Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.7
Riza yang mengenakan pakaian santai dengan jaket hitam nya ,menambah aura ketampanan nya,tidak seperti biasanya yang selalu menggunakan jas dan celana kantor nya.
Riza menghampiri penjual bunga yang berada di dekat area dy parkir, tapi seketika dy berpikir, "kenapa gw harus beli bunga, emang nya gw si Amar", katanya dalam hati.
"ah tar gw ketularan gil* nih ky si Amar ",kata nya lagi.
"mas bunga nya untuk kekasihnya atau calon istrinya ", kata penjual bunga yang menawarkan kepada Riza.
Riza yang gugup akhirnya menghampiri penjual bunga itu.
"ini mas bunga nya cantik cantik, cocok untuk mas nya yang tampan",kata penjual bunga yang kebetulan ibu² yang terpesona melihat ketampanan Riza.
Riza hanya tersenyum sambil melihat² bunga yang berjejer rapi dengan warna yang bervariasi.
"Mas nya mau janjian kan sama pacarnya ?", tiba-tiba penjual bunga menggoda Riza.
"maksudnya apa Bu ?", tanya Riza yang sama sekali tak mengerti apa maksudnya.
" wanita cantik itu pacarnya si mas kan ?" , katanya sambil menunjuk ke arah Lilia yang sedang duduk di bangku di bawah pohon.
Riza yang mengikuti arah tangan si ibu pun terkejut,ternyata wanita yang di tunjuk si ibu itu adalah Lilia.
"kasian loh mas si mbaknya sampe nangis dari tadi menunggu masnya." ,kata penjual bunga itu yang ternyata sudah memperhatikan Lilia sedari tadi.
"kenapa Lilia menangis ",kata Riza dalam hati.
"mau pilih yang mana mas bunga nya ?", suara si ibu mengagetkan Riza.
"ohh saya mau mawar putih nya Bu 1 saja ", jawab Riza.
Riza pun mengambil bunga nya lalu membayar dengan uang seratus ribu.
"ambil aja kembalian nya Bu" , kata Riza sambil tersenyum.
"waaahhh si masnya baik sekali, semoga segera baikan ya mas sama pacarnya dan semoga segera menikah, masnya cocok sekali dengan mbaknya,sama² good looking ",kata si ibu Sok berbahasa inggris, Riza yang mendengar ucapannya langsung tersenyum dan merasa sedikit lucu dengan tingkah si ibu tersebut.
Riza pun secara diam diam mencoba menghampiri Lilia dari arah belakang agar Lilia tidak mengetahui kehadirannya.
"maafin aku Amar ,aku gak tau harus berbuat apa ",kata Lilia sambil menundukkan kepalanya.
Riza yang mendengar ucapan Lilia menjadi penasaran sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka, Riza pun sengaja tetap berdiri di belakang Lilia ,berharap Lilia mengatakan sesuatu lagi.
"ya tuhan kenapa bisa jadi seperti ini keadaan nya ", suara Lilia yang terdengar sambil menangis, Riza semakin penasaran.
"kita tidak mungkin bisa bersatu Amar ,itu sangat mustahil", sambung Lilia.
Riza semakin bingung dengan yang di katakan Lilia,jelas² semalam mereka sudah berkomitmen untuk melanjutkan ke arah yang lebih serius,lalu kenapa tiba-tiba Lilia berkata seperti itu.
"apa maksudnya mustahil ",kata Riza dalam hati,.
maaaa,, kenapa mama tidak pernah memberi tau ku kalo papanya Rasya itu adalah papaku juga ", suara Sofia yang terdengar semakin sesak menahan tangisannya.
"apaaa... ?" , suara Riza mengagetkan Lilia.
"kamu kenapa bisa ada disini ?", tanya Lilia sambil mengusap air matanya,".
maksud lo tadi apa ngomong seperti itu? ", tanya Riza begitu serius.
"memang nya apa yang kamu dengar? ",kata Lilia malah balik bertanya, .
"gw denger semuanya ", jawab Riza yang membuat Lilia terkejut.
"jelasin apa maksudnya ?", tanya Riza memaksa.
"kamu ada keperluan apa datang kesini ?",kata Lilia yang mengalihkan pembicaraan.
"tidak penting kenapa gw ada di sini", jawab Riza .
"aku mau pulang sudah mau malam ",kata Lilia mencoba menghindar .
"Lo gak bisa pergi begitu aja", kata Riza yang mencoba mengikuti Lilia dari belakang,.
"bukan urusanmu",kata Lilia yang semakin menghindar.
"tunggu", ucap Riza sambil menarik tangan Lilia hingga Lilia hampir terjatuh,
"au ",kata Lilia yang reflek memegang lengan Riza karena takut terjatuh, .
mereka pun saling bertatapan.
"ternyata memang secantik ini Lilia, matanya, hidung nya, bahkan bibir nya membuat lelaki manapun tak akan tahan melihatnya,"kata Riza dalam hati
"iihh apa²an si kamu ", ucap Lilia membuyarkan lamunan Riza .
,"sorry Lo gak apa-apa kan?" , tanya Riza yang salah tingkah.
"lagian kamu apa²an sih segala tarik tangan ku ",kata Lilia yang memang terdengar manja suaranya ,Riza yang salah tingkah malah terus menerus menatap nya.
"stop ikutin aku,aku mau pulang",kata Lilia memberi peringatan.
"Lo gak bisa pulang sebelum jelasin semuanya ",kata Riza tetap memaksa.
"jelasin apaan coba ",kata Lilia.
"itu tadi Lo bilang kalo papanya Amar itu papa lo juga ",kata Riza membuat Lilia bingung harus menjawab apa.
"ayooo jelasin sekarang", tanya Riza kembali, "bukan urusanmu" ,kata Lilia.
"itu juga menjadi urusan gw, karena Amar adalah adik gw dan papanya Amar juga papa gw ",kata Reyhan yang belum melepaskan genggamannya ke lengan Lilia.
"terus kalo aku ngejelasin ke kamu ,kamu emang nya bisa menyelesaikan masalahku dan memberikan solusinya" , tanya Lilia sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Riza, Riza yang terpana dengan kecantikan Lilia lantas malah terdiam.
"tuh kan kamu gak akan bisa menyelesaikan masalahku" ,kata Lilia sambil membuang muka.
Riza yang tersadar langsung menjawab pertanyaan Lilia .
"gimana gw mau kasih solusi, sedangkan gw gak tau apa permasalahan Lo", jawab Riza memberikan alasan.
"huuuhhhh ", suara Lilia yang terdengar membuang napas panjang.
"oke kalo gitu gimana kita cari tempat untuk membicarakan ini semua ",ajak Riza kepada Lilia.
"oke ", jawab Lilia yang begitu datar.
Riza dan Lilia berjalan menuju parkiran.
"ciiieeee sudah baikkan , semoga segera menikah ya kalian",seru penjual bunga yang tadi, membuat Lilia salah faham.
"apa maksudnya",kata Lilia yang kebingungan. "nanti gw jelasin di mobil",kata Riza yang sebenarnya salah tingkah dengan perkataan penjual bunga itu.
Setelah sama² masuk ke dalam mobil, Riza pun memberikan bunga yang tadi dy beli untuk Lilia.
"Nih ", ucap Riza sangat datar.
"apaan ini" , kata Lilia yang semakin kebingungan.
"ya itu bunga, masa udah tua gak tau kalo itu bunga",kata Riza menjawab.
"yaa aku taulah ini bunga, maksud aku ini tuh buat apa ", ucap Lilia yang sudah sangat gemes dengan Riza,.
"pantes aja Amar sering banget berantem, ternyata emang ngeselin banget nih orang",kata Lilia menggerutu .
"ngomong apa Lo barusan?", kata Riza yang mendengar ucapan Lilia .
"ngomong² kamu ngapain ada di daerah ini ?" , tanya Lilia mengalihkan pembicaraan.
"ya gw cari lo lah ", jawab Riza sambil menyetir mobil.
"loh ngapain kamu cari² aku ,emang ada urusan apa?", tanya Lilia berlagak polos.
"ya ampun,bisa²nya si Amar suka sama cewek modelan kayak gini ", jawab Riza yang sudah sedikit kesal.
"hahaha.", Lilia pun sedikit tertawa mendengar ucapan Riza .
"Dasar cewek aneh",, ucap Riza menggerutu.
"Gimana keadaan Amar ?", tanya Lilia .
"kenapa Lo tanya gw, harus nya Lo tanya sendiri, Amar kan calon suami lo ", jawab Riza membuat Lilia menundukkan kepalanya.
"Amar kaya orang gila sekarang,gak mau makan,gak mau minum, bahkan gak mau ngomong",kata Riza yang sengaja membuat Lilia khawatir.
"lagian kenapa emang nya lo tiba-tiba menghilang ?,aneh bgt , baru juga semalem lo ngomongin soal berumah tangga " ,ucap Riza sambil meledek.
Lilia pun hanya terdiam tidak membalas ledekan Riza .
mobil Riza pun akhirnya berhenti di sebuah restoran, keduanya berjalan memasuki area restoran, Riza memesan private room agar Lilia nyaman.
setelah memasuki ruangan, kedua nya pun duduk saling berhadapan.
"jadi apa masalah lo ?", tanya Riza tanpa basa basi.
"aku bingung harus menceritakan nya dari mana" , jawab Lilia.
"yaudah Lo tinggal cerita aja, mungkin gw bisa kasih solusi ",kata Riza dengan mudahnya.
"yaaa kayak yang tadi aku bilang, papamu juga papaku " , jawab Lilia berusaha biasa saja.
"maksud lo gimana sih ,gw gak faham ", ucap Riza yang memang tidak mengerti ucapan Lilia.
"tuh kan kamu gak bakal bisa ngasih solusi, jadi ga usah sok sok an kepo sama urusan orang" ,kata Lilia meremehkan Riza.
"ya maksud gw gimana bisa papa gw itu adalah papa lo juga, ceritain lah awalnya gimana " ,kata Riza meminta penjelasan.
akhirnya di ceritakan lah semua kejadian yang neneknya ceritakan .
"jadi gimana ?" , tanya Lilia kepada Riza.
"gimana apanya ?" , jawab Riza yang masih tak menyangka.
"tuh kan percuma juga aku cerita ke kamu ",kata Lilia.
"yaudah mendingan sekarang kita makan dulu, kebetulan gw udah lapar,tar kalo udah kenyang baru gw bisa berpikir ", jawab Riza yang mencoba mencari alasan.
akhirnya mereka berdua pun sama² makan .
setelah selesai makan Riza memberanikan bercerita juga kepada Lilia.
"sebenernya gw bukan anak kandung papa,gw cuma satu ibu sama Amar " ,kata Riza memulai membuka pembicaraan.
"udah aku duga",kata Lilia yang tidak kaget sama sekali.
"Lo tau dari mana ?" , tanya Riza penasaran.
akhirnya Lilia bercerita lagi kenapa akhirnya Dy bisa sampai pergi dari rumah Amar semalam.
"oohhh ,pantes Lo pas makan malam ky aneh ngeliatin papa ",kata Riza yang memang memperhatikan Lilia saat makan malam.
"terus kapan lo mau jujur sama Amar kalo kalian tuh Adik kakak", tanya Riza.
"mungkin butuh waktu Za",kata Lilia dengan tatapannya yang kosong.
"tadi kata Amar ,kalo Dy berhasil ketemu sama Lo Dy bakal langsung nikahin lo hari itu juga ",kata Riza sambil mencicipi makanan penutup.
Lilia yang kaget tiba-tiba tersedak juz yang sedang di minum nya, sehingga juz itu berantakan di area bibir nya.
"lo gak apa² Li .,?", ucap Riza yang kemudian tertawa melihat wajah Lilia.
"ngapain juga ketawa", ucap Lilia.
Riza mengambil tisu dan mencoba mengelap bibirnya Lilia .
Lilia yang kaget dengan perlakuan Riza hanya bisa terdiam.
"bibir Lilia pasti sangat manis",kata Riza dalam hati yang tidak menyangka bisa menyentuh bibirnya.
"aku bisa sendiri kok ", tiba-tiba Lilia mengambil alih tisunya.
"yaudah ",kata Riza berlagak cuek .
"terus gimana kalo Lo ga buru² cerita sama si Amar,bisa² Lo di nikahin kakak lo sendiri ", kata Reyhan semakin membuat Lilia kebingungan.
"yaudah berarti aku minta tolong sama kamu ya Za buat awasi Amar", kata Lilia memohon. "ya gw gak bisa berbuat apa-apa lah, apalagi lo tau sendiri gimana keras kepalanya calon suami lo",kata² Riza membuat Lilia terdiam.
"eehh sorry,gw gak bermaksud ", ucap Riza merasa tidak enak.