NovelToon NovelToon
Kembalinya Dewa Beladiri

Kembalinya Dewa Beladiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Setelah mengorbankan dirinya demi melindungi benua Tianlong, Wusheng, Sang Dewa Beladiri, seharusnya telah tiada. Namun, takdir berkata lain—ia terlahir kembali di masa depan, dalam tubuh seorang bocah lemah yang dianggap tak berbakat dalam seni bela diri.

Di era ini, Wusheng dikenang sebagai pahlawan, tetapi ajarannya telah diselewengkan oleh murid-muridnya sendiri, menciptakan dunia yang jauh dari apa yang ia perjuangkan. Dengan tubuh barunya dan kekuatannya yang tersegel, ia harus menemukan jalannya kembali ke puncak, memperbaiki warisan yang telah ternoda, dan menghadapi murid-murid yang kini menjadi penguasa dunia.

Bisakah Dewa Beladiri yang jatuh sekali lagi menaklukkan takdir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5 Kultivasi Dan Seni Beladiri: Ketika Dua Kekuatan Saling Bekerjasama

Wu Shen berbalik cepat, meraih pergelangan tangan pria itu, lalu melipatnya ke belakang dengan kekuatan yang cukup untuk membuat sendi bahunya terkilir.

"Aaargh!"

Dengan satu dorongan, Wu Shen melempar pria itu ke tanah dan menendangnya ke arah pohon terdekat.

Kini hanya tersisa satu pria sebelum pemimpin mereka. Pria itu tampak ragu, matanya melebar karena ketakutan.

"Ka-Kau...!"

"Seni Naga Laut: Telapak Naga."

Wu Shen tak memberinya waktu untuk berbicara. Dalam sekejap, dia sudah berada di depan pria itu. Satu pukulan telapak tangan yang dipenuhi Chi menghantam tepat di ulu hatinya.

Matanya membelalak. Napasnya tersendat.

Thud.

Dia jatuh berlutut sebelum akhirnya ambruk tanpa suara. Kini, hanya tersisa pemimpin mereka.

Pemimpin itu mengatupkan rahangnya dengan kuat, wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan. "Seorang seniman bela diri?"

Sementara itu, Lin Shuelan hanya bisa menganga melihat pemuda yang tiba-tiba muncul dan membantunya. Dalam hati, dia bertanya-tanya siapa sebenarnya Wu Shen.

'Dia menggunakan seni bela diri Naga Laut. Apakah dia berasal dari Sekte Beladiri Paus Biru?'

Wu Shen menyeka sedikit darah di bahunya, matanya yang tajam namun tenang menatap pria yang menjadi pemimpin para pembunuh bayaran itu. "Kau baru menyadarinya? Apa kau masih ingin bertarung, atau ingin kabur seperti pengecut?"

Pemimpin itu mendongak, lalu tertawa lebar dan penuh kegilaan. Suaranya menggema di tengah medan pertempuran yang sunyi, seolah mengisyaratkan sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar pertarungan ini.

Matanya yang tajam menatap Wu Shen dengan campuran rasa tidak percaya dan kekaguman yang terpaksa.

"Tidak kusangka!" teriaknya, suaranya penuh dengan emosi yang meledak-ledak. "Kejadian terdahulu kembali terulang! Seniman bela diri mengungguli para kultivator dalam hal kekuatan? Bahkan pahlawan masa kini adalah seorang ahli seni bela diri, Wusheng!"

Sebagai seorang kultivator, harga dirinya terasa dinodai karena kelompoknya kalah melawan seorang bocah dengan kemampuan bela diri.

Padahal dulu, seni bela diri dianggap kotor dan kasar oleh para kultivator yang angkuh. Mereka memandang rendah seniman bela diri, menganggap mereka tidak lebih dari sekadar petarung kasar yang tidak layak menyentuh jalan spiritual.

"Tapi kini, seorang bocah belia mengalahkan kami dengan mudah!"

Wu Shen mendengarkan dengan ekspresi datar, tapi di dalam hatinya, ada sedikit kejengkelan yang mulai menggelegak. Dia sudah muak mendengar ocehan pria itu, yang seolah-olah mencoba membenarkan kekalahannya dengan nostalgia dan kemarahan yang tidak pada tempatnya.

"Sudah cukup," kata Wu Shen dengan suara dingin. "Bicara itu mudah. Mari kita selesaikan ini."

Tanpa menunggu respons lebih lanjut, Wu Shen melesat ke depan, tubuhnya bergerak seperti kilat.

"Seni Naga Laut: Rangkaian Pemecah Ombak!"

Tangannya bergerak dengan presisi yang mematikan, serangkaian pukulan dan tendangan yang dirancang untuk menghancurkan pertahanan musuh. Namun, kali ini, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Thud!

Pukulan Wu Shen terhenti di tengah jalan. Tangannya yang seharusnya menghantam dengan kekuatan penuh justru tertahan oleh tangan kosong Zhang Wei.

Wu Shen terkejut, matanya membelalak saat dia merasakan kekuatan luar biasa dari genggaman pria itu.

Zhang Wei tertawa lagi, kali ini lebih keras dan lebih gila. "Kau pikir kami tidak belajar dari sejarah? Kami, para kultivator, bukanlah orang-orang yang mudah dikalahkan dua kali!"

Dia melemparkan Wu Shen ke belakang dengan satu gerakan tangan, membuat pemuda itu terpental beberapa langkah ke belakang. Wu Shen segera mengatur keseimbangannya, tapi wajahnya menunjukkan keheranan yang dalam.

"Kau... bagaimana bisa?" gumam Wu Shen, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.

Zhang Wei mengangkat tangannya, memperlihatkan aliran Qi yang mengalir deras di sekujur tubuhnya.

"Zaman telah berubah, bocah. Kami, para kultivator, menyadari kelemahan kami dalam pertarungan jarak dekat. Jadi, kami mengembangkan teknik baru—teknik yang memungkinkan kami memperkuat tubuh kami dengan Qi alam, membuat tulang, otot, dan refleks kami melebihi batas manusia biasa."

Dia melangkah maju, setiap langkahnya terasa berat dan penuh kekuatan. "Aku adalah Zhang Wei, pembunuh bayaran Bulan Sabit. Dan malam ini, aku akan menunjukkan padamu bahwa seni bela diri tidak lagi menjadi ancaman bagi kami."

Wu Shen mengerutkan kening, mencerna kata-kata Zhang Wei. Dia bisa merasakan perubahan yang terjadi pada tubuh pria itu. Qi yang mengalir di sekujur tubuh Zhang Wei membuatnya seperti makhluk yang berbeda—lebih kuat, lebih cepat, dan lebih tangguh.

Tapi Wu Shen tidak gentar. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan pikirannya. "Baiklah," katanya dengan suara tenang. "Kalau begitu, mari kita lihat sejauh mana kau bisa bertahan."

Zhang Wei menyeringai. "Bicara besar, bocah. Tapi kau tidak akan bisa mengalahkanku."

Dia melesat ke depan, kecepatannya jauh melebihi sebelumnya. Tangannya yang dipenuhi Qi menyambar ke arah Wu Shen dengan kekuatan yang bisa menghancurkan batu.

Wu Shen menghindar dengan gesit, tubuhnya bergerak seperti air yang mengalir. "Seni Naga Laut: Gerakan Ombak Mengalir."

Dia memanfaatkan kelincahannya, menghindari serangan Zhang Wei sambil mencari celah untuk menyerang. Tapi setiap kali dia mencoba mendekat, Zhang Wei dengan mudah menangkis atau menahan serangannya.

"Kau tidak bisa menang dengan hanya menghindar!" teriak Zhang Wei, frustrasi mulai terlihat di wajahnya.

Wu Shen tidak menjawab. Dia terus bergerak, mengamati setiap gerakan Zhang Wei. Dia tahu bahwa teknik baru ini pasti memiliki kelemahan—tubuh yang diperkuat oleh Qi jauh berbeda dengan tubuh yang diperkuat oleh Chi.

Seperti mengajari ikan memanjat pohon, tidak mungkin seorang kultivator dapat melampaui kekuatan dan keahlian seorang seniman bela diri.

Wu Shen terus menghindari serangan Zhang Wei, sambil mengamati dengan saksama setiap pergerakan lawannya. Teknik itu memang membuat Zhang Wei lebih tangguh, tetapi Wu Shen tahu bahwa tidak ada yang namanya kesempurnaan ketika kultivator mencoba menguasai teknik seni bela diri.

Dia hanya perlu menemukan celah.

Di sisi lain, Lin Shuelan berusaha bangkit dari tanah. Napasnya tersengal, tubuhnya masih dipenuhi luka akibat serangan Zhang Wei dan kelompoknya. Namun, matanya tetap menyala dengan semangat. Dia tidak bisa membiarkan Wu Shen bertarung sendirian.

HAP!!

Wu Shen melompat ke belakang, menghindari pukulan berat Zhang Wei yang menghancurkan tanah di tempatnya berdiri beberapa detik sebelumnya.

Saat Wu Shen mendarat kembali, pandangannya bertemu dengan Lin Shuelan yang kini berdiri di belakang Zhang Wei. Mereka saling mengangguk, seolah memahami apa yang harus dilakukan tanpa perlu kata-kata.

Lin Shuelan mengangkat tangannya ke udara. "Kultivasi Cahaya: Tekanan Cahaya Surgawi!"

Sebuah lingkaran bercahaya muncul di bawah kaki Zhang Wei. Seketika, tekanan spiritual yang luar biasa menekan tubuhnya. Zhang Wei terkejut—tubuhnya terasa lebih berat, dan refleksnya melambat.

"Apa...?!" Zhang Wei menggeram, berusaha melepaskan diri, tetapi aura spiritual Lin Shuelan menghambat aliran Qi di tubuhnya, menghalangi energi yang memperkuat fisiknya.

Inilah yang ditunggu Wu Shen.

Dia melesat ke depan dengan kecepatan penuh, memanfaatkan momen kelemahan Zhang Wei. "Seni Naga Laut: Serangan Ombak Pasang!"

Serangkaian pukulan dan tendangan dilepaskan dalam sekejap, masing-masing mengincar titik-titik vital Zhang Wei yang kini lebih rentan akibat gangguan Lin Shuelan.

Zhang Wei mencoba menangkis, tetapi tanpa aliran Qi yang optimal, reaksinya menjadi jauh lebih lambat.

Wu Shen menyatukan telapak tangannya, lalu mengarahkan satu serangan terakhir ke dada Zhang Wei. "Seni Naga Laut: Jantung Lautan!"

1
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
Rinaldi Sigar
lnjut
Yuga Pratama
begitu lebih baik
y@y@
dan akhirnya harus rela menunggu chapter berikutnya🤣
Caveine: sabar bang wkwkw 😂
total 1 replies
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
harusnya guru Ye harus pakai gaya Kuda" Lumping..🤣🤣🤣
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!