Orang Jelek Tidak Pantas Jatuh Cinta

Dihalaman mansion itu ia mencari cari keberadaan motor nya, dia teringat kembali kalau sebelumnya ia sempat tak sadarkan diri dedepan sebuah bar mungkin motor nya masih ada disana ,ia segera bmenghampiri pak Dandi supir pak Hermawan

" Pak dandi tolong antarkan saya kesebuah tempat"

" Apakah ditempat dimana tuan muda tak sadarkan diri "

"Kok pAk Dandi bisa tau" tanya Dito dengan selidik

"Maaf tuan sayalah yang menemukan tuan tergeletak didepan sebuah bar dan mengantar tuan kesini"

" Hmmm makasih pak karna sudah menolong saya,sekarang tolong antarkan saya kembali ketempat itu karna motor saya masih berada disana."

" Tuan tidak usah repot-repot kesana saya sudah menyuruh seseorang mengambil motor tuan.Mungkin sebentar lagi motor tuan Dito sampai disini"

Setelah beberapa menit motor dito pun tiba dihalaman mansion mewah itu dikendarai oleh seorang laki laki berkemeja hitam,mengenakan kacamata turun dari motor tersebut.

" Kalau begitu saya pamit pulang pak, sekali lagi terima kasih karna telah menolong saya"

" Sama sama tuan muda"

Walaupun pak Dandi hanyalah supir pribadi ayahnya Dito tetap menunjukkan sikap santun nya

Tanpa berbasah basi lagi Dito pun segera menacap gas motor kesayangan nya itu dan segera meningalkan mansion megah itu.

Pak Dandi hanya menatap lekat punggung anak itu sampai akhirnya tidak terlihat lagi.

Ceklekkkk

Dito pun sampai dikediaman bunda Lydia,bunda Lydia yang mendengar suara motor yang snagat familyar ditelinga ya dengan segera melajukan kursi rodanya dibantu inda mendekat kepintu utama.

Teabakanya benar ternyata yang datang memang putra kesayanganya yang ia khawatirkan sejak tadi.

"Kamu kemana saja nak kenapa dari tadi kamu tidak bisa dihubungi bunda khawatir sama kamu"

Tanpa terasa bulir mata bunda Lydia lolos begitu saja tanpa ia sadari Dito yang melihat pipi bundanya basah segera turun dari motornya dan menghampiri bundanya dan memeluk nya dengan erat

"Maaf bunda dari tadi hp Dito betreinya habis"

" Lain kali kamu jangan seperti ini bunda tidak pernah melarang kamu untuk pergi kemana pun yang engkau mau tapi setidaknya kamu ngasih kabar ke bunda"

Bunda Lydia takut sekali jika harus kehilangan Dito bagaimana btidak semenjak ditinggal suaminya menikah cuma dirilah yang ia miliki.

Anak itu saling berpelukan indah dan biasih yang melihat kehangatan tersebut hanya bisa saling lempar pandang sembari tersenyum penuh syukur.

Bunda mendorong kursi bunda Lydia kedAlam rumah

"Kamu antarkan bunda masuk kamar sayang bunda udah ngantuk berat dari tadi nungguin kamu"

Sesampainya didalam kamar Dito menceritakan semua yang dialaminya Dibar kepada ibunya.

" Astagfirullah alazim nak untung ada pak Dandi yang menolong kamu coba kalau tidak ada pak Dandi bunda tidak bisa membayangkan apa yang bakalan terjadi sama kamu,bunda tau nak kamu belum bisa menerima pernikahan kamu dengan indah tapi setidaknya kamu jangan melakukan hal hal yang dapat membuat diri kamu dalam bahaya" ujar bunda Lydia tak habis fikir dengan anaknya

"Maafkan Dito bunda Dito janji akan bertahan dalam pernikahan ini toh juga kalau ayah sudah mendapatkan proyek besar itu aku akan menceraikan perempuan jelek itu"

Mata bunda Lydia terbelalak kaget bagaimana mungkin anaknya bisa mempermainkan pernikahan dan membuat keputusan secara sepihak,jauh dari dasar hatinya merasa kasihan kepada sesama perempuan ia bisa merasakan sakit hati yang dirasakan oleh indah terlebih nlagi dia perempuan yang pernah disakiti oleh pria tak bertanggung jawab jadi hatinya sangat peka jika menyangkut tetang menyakiti hati perempuan.

" Tapi kenapa kamu harus menunggu sampai ayah mu mendapatkan proyek besar itu jika semakin lama kamu tidak menyudahi hubunganmu dengan indah kamu akan semakin lama menyakitinya"

"Aku tidak mau gara gara aku nama baik ayah jadi tercemar dan membuat perusahaan convani memutuskan kerja sama dengan perusahaan ayah karna bagaimana pun perusahaan itu sangat menjunjung tinggi yang namanya harkat dan martabat" ucap Dito berbohong ia tidak mungkin menceritakan tentang ancaman ayahnya yang ingin menghentikan pengobatan bundanya jika tidak menikah dengan indah.

Lydia menghelai nafas kasarnya

Mendengar putranya Lydia hanya bisa menggelengkan kepalanya bagaimana bisa anak yang ia didik dari dulu agar bisa menghargai perempuan tapi malah sebaliknya

Ternyata benar buah itu memang jatuh tak jauh dari pohonnya.

"Tapi kasihan indah nak jika kamu menikahinya hanya untuk mencereikanya,belum lagi perempuan itu sudah kamu lecehkan"

"Harus beberapa kali aku katakan bunda,aku tidak pernah melakukan apapun kepada perempuan itu aku yakin, suatu saat nanti akubakan membuktikan kebenarannya dan membersihkan namaku"

Lydia hanya bisa menghebuskan nafas kasarnya dia tidak tau harus berkata apa lagi bkepada anaknya disisi lain dia percaya sama anaknya tapi disisi lain dia juga merasa iba kepada indah.

"Ya sudah kamu mandi Gie terus istirahat ini juga sudah larut malam bunda rasanya ngantuk berat"

" Iya bunda" Dito meraih tangan Lydia dan mencium punggung tanganya,Lydia yang mendapat perlakuan manis dari putranya tersenyum hangat.

Sementara sepasang mata menatap tajam mereka dari cela pintu kamar,indah yang tak sengaja mendengar pembicaraan ibu dan anak itu membekat mulutnya sendiri.

"Enak saja dia mau mencereikanku setelah apa yang dia perbuat kepadaku" guman indah dalam hati

Ia pun segera melanjutkan langkahnya menuju kamar setelah melihat langkah Dito menghampirinya.

Didalam kamar indah membaringkan tubuhnya diatas kasurnya yang empuk sembari memandangi langit langit kamarnya yang berwarna putih.

Iya kembali merenung mengingat perkataan Dito yang akan menceraikan ya seketika dadanya bergemuruh perasaan marah gelisah kini menyelimuti perasaan nya.

"Aku harus melanjutkan kuliahku anggap saja ini sebagai kompensasi ,enak saja dia telah melecehkan ku lalu menikahi ku hanya untuk mencereikanku dasar laki laki tidak bertanggung jawab,setidaknya jika aku kuliah naku punya masa depan dan bisa dengan gampang mendapatkan pekerjaan jika dia mencereikanku"

Batin indah

*

*

*

Keesokan harinya seperti biasa indah membantu biasih menyiapkan sarapan,hari ini indah memasak ayam goreng,dan telor ceplok dan nasi putih saja.indah mencoreng ayamnya dan telur ceplok ya sedangkan bi asih hanya kebagian memasak nasi putihnya saja.

Biasih hanya memperhatikan indah meracik bumbu bumbu ayam gorennya,bi asih menggelengkan kepalanya kagum saat melihat indah begitu lihai memainkan peralatan dapur.

Lydia duduk dimeja makan sebentara Dito menarik kursi disamping Lydia, ia enggan duduk disamping istrinya

"Hari ini kamu lagi yang masak indah" tanya Lydia

Indah hanya mengangguk menjawab pertanyaan Lydia

"Masakan kamu enak sekali indah bumbu ayam goreng nya terasa banget,telur ceplok ya juga ngak kalah gurihnya"

"Bunda benar walaupun menu nya sederhana tapi rasanya luar biasa enaknya" timpal bi adih mengakui

Sedangkan Dito masih dengan ekspresi datarnya walau pun dia makan dengan lahap tapi dia enggang mengakuinya.