. Gambaran masa lalu seperti diputar di otaknya. Apakah Dave masih mencintai wanita di masa lalunya? Hanya Dave yang tahu jawabannya.
"Aarrgghh!" Dave meninju dinding kamar mandi.
"Dia kenapa?" Gumam Aryn yang samar-samar mendengar suara erangan Dave.
"Kami keluar, nona! Permisi!" Ucap salah satu wanita itu berpamitan pada Aryn, mereka sudah menyelesaikan tugas mereka.
Aryn bergegas menutup pintu kamarnya setelah mereka pergi.
"Persetan semuanya! Kenapa kau melakukannya?" Batin Dave.
Pyar,
Dave melayangkan tinju pada cermin di kamar mandi. Pecahan cermin itu berserakan di lantai, darah segar mengalir di tangan Dave.
"Dave?" Aryn berusaha mengetok pintu kamar mandi.
............................
Jangan lupa like dan vote ya ❤️
And stay tune!