pertemuan dua tokoh yang berjuang melawan masalah nya masing-masing. dimana, seorang pria tampan yang hampir kehilangan harapan hidupnya. namun siapa sangka ia bertemu dan jatuh cinta kepada wanita cantik yang telah dikuasai oleh ilmu hitam dalam dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AL Chnl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedengkian
Teyong yang sangat terkejut akan perkataan Joo Han kepada Lee Ya, memandangi Joo Han dengan heran.
"Apa kau serius?" tanya Teyong kepada Joo Han.
"Kalau hanya ingin menghina, Sebaiknya kalian pergi saja! Ayo Lee Ya" tegas Do-Ri. Kemudian ia pun menarik tangan Lee Ya untuk beranjak.
"Tidak, Aku serius!" tegas Joo Han. Namun Do-Ri tetap melangkah sambil menarik tangan Lee Ya dan mengabaikan perkataan Joo Han.
"Apa kau sudah gila?" tanya Teyong dengan semakin heran kepada Joo Han. Melihat Joo Han yang nampak serius akan perkataannya, Ia pun berlari menghadang untuk menghentikan langkah Do-Ri.
"Tidak, tunggu sebentar!" ucap Teyong menghampiri keduanya.
"Biarkan wanita itu menjawab dulu. Temanku sangat serius dengan perkataannya" lanjut Teyong. Melihat tindakan Teyong, Do-Ri hanya menatap Teyong hingga membuat Teyong salah tingkah
"Bagaimana kalau aku tidak mengizinkannya untuk menjawab permintaan aneh itu" ucap Do-Ri. Mendengar perkataan tersebut Teyong yang semula takut kini menjadi berani.
"Aneh? Siapa? Permintaan itu?. Hey! setidaknya dia benar-benar ingin mau berteman. dan kau bilang aneh? Memangnya siapa sebenarnya yang aneh? Justru wanita itu yang aneh! iyah benar. Temanku juga terdengar aneh karena ingin berteman dengannya" tegas Teyong yang sangat kesal dengan perkataan Do-Ri.
"Apa kau bilang?, apa maksud mu dengan semua itu?. Jelaskan lah" ucap Do-Ri dengan menampakkan wajah yang mulai geram akan perkataan Teyong. Ia sedikit demi sedikit melangkah maju dengan tatapan kesal kepada Teyong. Teyong yang merasa bersalah dengan perkataannya, melangkah mundur perlahan-lahan.
"Bilang lah cepat!" teriak Do-Ri kepada Teyong hingga membuat Teyong terkejut. Namun di saat yang sama, Kaki Do-Ri terpeleset hingga membuat dia akan terjatuh. Teyong yang melihat Do-Ri akan terjatuh, Ia pun bertindak akan menolong Do-Ri. Namun Do-Ri yang tak ingin di tolong oleh Teyong pun mendorongnya hingga terlempar. sehingga Do-Ri pun terjatuh tepat di samping Teyong.
"Sshhh Awh sakit!" ucap Do-Ri dan Teyong yang merintih kesakitan.
"Kenapa kau mendorongku dengan tangan besar itu?" tanya Teyong sambil menahan sakit. Mendengar perkataan Teyong, Do-Ri pun merasa kesal. Ia pun menampar Teyong hingga terkejut termaksud Joo Han yang sedang menyaksikan di belakang Lee Ya. Dan di saat yang sama setelah melayangkan tangan untuk menampar Teyong, Do-Ri merasa bersalah akan tindakannya.
"Aahhh kenapa menamparku lagi??" ucap Teyong dengan sedih. Joo Han pun bergegas memapah Teyong berdiri.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Joo Han kepada Teyong. Mendengar perkataan Joo Han, teyong pun melihat Joo Han dengan wajah yang sangat sedih.
"Apa kau tidak lihat?" tegas Teyong
"Ah maaf, maaf" ucap Joo Han yang merasa bersalah dengan pertanyaannya. Do-Ri pun hanya melihat Teyong dengan perasaan bersalah.
Selang beberapa menit, Terlihat Joo Han dan Lee Ya duduk berdampingan di kursi taman kampus. Seperti biasa, Lee Ya duduk sambil menundukkan kepalanya. Joo Han yang nampak kebingungan akan situasi nya, ia pun memberanikan diri untuk membuka obrolan.
"maaf, i.. Itu. Aku ingin mendengar jawabanmu" ucap Joo Han dengan sedikit penasaran. Namun Lee Ya hanya terdiam tanpa memberikan jawaban.
"Yah... mungkin kau malu akan penampilanmu yang mungkin terlihat aneh bagi orang-orang. Tapi aku ingin berteman denganmu bukan karena hal buruk tentang dirimu. Aku percaya kamu punya alasan lain yang orang-orang tidak bisa memahami mu. Dan aku sangat yakin kamu orang yang sangat sabar. Karena orang lain belum tentu bisa bertahan seperti kamu. Dan aku percaya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini" jelas Joo Han kepada Lee Ya. Mendengar perkataan Joo Han, Lee Ya hanya terus terdiam.
"Baiklah mungkin saat ini kau belum percaya denganku. Dan aku minta maaf akan tindakanku yang membuatmu tersinggung" ucap Joo Han sambil tersenyum kecil.
Di sisi lain, terlihat Teyong yang sedang menahan sakit. Ia duduk yang tak jauh dari Joo Han dan Lee Ya duduk. Ia sengaja memisahkan diri untuk membiarkan keduanya membicarakan situasi mereka. Tiba-tiba Do-Ri muncul di hadapan Teyong dan membuat Teyong terkejut.
"Haa! Kaget!" ucap Teyong yang terkejut. Do-Ri pun memberikan obat pereda sakit kepada Teyong. Teyong yang melihat sikap Do-Ri merasa heran.
"Apa ini?" tanya Teyong.
"Obat pereda sakit. Pakailah!" jawab Do-Ri. "Oh. Terimakasih" ucap Teyong dengan pelan. Teyong pun mengambil pemberian Do-Ri tersebut. Namun, Ia nampak kesusahan membuka tutupan obat tersebut. Do-Ri yang melihat itu pun merasa kesal dan juga kasihan. Ia pun mengambil obat tersebut dan membukanya. Kemudian ia duduk di samping Teyong.
"Berbalik lah. Jangan melihatku!" tegas Do-Ri. Kemudian Teyong berbalik dengan perasaan heran akan sikap Do-Ri. Do-Ri pun mengoleskan obat tersebut di pipi Teyong. Seketika itu, jantung Teyong berdetak kencang.
"Sumpah. perasaan apa ini. Kenapa tiba-tiba jantungku rasanya mau copot!" Gumam Teyong sambil sesekali melirik Do-Ri dengan ujung matanya. Setelah mengoleskan obat tersebut, Do-Ri pun beranjak dari tempat duduknya. Kemudian ia memberikan obat tersebut kepada Teyong. Namun Teyong hanya terdiam sambil menatap dan mengabaikan pemberian Do-Ri. Do-Ri pun mengambil tangan Teyong dan memberikan obat tersebut tepat di telapak tangannya.
"Pakai lah. Olesi di lukamu tiap hari" ucap Do-Ri kemudian beranjak pergi. Namun, tiba-tiba ia menoleh kembali kepada Teyong.
"Oh iya, Maaf atas sikapku yang kasar" lanjutnya. Seketika jantung Teyong meledak. Ia hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan dan menatap Do-Ri dengan tatapan yang berbeda. Kemudian Do-Ri beranjak menghampiri Lee Ya.
Di waktu yang sama Joo Han pun selesai dengan situasinya bersama Lee Ya, Ia pun kembali menghampiri Teyong.
"Hey! Ayo balik ke kantor!" pinta Joo Han kepada Teyong. Namun Teyong hanya terdiam membisu dengan tatapan yang seperti sedang jatuh cinta. Melihat hal tersebut Joo Han merasa heran dan khawatir.
"Hey, Hey kenapa? Apa wanita tadi menamparmu lagi?" tanya Joo Han memastikan. Teyong pun hanya mengangguk.
"Iyah, dia menamparku. Tidak maksudku, tampar aku!" ucap Teyong yang meminta Joo Han untuk menamparnya. Kemudian Joo Han pun menampar pipi sebelah Teyong.
"bagaimana? Sakit?" tanya Joo Han memastikan.
"Tentu saja tidak." jawab Teyong sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Joo Han yang melihat hal itu, merasa semakin khawatir akan keadaan Teyong.
"Hey sebenarnya kau ini kenapa? sadarlah!" tegas Joo Han dengan khawatir.
"Sepertinya aku telah menemukan semangat istimewa itu. Ayo kita ke kantor!" ucap Teyong dengan tersenyum sambil beranjak dari tempat duduknya. Joo Han pun mengikuti Teyong dengan perasaan heran menuju kantor.