Ikhtisar :
Untuk menyelamatkan pesantren dari seorang mafia yang ingin menggusur pesantren yang bernama Jack Jatnika, Khalisa Amira rela menjadi istri Jack sekaligus menjadi budaknya. Tapi siapa sangka Khalisa bukan wanita biasa, yang menerima apa yang terjadi padanya. Jack terkejut saat mengetahui masa lalu Khalisa, bahkan dialah tunduk padanya. Taktik apa yang Khalisa gunakan untuk menaklukkan mafia kejam sepertinya itu ?
Baca selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Nurut Istri
“Abi, semalam aku bertemu dengan seseorang yang aku kenal berada di rumah sakit. Kondisinya sedang kritis, dia harus segara menjalankan operasi untuk itu aku harus menolongnya” Jawab Marwa
“Kenapa kamu tidak bicara terlebih dahulu pada abi atau umimu ?” Tanya Kyai Rozak
“Semalam abi dan umi tidak ada di pesantren dan ustad Iman pasti sudah tidur, aku tidak memiliki banyak waktu. Aku terpaksa mengambil uang di ATM tanpa sepengetahuan siapa pun” Jawab Marwa
“Tadinya aku ingin memakai uangku sendiri tapi butik sedang sepi pembeli, aku tidak memiliki uang sebanyak itu” Lanjut Marwa
“Tetap saja kamu sudah mengambil tanpa izin abi, umi atau pun ustad Iman. Itu namanya sudah menyalahi aturan dan norma agama, kamu sudah membuat abi kecewa Marwa” Jawab Kyai Rozak
“Maafkan akua bi, secepatnya aku akan mengembalikan uang itu” Ucap Marwa sambil menangis karena merasa bersalah
“Bukan soal uang tetapi kejujuran dan kebenaran, menolong boleh tetapi menghalalkan segala car aitu tidak boleh” Jawab Kyai Rozak, ini pertama kalinya diam aah pada anaknya. Dia sangat mengenal Marwa, dia bahkan tidak mencurigai putrinya itu tapi kenyataannya Marwa melakukan perbuatan yang tidak benar.
“Iya abi aku tahu, maafkan aku. Aku sangat menyesal dan merasa bersalah atas kelancanganku mengambil uang tanpa seizin abi” Ujar Marwa
“Satu bulan ini kamu tinggallah di padepokan yang berada di Bogor, belajar lagi di sana dan jangn banyak mengeluh” Titah Kyai Rozak
“Baik abi” Jawab Marwa pasrah
“Abi” Ucap Umi Habibah sambil memegang lengan suaminya
“Ini sudah keputusan abi, Marwa harys belajar lagi. di sana dia akan mengerti arti sebuah kejujuran” jwab Kyai Rozak
Umi Habibah tidak bisa berbuat apa pun, dia hanya bisa menerima keputusan suaminya untuk mengantar anaknya ke tempat kyai Rozak dulu belajar ilmu agama dan akhlak.
“Ustad Iman, kamu boleh kembali ke kamarmu” Titah Kyai Rozak
“Baik pak kyai, assalamu’alaikum” Ujar Ustad Iman
“Wa’alaikumsalam” Jawab Mereka semua dan ustad Iman keluar dari ndalem kyai Rozak
“Aku pamit beres-beres dulu abi” Pamit Marwa kyai Rozak hanya menganggukkan kepalanya, dia membiarkan putrinya meninggalkan ruang tamu
“Abi, satu bulan itu sangat lama. Apa tidak berlebihan ?, Marwa sudah terbiasa dengan kehidupan di sini. Apa dia bisa menjalani kehidupan di sana ?” tanya Umi Habibah
“Pasti bisa, dulu abi juga di sana. Khalisa juga pernah di sana” Jawab Kyai Rozak
Umi Habibah tampak resah dan gelisah, Marwa putri semata wayangnya. Dia takut putrinya tidak bisa menyesuaikan kehidupan yang ada di sana.
“Assalamu’alaikum” Ucap Khalisa dan Jack
“Wa’alaikumsalam” jawab Kyai Rozak dan Umi Habibah
Khalisa dan Jack masuk ke dalam rumah ndalem, kyai Rozak dan umi habibah terkejut melihat penampilan Jack yang memakai baju koko, sarung dan tidak lupa memakai peci.
“Alhamdulillah, tampannya menantu abi” Puji Kyai Rozak
“Iya, umi juga sampai pangling” Ucap Umi Habibah
“Terima kasih pak kyai, bu nyai” Jawab Jack, dia merasa malu harus memakai paju beserta peci
Khalisa mencolek Jack dan tersenyum padanya.
“Sayang, abi sama umi bilang suamiku tampan” Bisik Khalisa
Jack hanya diam dan mengikuti apa yang diinginkan istrinya itu.
“Mari nak, kita sarapan bersama” Ajak Umi Habibah
“Iya umi” Jawab Khalisa
Jack hanya diam, tapi Khalisa tidak suka kalau suaminya tidak menjawab lalu dia mencubit bokongnya.
“Hei” Bisik Jack
“Jawab” Sahut Khalisa
“Iya umi” Jawab Jack sambil tersenyum tipis
Mereka semua berpindah ke ruang makan, di sana semua makanan sudah tersaji di atas meja. Khalisa duduk bersama Jack, sedangkan Kyai Rozak di kursi tengah sendirian lalu umi Habibah berada di sebrang Khalisa.
“Sebelum makan mari kita berdoa terlebih dahulu bersama” Ucap Kyai Rozak
“Apa ?!” Jack terkejut
Khalisa langsung meraba paha Jack dengan lembut membuat Jack merinding panas dingin dengan sentuhan Khalisa.
“Baik pak kyai” Jawab Jack
“Istriku selalu menyerangku dengan sangat agresif” Batin Jack, dia tidak bisa mengatakan tidak lalu dia langsung memimpin doa
“Masyaallah, semoga ke depannya lebih baik lagi” Batin Khalisa
Mereka berempat mulai sarapan bersama, Khalisa mengambi irig untuknya dan Jack.
“Abi, Marwa kemana ?” Tanya Khalisa karena dia tidak melihat adoiknya itu
“Ada di kamarnya” Jawab Kyai Rozak
“Kenapa Marwa tida bareng sarapan dengan kita ?” Tanya Khalisa
Kyai Rozak terdiam, seperti memikirkan sesuatu.
“Marwa sedang beres-beres, pagi ini dia akan pergi ke Bogor” Jawab Umi Habibah
Khalisa langsung diam, tanpa betanya lebih lanjut sudah paham apa yang sedang terjadi.
“Abi, mau gorengannya ?” Tanya Khalisa berusaha mencairkan suasana
“Boleh” Jawab Kyai Rozak
Khalisa lalu mengambil satu potong gorengan dan memberikan ayam itu pada piring kyai Rozak.
“Sayang, kamu mau apa ?” Tanya Khalisa
“Aku mau kamu tanggung jawab” Bisik Jack
“Nanti kita selesaikan urusan kita berdua” Ucap Khalisa lalu mengambil nasi dan yang lainnya untuk Jack
“Sayurannya kenapa banyak sekali ?” Tanya Jack
“Agar otang kamu cerdas dan matamu sehat, jadi kamu akan selalu ingat istrimu dan hanya memandangku saja” Jawab Khalisa
Jack mendengus kesal, mau tak mau dia harus memakan sayuran meski dia tidak menyukainya.
“Khalisa, aku ingin sambal” Ucap Jack
Khalisa mengangguk lalu dia menambahkan sambal di piring suaminya, selama makan Khalisa melayani Jack taka da satu pun yang terlewat. Membuat Jack merasa di hargai sebagai suami, dia yang atdinya akan memperbudak Khalisa justru merasa tidak bisa tanpa di layani istrinya itu.
Setelah makan malam Khalisa masuk ke kamar Marwa, adiknya itu sudah merapikan pakaiannya. Tidak ada barng mewah atau pun barang berharga yang di bawa bahkan handphone pun tidak di bawa.
“Kamu akan pergi ?” Tanya Khalisa
“Iya kak, aku sudah melakukan kesalahan” Jawab Marwa
“Di sana kamu akan melakukan apa pun dengan sendiri, apa kamu sudah siap ?” Ujar Khalisa memberitahukan adiknya itu
“Insyaallah siap kak” Jawab Marwa
Khalisa manarik nafas panjang lalu menghampiri adik angkatnya.
“Kamu tidak akan mengatakan sesuatu pada seseorang yang akan kamu tinggalkan ?” Tanya Khalisa
Marwa terdiam, dia teringat Daniel. Selama satu bulan ini dia akan pergi tanpa kabar.
“Aku rasa tidak perlu, aku boleh minta tolong kak ?” Tanya Marwa
“Apa ?” Tanya Khalisa
“Ada seseorang yang di rawat di rumah sakit, dia tidak memiliki sanak saudara. Dia juga tidak memiliki apa pun lagi, nanti saat dia pulang dari rumah sakit tolong bayar sisa tunggakannya kak. Nanti aku akan menggantinya” Jawab Marwa karena dia tidak bisa menemuinya untuk sementara waktu.
“Iya, aku akan melakukan apa yang kamu mau” Ucap Khalisa
“Terima kasih kak” Ujar Mrwa sambil memeluk Khalisa yang dia balas pelukan
*****
Di ruangan yang berbeda, kyai Rozak sedang berbicara dengan Iman di ruangan kerjanya.
“Iman, tolong cari tahu siapa yang sudah di tolong oleh Marwa” Titah Kyai Rozak
“Baik Pak kyai” Jawab Iman
“Putriku sampai menyembunyikan semua ini, pasti dia mengenal orang itu” Ujar Kyai Rozak dan Iman hanya mengangguk
“Aku tidak ingin putriku salah mengenal orang, dia sangat polos. Berbeda dengan Khalisa, siapa saja bisa memanfaatkannya” Lanjut Kyai Rozak
“Iya, pak kyai” Jawab Iman
Jack mendengar percakapan kyai Rozak dan Iman di balik jendela ruangan kyai Rozak.
“Siapa yang dibicarakan oleh kyai Rozak dan Iman ?” Gumam Jack
“Kamu sedang apa di sana ?” Tanya seseorang dari belakang Jack, dia langsung membalikkan badannya
“Furqon, ku pikir siapa” Ujar Jack
Furqon terkejut ternyata laki-laki yang mengenakan baju koko, peci serta sarung itu adalah Jack, seorang mafia kejam dan sadis.
“Ampun bos, aku tidak tahu kalau itu bos” Ujar Furqon, nyalinya langsung ciut saat melihat Jack
“Ternyata kamu masih di sini ?, PENGHIANAT” Ucap Jack
“Ampun bos, jangan beritahu rahasia di antara kita pada kyai” Ujar Furqon
“Itu tergantung, aku butuh kamu atau tidak” Jawab Jack lalu dia mendekati Furqon dan berdiri di sampingnya dan menepuk bahu Furqon
“Untuk sementara ini kamu bisa bebas, tapi mungin besok aku akan berubah pikiran” Lanjut Jack lalu melangkah meninggalkan Furqon
“Sialan ! aku harus menyingkirkan Jack sebelum dia buka mulu kepada kyai” Barin Furqon sambil mengepalkan tangannya
Khalisa tersenyum di dalam ruangan yang tidak jauh dari tempat Furqon berada.
“Sepertinya aka nada yang memburu dan diburu” Gumam Khalisa tersenyum menatap Furqon dari kaca ruangan itu
*****
Iman pergi ke rumah sakit dimana Daniel berada, begitu pun Jack yang membuntutinya dari belakang. Iman mendapatkan informasi dari supir yang mengantar Marwa ke rumah sakit itu. Jack membuntuti Iman , dia sengaja mengenaka baju yang berbeda. Menutup kepalanya denga kupluk jaketnya dan menggunakan masker, karena dia penasara siapa yang di rawat di tempat itu.
“Siapa yang di selamatkan oleh Marwa ?” Gumam Jack, dia menduga kalau orang yang di selamatkan oleh Marwa itu Daniel. Adiknya yang sampai saat ini belum ada kabarnya
Jack melangkahkan kakinya perlahan-lahan di belakang Iman, Iman langsung masuk ke ruang rawat itu. Jack mengintip dalam pintu, dia terkejut melihat Iman berbicara dengan pasien yang ada di dalam.
“Bukan Daniel” Ucap Jack, dia berpikir orang yang di tolong Marwa adalah Daniel ternyata bukan
Jack mendengar pembicaraan Iman dan orang tersebut
“Semalam ustadzah memang menolongku, beliau yang membayarkan biaya operasiku”
“Alhamdulillah kalau begitu, semoga mbaknya bisa cepat pulih dan sehat kembali” Ujar Ustad Iman
“Amin, terima kasih ustad” Jawabnya
Ustad Iman mengangguk, dia terus mengobrol dengan wanita yang baru saja menjalani operasi.
“Jauh-jauh aku ke sini, ku pikir aku bisa menemukan Daniel” Keluh Jack, dia meninggalkan tempat itu namun dia tidak sengaja melihat Khalisa
“Istriku ngapain di sini ?, mencurigakan” Batin Jack, dia tersenyum licik melihat Khalisa pasti ada yang sedang di lakukan istrinya itu
#Apa yang sedang Khalisa lakukan di rumah sakit ?#
#Apakah Jack akan menemukan siapa yang di tolong Marwa ?#