"Tolong lepaskan saya!" seru gadis cantik itu saat tubuhnya di seret menuju ke kamar yang sangat ingin dia hindari, salah rasanya dia telah menerima tawaran dari teman nya karena dia sangat butuh uang sekali.
"KAU! BISA DIAM ATAU TIDAK, ATAU KAU INGIN AKU PENGGAL DI SINI JUGA KEPALAMU!" teriak pemuda tampan namun sangat mematikan itu, bahkan wanita yang tadi di bentak oleh pria itu langsung diam dengan tubuh bergetar hebat.
"Tolong lepaskan saya tuan." seru gadis itu memohon.
"ck kau lupa bahwa aku sudah membeli mu dengan harga mahal." seru pria itu.
"Akan saya ganti tuan, tapi mohon lepaskan saya."
"Aku tidak butuh uang mu, karena mulai sekarang kau akan menjadi pemuas dan j*lang ku." bisik pria itu dengan begitu tegas dan dinginnya yang terdengar sangat menyeramkan.
Bagaimana kelanjutannya??
kepoin ceritanya yaaa!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16_Tidurlah
Sungguh Mikaila bingung dengan apa yang terjadi sekarang ini, semua orang tampak begitu tegang sekali dan mau di bawa ke mana dia kenapa Mikaila tidak tahu.
"Kita mau kemana? Dan bagaimana Robi?" tanya Mikaila yang begitu ketakutan.
"Kau ikut saja dan Robi akan ku pastikan dia akan baik baik saja." sahut Wina.
Tak lama mereka berada di depan sebuah pintu rahasia yang sangat menjulang tinggi, dia tidak tahu ternyata di mansion ini terdapat ruang bawah tanah yang begitu menakutkan.
Tara pun langsung membuka pintu itu dengan sandi yang entah apa kemudian pintu itu benar benar terbuka.
Wina menarik tangan Mikaila yang hanya diam saja dari tadi, saat masuk Mikaila di buat terkejut karena begitu lengkapnya ruangan tersebut mulai dari tempat tidur, dapur hingga berbagai perlengkapan di sana semua ada.
"Ini rumah di dalam rumah?!" tanya Mikaila begitu heran dengan apa yang dia lihat.
"Ini tuh ruang rahasia yang hanya orang-orang nya bos aja yang tahu, ini juga di gunakan saat ada yang mendesak seperti ini." ucap Wina keceplosan.
"Mendesak, maksudnya?" tanya Mikaila.
"Udah mendingan kita tunggu sampai Robi dateng aja." ucap Tara.
"Apakah Robi gak papa di tinggal, tadi aku denger suara tembakan loh!" seru Mikaila merasa cemas dengan Robi.
"Gimana kalau ada maling atau penjahat?!" ucapnya lagi dengan khawatir.
"Udah gak usah di pikirin." jawab Wina.
Cukup lama Robi yak kunjung datang membuat orang orang di sana ikut kelimpungan, apa lagi Tara dan Wina yang saling pandang.
"Aku akan keluar sebentar, Tara jaga Mikaila." tegas Wina tidak bisa berdiam diri di saat seperti ini, apa lagi sang bos tidak ada di sini.
"Enggak jangan win, di luar sangat berbahaya kita harus yakin sama Robi kalau dia pasti bisa." ucap Tara walau sebenarnya dia juga merasa khawatir dan takut terjadi apa-apa kepada Robi.
Di sisi lain jumlah musuh cukup banyak dari yang Robi bayangkan, dia sudah menumbangkan banyak sekali musuh namun tetap tidak ada perbedaan hingga beberapa saat kemudian dia mendengar suara tembakan yang begitu nyaring sekali.
DOR
DOR
DOR
"Bos!" seru Robi yang melihat bos nya sudah menumbangkan beberapa anak buah musuh.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Dave bagaimana pun dia harus memastikan anak buah nya aman.
"Aman bos."
Mereka pun langsung melumpuhkan para musuh, yang masih bertahan hidup diseret menuju ke ruang bawah tanah di mana itu adalah penjara yang begitu menyesakkan baru para tawanan.
"Dimana Mikaila?' tanya Dave setelah semuanya beres.
"Dia ada di ruang rahasia bos bersama Tara, Wina uang beberapa maid." ucap Robi yang langsung di tinggal oleh Dave menuju ke ruang rahasia.
CEKLEK
Pintu terbuka saat Wina dan Tara sedang berdebat karena Wina ingin menyusul keluar, begitu pun dengan Mikaila yang dia mematung dengan apa yang dia lihat.
Rasanya perasaan takutnya terbang melayang dengan melihat Dave yang sudah berada di ambang pintu, segera Mikaila berlari menuju ke arah Dave dan langsung menubruk kan tubuhnya ke dada bidang Dave.
Sedangkan Dave langsung memeluk erat pinggang wanita yang sangat dia khawatir kan itu, dia rela rela kembali ke sini padahal dia baru saja tiba dan baru selesai melumpuhkan musuhnya namun kekhawatiran nya tentang wanita di mansion ini membuat perasaan Dave tidak karuan.
"Ada apa hm?" tanya Dave dengan bisikan pelan namun suara nya terdengar lebih deep dan maskulin.
"Aku takut, tadi ada suara tembakan dari luar sana Robi belum balik balik juga." seru Mikaila yang masih betah dengan posisi nya sekarang.
"Robi gak papa aku tadi ketemu sama dia di luar." jawab Dave membuat Mikaila mendongak dan langsung sadar dengan posisi nya sekarang.
Mikaila langsung menjauh dari Dave dan langsung mendapatkan tatapan tidak suka dari Dave.
"Ma... Maaf tadi aku reflek aja." ucap Mikaila gugup dia langsung teringat ucapan dari Mela kemarin.
Mikaila mengedarkan pandangan nya dan tak sengaja melihat Robi, dia pun menghampiri Robi dengan rasa khawatir membuat Dave tidak suka.
"Robi kamu gak papa?" tanya Mikaila yang penuh khawatir.
"A.... Aku gak papa kok mik." jawab Robi dengan canggung karena bos nya begitu menatapnya tajam.
"Ikut!" seru Dave menarik pergelangan tangan Mikaila dengan. Begitu kasar membuat sang empunya kesakitan.
"Dave lepas sakit!" ucap Mikaila mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman pria di depannya itu.
Namun sayang tenaganya tidak sebanding dengan Dave uang begitu kuat sekali mencengkram tangan nya hingga Mikaila tak menyadari bahwa Dave membawanya ke kamar.
Segera Dave menutup pintu tersebut dan mengunci nya membuat Mikaila bergidik ngeri sendiri.
"Dave kamu mau apa, aku mohon jangan seperti ini." pinta Mikaila namun sayang Dave sungguh di luar kendali, dia sangat tidak suka interaksi antara Mikaila dan Robi tadi padahal dia tahu kalau Mikaila mungkin khawatir tapi Dave tidak suka.
"Akan ku kasih pelajaran agar nanti kamu tahu cara untuk bersikap." ucap Dave dengan suara begitu menekan.
"Emmhhhh..." d*sah Mikaila saat Dave tiba-tiba mencium nya dengan begitu brutal, bahkan tidak ada kelembutan di sana membuat Mikaila memberontak.
"Akkhh!' pekik Mikaila saat Dave tiba-tiba menggigit bibir bawah nya membuat lidah Dave dengan bebas menyusuri setiap deretan gigi putih milik Mikaila.
Dan pergulatan panas pun terjadi, Dave begitu brutal sekali kali ini dan itu sangat menyakitkan bagi Mikaila apa lagi ini baru kedua kali nya dia melakukan hal tersebut.
"Tidur lah." ucap Dave sambil mencium lama kening Mikaila.
Mikaila yang mendapatkan perlakuan tersebut pun merasa luluh, dasar memang wanita kalau sudah sayang dan cinta dengan seseorang akan selalu luluh.
'Apakah aku bisa membuat kamu cinta sama aku? Apakah aku salah jika mencintai kamu Dave?' gumam Mikaila dalam hatinya yang tiba-tiba air matanya jatuh tanpa permisi.
Dan air mata Mikaila pun di lihat oleh Dave membuat Dave tiba-tiba merasa bersalah.
"Apakah ada yang sakit? Maaf kalau aku tadi main terlalu kasar." ucap Dave yang entah jika anak buah nya tahu maka bisa jadi Dave akan menjadi bulan bulanan mereka, seorang Dave meminta maaf apa lagi ke wanita rentan itu.
Mendengar ucapan Dave bukan malah tenang tapi Mikaila semakin kencang menangis, dia meratapi nasib nya sendiri.
Dave langsung mengusap perut Mikaila yang tanpa penghalang sama sekali itu membuat kulit tangan kekar Dave menyentuh perut lembut Mikaila yang begitu putih itu.
.
.
Bersambung.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13