Shi Hao, seorang pemuda biasa di dunia modern yang mati tanpa meninggalkan jejak, terlahir kembali sebagai bayi dari keluarga bangsawan kelas satu di dunia kultivasi. Kelahirannya mengguncang langit naga dan phoenix muncul, menandai takdir besar yang bahkan para dewa tak inginkan.
Dari seorang anak licik, lucu, dan cerdas, Shi Hao tumbuh dalam dunia penuh sekte, klan kuno, monster, dan pengkhianatan. Setiap langkahnya membawa kekacauan: ia mencuri pil, menghancurkan jenius lain, menertawakan musuh, dan mengalahkan ancaman yang jauh lebih kuat dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 12
Di dalam lorong lembap di balik air terjun, Tian Zhu berjalan dengan langkah mantap. Dinding lorong itu terbuat dari batu hitam yang menyerap cahaya, membuat suasana terasa sesak dan menekan.
Tiba-tiba, tanah yang dipijaknya bergetar hebat. Debu berjatuhan dari langit-langit lorong.
DUMMM!!!
Suara ledakan dahsyat terdengar dari arah luar lembah, teredam oleh tebalnya dinding batu namun tetap menggetarkan gendang telinga.
Tian Zhu berhenti sejenak, sudut bibirnya terangkat di balik topeng kayu.
"Pintu palsu sudah terbuka," gumamnya. "Formasi Ledakan Matahari Merah. Semoga kalian menikmati hadiah penyambutannya."
Sementara itu, di Pintu Masuk Utama Reruntuhan.
Kekacauan total terjadi. Asap hitam membumbung tinggi bercampur bau daging hangus.
Baru saja para tetua sekte berhasil menghancurkan segel pintu piramida, sebuah gelombang api merah menyembur keluar seperti napas naga.
"AAARGHHH!" "Tolong! Panas!"
Puluhan murid sekte tingkat rendah yang berdiri di barisan depan hangus seketika menjadi abu. Jeritan kesakitan memenuhi lembah.
Di tengah lautan api itu, sebuah kubah es biru bersinar terang. Ling Yao berdiri tenang di dalamnya, wajahnya datar meski murid-murid di sekitarnya mati. Esnya melindungi murid-murid elit Sekte Langit Abadi di belakangnya.
Di sisi lain, Mo Sha dari Sekte Iblis Merah tertawa gila. Ia tidak melindungi siapa pun. Ia justru menggunakan murid-murid sekte lain sebagai tameng hidup untuk menahan semburan api.
"Lemah! Yang lemah memang pantas mati menjadi pupuk!" teriak Mo Sha sambil mengibaskan jubah darahnya.
Tetua Yun dari Sekte Langit Abadi berteriak, "Jangan panik! Jebakan sudah terpicu! Formasi sudah habis energinya! Serbu masuk!"
Melihat api mulai padam, keserakahan kembali menguasai ketakutan. Murid-murid yang selamat berteriak perang dan berlarian masuk ke dalam piramida, menginjak-injak mayat rekan mereka sendiri demi menjadi yang pertama mendapatkan harta karun.
Kembali ke Tian Zhu.
Sementara dunia luar sibuk dengan darah dan api, Tian Zhu telah sampai di ujung lorong rahasia.
Sebuah pintu batu besar menghalanginya. Tidak ada lubang kunci, hanya ada ukiran telapak tangan di tengahnya.
Tian Zhu menempelkan tangannya. Bukan Qi yang ia salurkan, melainkan Niat Pedang (Sword Intent) tipis.
Klek.
Pintu itu bergeser terbuka. Pemilik makam ini adalah seorang ahli pedang, jadi kuncinya adalah pemahaman pedang, bukan kekuatan kasar.
Tian Zhu melangkah masuk ke sebuah aula luas yang diterangi oleh lumut bercahaya biru di dinding.
"Aula Pengujian," bisik Tian Zhu.
Di tengah aula, berdiri dua belas patung prajurit yang terbuat dari batu granit hitam. Masing-masing memegang senjata berbeda seperti tombak, pedang, kapak, dan gada.
Begitu kaki Tian Zhu menyentuh lantai aula, mata kedua belas patung itu menyala merah.
KRAK... KRAK...
Suara gesekan batu terdengar saat sendi-sendi patung itu bergerak. Debu rontok dari tubuh mereka.
"Penyusup... Mati..." suara mekanis bergema dari mulut batu mereka.
Ini adalah Boneka Batu Penjaga (Stone Golem). Kekuatan fisik mereka setara dengan kultivator Qi Condensation Tahap 9 Puncak, dan tubuh mereka sekeras baja.
Satu boneka pemegang gada raksasa melompat ke arah Tian Zhu. Gada batu seberat setengah ton itu mengayun turun.
WUUNG!
Angin siulan gada itu cukup untuk meremukkan tulang.
Tian Zhu tidak mundur. Matanya yang tenang menatap gada itu.
"Lambat."
Tian Zhu melangkah miring, tubuhnya bergeser bagaikan hantu. Gada itu menghantam lantai kosong, membuat ubin batu hancur berkeping-keping.
Bam!
Tian Zhu sudah berada di samping boneka itu. Pedang karatnya berkelebat.
TRANG!
Pedang itu menghantam leher boneka. Namun, bukannya terpotong, hanya percikan api yang muncul. Leher boneka itu hanya tergores sedikit!
Tian Zhu melompat mundur. "Keras juga. Batu Granit Hitam yang ditempa dengan Qi Tanah. Pedang karat ini tidak akan bisa memotongnya dengan tenaga biasa."
Tiga boneka lain dua penombak dan satu pemegang kapak mengepungnya dari tiga arah. Mereka menyerang serentak, memotong jalur lari Tian Zhu.
Situasi kritis. Ruang gerak terkunci.
Di balik topengnya, mata Tian Zhu berubah menjadi emas. Mata Spiritual Naga.
Dunia melambat. Struktur tubuh boneka batu itu menjadi transparan di matanya. Ia bisa melihat aliran energi yang menggerakkan mereka, berpusat pada sebuah Inti Roh kecil di bagian bahu kiri mereka titik terlemah yang tidak terlindungi baju zirah batu.
"Ketemu."
Tian Zhu menarik napas dalam. Qi Emas di tubuhnya mengalir ke pedang karat itu. Karat di bilah pedang itu seolah rontok sedikit, memancarkan kilau tajam.
Teknik Pedang Tusukan Jarum Naga.
Tian Zhu tidak menangkis. Ia menerjang maju menyambut tombak lawan.
Tubuhnya meliuk di udara dengan fleksibilitas yang mustahil, menghindari ujung tombak hanya selisih satu milimeter.
JLEB! JLEB! JLEB!
Tiga tusukan cepat dalam satu kedipan mata.
Pedang Tian Zhu menusuk tepat ke bahu kiri ketiga boneka itu, menghancurkan inti roh di dalamnya.
Cahaya merah di mata ketiga boneka itu padam seketika. Tubuh batu mereka kaku, lalu ambruk menjadi tumpukan batu mati.
BRUK! BRUK! BRUK!
Masih ada delapan boneka lagi.
Melihat teman mereka hancur, kedelapan boneka itu meraung (suara gesekan batu) dan menyerbu bersamaan. Formasi mereka rapi, saling menutupi celah. Ini bukan boneka bodoh, ini boneka yang dibuat dengan formasi tempur militer kuno.
"Menarik," Tian Zhu menyeringai. "Akhirnya ada sedikit pemanasan sebelum hidangan utama."
Tian Zhu berlari menyongsong mereka. Ia melompat ke bahu boneka pemegang perisai, melakukan salto di udara, dan menghujamkan pedangnya ke bawah.
Pertarungan di aula itu menjadi tarian kematian yang sunyi.
Tidak ada ledakan Qi yang berlebihan, hanya efisiensi yang mengerikan. Setiap kali pedang karat itu bergerak, satu boneka roboh. Tian Zhu bergerak seperti air, mengalir di antara serangan-serangan mematikan tanpa tergores sedikit pun.
Lima menit kemudian.
Hening.
Dua belas tumpukan batu berserakan di lantai aula.
Tian Zhu berdiri di ujung ruangan, mengatur napasnya yang sedikit memburu. Pedang karat di tangannya meneteskan cairan pelumas hitam dari tubuh boneka.
"Ujian selesai," ucapnya.
Sebuah pedestal batu perlahan naik dari lantai di ujung ruangan. Di atasnya, terdapat sebuah kotak kayu kecil dan sebuah kunci perunggu.
Tian Zhu membuka kotak itu. Aroma wangi obat langsung menyebar.
"Pil Pengumpul Roh Tingkat Bumi," mata Tian Zhu berbinar. "Cukup untuk membuat kultivator biasa menerobos satu ranah seketika. Tapi bagiku, ini camilan untuk memadatkan fondasi."
Ia menyimpan pil itu, lalu mengambil kunci perunggu tersebut.
"Kunci menuju Ruang Harta Utama. Dengan ini, aku selangkah lebih maju dari orang-orang bodoh di luar sana."
Tian Zhu berjalan menuju pintu keluar di belakang aula. Namun, sebelum ia pergi, ia mengambil gada raksasa dari salah satu boneka yang hancur, dan meletakkannya melintang di depan pintu masuk tempat ia datang tadi.
Lalu, dengan senyum jahil, ia mengaktifkan kembali sisa mekanisme pertahanan boneka itu membuatnya meledak jika ada yang membuka pintu dari sisi sana.
"Hadiah kedua untuk siapa pun yang cukup cerdas menemukan jalan rahasiaku," kekehnya.
Tian Zhu menghilang ke dalam kegelapan koridor berikutnya.
Tujuannya sekarang Ruang Utama, tempat warisan Raja Spirit dan teknik pedang legendaris tersimpan.
Namun, Shi Hao tidak tahu, bahwa di salah satu lorong lain, Mo Sha sedang membantai jalan masuknya dengan cara brutal, dan Ling Yao menggunakan kompas pelacak harta yang mengarah tepat ke lokasi Tian Zhu berada.
NEXT CHAPTER > Tian Zhu sampai di Ruang Utama yang berisi kolam darah/energi. Namun, saat ia hendak mengambil harta itu, Ling Yao dan Mo Sha tiba bersamaan dari pintu yang berbeda. Pertarungan segitiga.