Duren Sawit

Anin dan Damar kini sudah berada di dalam mobil, lagu 'i love you 3000 ' Milik Stephani poetri mengalun indah memecah keheningan di antara kedua insan tersebut.

"Kak."

Damar menoleh saat mendengar gadis di sebelah nya itu akhir nya bersuara,sebenarnya sudah dari tadi Damar gatal ingin berbicara. Berhubung tidak ingin membuat Anin risih akhir nya Damar tahan tahan.

"Em ya,ada apa."

Anin menatap Damar dengan dalam "Kakak gak kerja."

Ucapan yang Anin lontar kan membuat Damar tersenyum tipis, kenapa Anin bertanya begitu padanya apa dia takut kalau Damar tidak bekerja nanti nya tidak bisa melamar nya begituh. Pikiran Damar penuh dengan angan angan serta mimpi mimpi hidup nya kelak bersama Anin.

"Hari ini kakak free khusus buat kamu, kakak akan menjadi supir kamu seharian ini. Kemana pun nona Anin pergi Damar akan setia mengantar nya."

Damar berbicara layak nya seorang pelayan yang tengah melayani nyonya nya membuat Anin menipis kan bibir nya untuk tersenyum.

"Hari ini Aku gak kemana mana kok kak, Aku stay di butik buat nyelesaiin desain Aku yang belum selesai, jadi kalau kakak mau ke kerja kakak kerja aja ya jangan pikirin Aku. Aku gak papa kok, Aku gak mau ngerepotin kakak kayak semalam."

Damar berdecak dalam hati nya,dia tengah memutar otak nya untuk mencari alasan agar seharian ini dia bisa bersama Anin harus. Misi hari ini harus berhasil bagaimana pun cara nya.

"Kakak gak pernah merasa di repotkan sama kamu, semalam itu juga salah kakak kalau kakak gak ngajak kamu ke pesta itu gak mungkin kan kamu mabuk gara gara salah ngambil minum. Pokok nya hari ini waktu kakak free untuk kamu okey."

Anin hanya menghembuskan nafas nya pasrah"Terserah kak Damar, yang penting Aku udah bilang Aku gak mau bikin kakak repot lagi."

Mendengar kepasrahan Anin membuat Damar berseru senang dalam hati. Akhir nya satu hari ini dia bisa terus bersama Anin walaupun harus menunggu berjam jam di butik. Sebenarnya Damar tidak berbohong hari ini dia memang free, ada waktu nya Damar juga mengistirahatkan tubuh dan pikiran nya dari pekerjaan yang selalu dia hadapi selama ini, karena Damar bukan tipe orang yang suka menyepelekan suatu pekerjaan.

Tidak lama mereka sampai di butik milik Anin, Damar mengikuti langkah Anin memasuki butik seperti seorang bodyguard. Para karyawan Anin yang tengah bekerja langsung mengarah kan pandangan mereka pada Damar. Terdengar bisik bisik tetangga diantara mereka sembari tersenyum senyum tidak jelas saat melihat Damar.

"Pagi semua." Itu bukan suara sapaan yang biasa Anin serukan untuk para karyawan nya, tapi itu suara Damar yang membuat para karyawan Anin mesam mesem tidak karuan di buat nya.

"Pagi juga mas ganteng."

Satu balasan seruan dari salah satu karyawan Anin yang agak lemah gemulai yang tengah memandang Damar dengan manja nan menggoda membuat Damar segera beringsut lebih dekat pada Anin.

"Pagi juga Merry."

Kali ini Anin yang menjawab karyawan laki laki nya yang cantik cetar ulala itu. Dengan rambut cepak ala laki laki nya dia berpura pura mengibaskan rambut nya ala iklan shampo.

"Kok mas ganteng nya gak ngejawab sapaan eyke sih, ihh kecewong deh eyke jadinya. Tapi gak papa deh, pagi juga mbak Anin yang cantik tapi belum ngalahin kecantikan nya Merry yang paripurna."

Anin hanya tersenyum tipis mendengar ucapan karyawan nya itu. Ya di sini lah kadang kala Anin bisa tersenyum, saat ada karyawan yang sudah Anin anggap mereka sebagai keluarga sendiri sedikit mengibur rasa hampa hati dan hidup nya saat ini. Anin selalu bersyukur mempunyai orang orang yang selalu mendukung dirinya selama ini.

"Okey guys lanjutin tugas kalian, kalau ada perlu saya ada di ruangan saya. Dan buat Merry yang cantik siapkan diri kamu buat tampil di fashion show 2 minggu lagi."

Anin tersenyum tipis lalu melanjutkan langkah nya di ikuti oleh Damar yang terus menempel pada Anin saat melihat si Merry Merry itu melayangkan kecupan jauh padanya.

"Karyawan kamu ngeri ya Nin."

Rasa nya Anin ingin tertawa melihat wajah begidig Damar saat mendepatkan kecupan jauh dari Merry yang nota bene laki laki tapi gemulai.

"Seneng tuh dapat kecupan dari si cantik."

Damar begidig ngeri mendengar ucapan Anin,Si cantik , cantik dari sudut mana nya. Dari ujung menara sutet juga gak bakalan kelihatan cantik nya orang brewokan begituh di bilang cantik.

"Kalau kamu yang ngasih kecupan buat kakak sih gak masalah kakak seneng seneng aja. Tapi kalau siluman bunglon kayak gitu mah Nauzdhubillahhimindalik amit amit amit."

Anin yang tadinya ingin menggeplak kepala Damar menggunakan tas nya seketika urung terjadi, Anin malah tertawa tanpa beban melihat wajah Damar yang bersungguh sungguh tidak menginginkan Merry mengecup nya.

Damar bahkan terpesona dengan tawa yang di keluarkan oleh Anin saat ini. Damar bahkan sampai diam mematung mendengar tawa pertama Anin yang di sebabkan oleh nya. Anin masih tertawa kecil sembari masuk kedalam ruangan pribadinya sedangkan Damar masih diam mematung tak percaya dengan apa yang tengah dia lihat dan dia dengar. Damar bersorak senang dalam hati nya, okey mulai sekarang dia tidak peduli mau di ganggu bencong,banci, waria atau apalah itu kalau itu bisa membuat tawa Anin kembali Damar akan lakukan apa pun termasuk menjadi orang gila dan konyol.

🛍

🛍

🛍

Terdengar suara dua orang wanita tengah mengobrol asik di ruangan besar dan mewah itu. Mereka mengobrol sembari menikmati camilan serta minuman yang tengah di sediakan oleh pelayan di sana.

"Ada apa ini, kenapa kakak mu membawa koper kemari."

Tawa dan canda mereka berdua terhenti saat melihat laki laki yang menjadi suami salah satu dari wanita itu baru memasuki ruangan yang menjadi tempat mereka bertukar cerita.

"Eh mas Tirta udah pulang, kok aku gak denger mobil nya datang ya." Dengan nada manja istri dari laki laki itu menghampiri suami nya yang tengah memandang nya penuh tanya.

"Kenapa kakak mu membawa koper nya kemari Utari ada apa."

Wanita yang bernama Utari itu tersenyum kikuk pada suaminya sembari bergelayut mesra di lengan kekar nya.

"Eemm... mbak Urie mau tinggal di rumah kita sementara waktu, boleh ya mas kasihan apartement yang kak Urie tempatin gak bisa di tempatin lagi karena kak Urie belum sempet bayar biaya sewa nya. Pacar sekaligus manager kak Urie yang berjanji mau biayain hidup kak Urie kabur bawa uang kak Urie mas. Boleh ya pliss dia kakak aku loh mas berarti kakak ipar kamu juga. Dan lagi Kak Urie baru saja melakukan oprasi hidung karena hidung nya patah pas dia tidak sengaja terjatuh di kamar mandi jadi kak Urie udah gak punya uang."

Dengan wajah sendu dan memelas Utari memohon belas kasihan dari Tirta suaminya. Tirta terlihat menghela nafas nya mendengar rengekan Utari yang memohon padanya. Sebenarnya Tirta sudah tahu sepak terjang wanita yang menjadi kakak ipar nya itu dalam dunia permodelan. Uriena Damawan akan menghalal kan segala cara untuk mencapai keinginan nya termasuk cara kotor serta licik. Namun selama Uriena tidak bertingkah pada keluarga Mahendra, Tirta tidak akan mempermasalahkan nya

"Okey kakak mu boleh tinggal di sini, sementara. Tapi ingat ada batasan nya, jangan sesenak nya di rumah ini. Dan satu lagi jangan membuat masalah yang bisa membawa keluarga Mahendra dalam masalah paham."

Utari serta Urie terlihat menganggukan kepalanya patuh, Utari tersenyum pada Uriena sembari mengacungkan jempol nya.

'Huh setidak nya aku masih bisa tinggal di rumah mewah secara gratis bukan, cerdik sekali otak seksi mu itu Uriena memanfaatkan adik mu yang sok lugu itu'.

***HOLLA MET PAGI SEMUA NYA....

JANGAN LUPA GOYANG JEMPOL NYA LAGI HARI INI UNTUK NGE LIKE, VOTE DAN KOMEN NYA

SEE YOU NEXT PART

BABAYYYYY.....MUUUAAACCCHHH***....