NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:249k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadi, Siapa Namamu? (Revisi)

Sementara itu, seorang pria gagah bernama Yi Hang sedang berada di kedalaman gunung Yushi. Ia melangkah dengan tenang di antara pepohonan yang lebat.

Tubuhnya tegap, dengan pakaian berburu sederhana. Di punggungnya tergantung busur panjang yang telah menemaninya selama bertahun-tahun, dan di tangannya ia menggenggam sebuah anak panah dengan ujung yang tajam, siap melesat kapan saja ke buruannya.

Ketika melihat bekas tapak kaki di tanah yang masih lembap, ia mengernyitkan alis.

"Hm... jejak ini masih baru," gumamnya. Ia berjongkok, menyentuhkan jarinya ke tanah. "Sepertinya ini jejak rusa liar."

Senyum kecil terukir di sudut bibirnya.

"Kalau aku bergerak cepat dan hati-hati, mungkin aku bisa menangkapnya hari ini."

Yi Hang bergerak lebih dalam, melewati akar-akar besar yang menjulur di permukaan tanah.

"Aku harus lebih berhati-hati, rusa punya pendengaran yang tajam. Jika aku gegabah, buruanku bisa hilang begitu saja," ucapnya pada diri sendiri.

Tak lama, suara gemerisik samar terdengar. Yi Hang segera merendahkan tubuhnya, menyelinap ke balik semak-semak. Ia menajamkan pandangannya ke depan, dan sejurus kemudian, matanya membulat.

"Itu dia...!" bisiknya pelan.

Seekor rusa muda sedang merumput dengan tenang. Telinganya bergerak-gerak, sesekali menoleh ke sekeliling, tetapi tampaknya belum menyadari kehadiran Yi Hang.

Yi Hang menarik napas dalam-dalam.

"Tenang, Yi Hang. Jangan terburu-buru. Fokus," katanya pada dirinya sendiri.

Dengan gerakan yang hampir tak bersuara, ia mengangkat busurnya, mengarahkan anak panah tepat ke sasaran.

Ia menunggu beberapa detik, merasakan arah angin yang berembus lembut.

"Baiklah, ini saatnya," gumamnya, lalu menarik tali busurnya hingga tegang. Ia membidik titik vital di tubuh rusa.

"Kali ini aku tidak akan meleset."

Namun, tepat sebelum ia melepaskan anak panahnya...

Sret!

Telinga rusa itu berkedut. Kepalanya menoleh ke sana kemari, seolah merasakan sesuatu.

Yi Hang menggertakkan giginya.

"Jangan sekarang..." desisnya pelan. "Tenang, jangan panik. Dia belum kabur."

Ia tetap memegang busurnya dengan stabil, siap melepaskan anak panah kapan saja.

Namun, tiba-tiba, suara langkah kaki lain terdengar dari arah belakangnya.

"Apa itu?!"

Yi Hang menahan napas. Suara langkah kaki itu semakin mendekat.

"Sial, kalau itu manusia atau hewan lain, rusa ini pasti menyadarinya."

Seperti yang ia duga, rusa itu semakin waspada. Hanya dalam sekejap, hewan itu melompat dan berlari secepat kilat ke dalam hutan.

"Sial, hampir saja. Kenapa harus ada suara mengganggu di saat seperti ini?" gumamnya sambil menatap anak panah yang tertancap di batang pohon.

Ia menghela napas dan menarik kembali anak panahnya.

"Aku sudah membidik dengan sempurna, sudutnya sudah pas, jaraknya juga tidak terlalu jauh. Seharusnya rusa itu tidak punya kesempatan untuk kabur..."

Ia menggerutu, lalu menoleh ke sekeliling dengan tatapan tajam.

"Siapa yang barusan datang? Apa mungkin ada pemburu lain? Atau hanya hewan liar yang kebetulan lewat?"

Ia mengamati hutan yang sunyi, matanya menyipit curiga.

Lalu Yi Hang berjalan ke tempat rusa tadi berada.

Dengan hati-hati, Yi Hang melewati semak-semak, tanpa mengendurkan kewaspadaannya. Saat ia mengangkat kepala, sosok yang berdiri di seberang pepohonan membuat langkahnya terhenti.

Seorang wanita...

Napas Yi Hang terasa tersangkut di tenggorokannya. Matanya membelalak.

"Siapa dia?" gumamnya nyaris tak terdengar.

Cahaya matahari yang menembus celah dedaunan jatuh di atas rambut panjang wanita itu, membuat helaian hitam pekatnya berkilau seperti sutra mahal. Kulitnya begitu putih, nyaris seperti batu giok yang memancarkan kilau lembut. Dan matanya...

"Mata itu... berbeda dari semua wanita yang pernah kulihat dalam hidupku." ucap Yi Hang dalam hati.

Sepasang mata hitam bening, seperti batu permata yang memantulkan cahaya. Ada sesuatu di dalamnya, sesuatu yang seakan bisa menarik siapa pun yang menatapnya terlalu lama.

Yi Hang menelan ludah. "Sungguh... sangat indah."

Namun, ketika ia menurunkan pandangan, dahinya berkerut. "Pakaian wanita itu benar-benar aneh. Hitam pekat, ketat di tubuh, tapi terlalu pendek. Sangat pendek. Kain itu bahkan tidak mirip hanfu panjang yang biasa dikenakan wanita lain!"

Dan sepatunya...

Sepatu hitam tinggi dengan hak tebal, terbuat dari bahan kulit kokoh. Benar-benar asing.

Yi Hang menggigit bibir bawahnya, pikirannya berkecamuk. "Siapa dia? Dari mana dia berasal? Dan kenapa dia ada di tempat sedalam ini?"

Tak ada orang biasa yang bisa mencapai tempat ini tanpa pengalaman bertahun-tahun dalam berburu atau bertahan hidup di alam liar.

Perlahan, ia mengencangkan genggaman pada busurnya. "Apakah dia seorang pembunuh bayaran? Seorang mata-mata?"

Namun, sebelum Yi Hang bisa bergerak, Linlin membuka mulutnya. "Hei, kenapa kau menatapku seperti itu?"

Suara itu jernih, sedikit dingin, tapi dengan nada penuh kepercayaan diri.

Yi Hang tersentak. Matanya berkedip, baru menyadari bahwa ia sudah menatapnya terlalu lama.

"A-aku..." Ia mengerjapkan mata, merasa kehilangan kata-kata.

Linlin mendesah pelan, menatapnya seakan ia adalah seorang bocah kecil yang baru pertama kali melihat dunia luar. "Sepertinya kau tidak pernah melihat wanita sebelumnya."

Yi Hang mengernyit. "Bukan itu!" Ia menggeleng, mencoba mengusir keterkejutannya. "Aku hanya... kau bukan orang dari desa sekitar, bukan?"

Linlin menatapnya dengan ekspresi menilai.

"Kau juga bukan orang kota besar," lanjut Yi Hang sebelum ia sempat menjawab. "Pakaianmu aneh, sepatumu lebih aneh lagi, dan kau membawa pisau-pisau kecil itu... Apa kau seorang pembunuh?"

Linlin menaikkan alis. "Aku terlihat seperti pembunuh?"

Yi Hang menyipitkan mata, meneliti gerakan tubuhnya. "Orang biasa tidak akan berdiri setenang itu di tengah hutan belantara."

Linlin tersenyum tipis, tapi tatapannya tajam. "Dan kau? Kau berburu di hutan ini sendirian. Apa kau bukan orang biasa juga?"

Yi Hang diam. Ia tak bisa membantah.

Linlin menyilangkan tangan di dada, menatapnya dari atas ke bawah. "Kau tampak seperti pemburu.... atau mungkin lebih dari itu?"

Yi Hang merasa sorotan matanya terlalu tajam, seakan bisa membaca isi kepalanya. Ia mengalihkan pandangan, mendengus pelan. "Aku hanya ingin tahu siapa kau dan kenapa kau ada di sini."

Linlin mengangkat bahu. "Aku hanya tersesat."

"Kau tidak terlihat seperti orang yang tersesat," balas Yi Hang cepat. "Gerakanmu tidak canggung, tatapanmu tidak panik. Kau menganalisis keadaan sekitarmu sebelum berbicara."

Wanita itu menyipitkan mata. "Kau juga cukup pintar untuk menyadarinya."

Keduanya saling menatap, keheningan menggantung di antara mereka.

"Jadi... Siapa namamu?"

Yi Hang kaget dan ragu sejenak, lalu menjawab, "Yi Hang."

Linlin mengangguk pelan, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Jadi, Yi Hang, apa kau akan terus menodongkan busur itu padaku, atau kita bisa berbicara seperti orang normal?"

Yi Hang baru sadar bahwa tangannya masih menggenggam busur dalam posisi siaga. Ia menghela napas, lalu perlahan menurunkannya. "Baiklah. Tapi aku masih mengawasi gerak-gerikmu."

Linlin terkekeh. "Begitu juga aku."

Yi Hang menatap Linlin dalam diam, masih menyimpan banyak pertanyaan di benaknya.

1
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal Taura
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
MIA,ER
dalam mimpi😏
Mineaa
ha...ha..ha....., dasar si Linlin...bisa bisa nya...bikin kehebohan seantero kekaisaran....
Duwianto
q kasih kopi kak biar semangat ngetiknya 🤭🤭
Paramitha Tikva
Wiiiuh hari ini crazy up,, thank you Thor
Besuk isinya manipulasi
Srie Ncii Herdiansyah
jangan² nanti ada eposod linlin kembali ke dunia modern,dan yihang mencari cara supaya bisa menyusul kesana 🤣🤣
Sribundanya Gifran
thor up bnyak lagi dah tak ksih kopi menemani harimu
lanjut💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!