Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Ternyata, pria itu adalah paman sang tunangan, sekaligus penguasa kota ....
Bagaimana kelanjutan kisah Jiang Shuyi dengan tunangan dan sang paman?
Apakah Jiang Shuyi bersedia memaafkan tunangannya dan melupakan malam indah bersama 'Paman Perkasa' itu?
Simak kelanjutannya hanya di sini, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Yang Berani Mengganggu Istriku?
Dia CEO Grup Yulee, tuan muda dari Keluarga Lu dan yang paling penting dia adalah Penguasa Kota Harapan!
Bukankah aku bisa memanfaatkannya untuk menghadapi ba ji ngan Xu Yan itu?
Membalas dendam pada b*jingan itu akan semudah membunuh semut!
Mata Shuyi berbinar, dia juga tersenyum miring seolah-olah bayangan Xu Yan yang hidup menderita telah memenuhi pikirannya.
Eh, tunggu dulu!
Tiba-tiba sebuah pemikiran melintas di kepala kecil Shuyi, dia langsung menatap penuh pada Zhiming.
Kalau dia Zhiming, maka dia adalah....
"Tuan Lu, apa kamu pamannya Xu Yan?"
Jika Shuyi tidak salah menelaah silsilah Keluarga Lu, ibunya Xu Yan adalah kakaknya Zhiming.
"Kenapa? Kamu ingin menggunakan aku untuk balas dendam padanya?" Mendengar cerita singkat dari Shuyi ketika m*buk, Zhiming tahu bahwa Xu Yan telah mengkhianati wanita yang kini telah menjadi istrinya.
Jadi, wajar saja jika ada dendam di hati istrinya.
Shuyi merasa malu karena niatnya terungkap dengan mudah, dia menggeleng cepat dan berkata, "Tidak, tidak."
'Aku tidak akan melibatkanmu, aku hanya ingin memanfaatkan idetitasku sebagai Nyonya Lu.' Shuyi menambahkan di dalam hati tanpa rasa bersalah.
Dia memang tidak berani melibatkan Zhiming secara langsung, tetapi bukankah akan sia-sia jika identitasnya sebagai Nyonya Lu tidak digunakan sebaik mungkin?
"Lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Jika kamu tidak bisa menghadapi mereka, ingatlah aku selalu ada di belakangmu." Zhiming berbicara dengan tenang, bahkan ekspresinya terlihat datar.
Kata-kata itu mungkin terdengar kaku ketika keluar dari bib*r tipis Zhiming, tetapi Shuyi merasakan perasaan manis sehingga hatinya seperti sedang berada di taman bunga yang baru bermekaran.
"Aku ingin lihat, siapa yang berani mengganggu istriku!"
Shuyi bisa menahan sentuhan hangat di hatinya, dia pun tidak menduga Zhiming tidak hanya tidak ingin menceraikannya, pria itu bahkan bersikap baik padanya.
Dia pikir, Zhiming akan mengajukan pernikahan kontrak yang berjalan beberapa tahun sehingga akan ada perceraian di akhir kisah mereka.
Ternyata tidak begitu, Zhiming justru ingin melindunginya.
Namun, atas dasar apa?
"Mandilah, aku sudah meminta Asisten Han membawakan pakaian untukmu." Saat bicara, Zhiming mengangkat dagunya untuk menunjuk ke arah depan r*jang yang terdapat sederet pakaian musim panas dengan berbagai model.
Berhenti memikirkan alasan kebaikan Zhiming, kini Shuyi dibuat terpana oleh deretan pakaian yang dibuat oleh Queen J, desainer ternama dunia, salah satu idola dan panutannya.
Setiap kali meluncurkan karya terbarunya, Queen J hanya membuat paling banyak 3 setelan saja dan itu pun hanya dipasarkan oleh Yulee Fashion, salah satu perusahaan yang berada di bawah naungan Yulee Grup.
Jangankan memakai, untuk melihatnya saja Shuyi tidak bisa karena pakaian yang didesain oleh Queen J sering kali habis sebelum dipamerkan.
Kali ini, tidak hanya bisa melihat, dia bahkan bisa memakainya juga. Tentunya, Shuyi sangat senang.
Melihat ekspresi bahagia di wajah Shuyi, terbentuklah senyum pu*as di wajah tampan Zhiming. "Tidak perlu berterima kasih, cukup pu*skan saja aku malam ini."
Seketika, senyum bahagia Shuyi langsung sirna, berganti dengan delikan kesal yang tertuju pada Zhiming. "Tuan Lu, bisakah Anda keluar dulu? Saya mau mandi."
"Kemarin malam, kamu berkali-kali menjerit memanggil aku 'suamiku', sekarang kamu malah membuat kita menjadi seperti orang asing dengan sapaanmu itu." Zhiming tidak menyembunyikan ketidaksenangannya atas sapaan Shuyi, itu seperti menegaskan jarak dan batas di antara mereka. "Aku tidak suka."
Shuyi memutar bola matanya. "Jadi aku harus memanggilmu apa?"
Zhiming mengedikkan bahunya tak acuh, senyum ibl*s menghiasi wajah malaikatnya. "Aku tidak keberatan mengulang perm*inan p*nas kita hanya untuk mengingatkanmu."
Seketika, ingatan-ingatan n*kal yang membuat Shuyi berkali-kali menjerit memanggil Zhiming dengan sebutan 'suami', kembali bermain di kepala kecilnya.
Dalam sekejap, wajah Shuyi kembali memerah seperti kepiting rebus. Dia pun segera berkata dengan panik. "Tidak, aku tau... Su—suamiku, tolong keluar sebentar ...."
Shuyi mengg*git bib*r dan menundukkan kepala, rasanya dia ingin mencari sebuah l*bang untuk menyembunyikan diri.
Zhiming tersenyum p*as, dia juga tidak berniat mengg*da Shuyi lebih jauh lagi dan berkata, "Baiklah, aku menunggumu di meja makan."
***
"Istriku, kamu mau ke mana?" Suara dan kehadiran Zhiming menyentak Shuyi yang berjalan mengendap-endap seperti pencuri.
Shuyi baru saja selesai mandi dan berbenah diri, dia berniat pergi tanpa berpamitan pada Zhiming yang katanya menunggu di meja makan.
Tidak disangka, Zhiming ternyata berdiri di samping pintu kamar dan memperhatikan gerak-geriknya yang mencurigakan.
Tersentak kaget, Shuyi menatap Zhiming dan berbicara dengan gugup. "Oh, Tuan ... eh, Suamiku, ke—kenapa kamu berdiri di sana?"
"Hanya ingin menunggumu," kata Zhiming singkat, dia berjalan mendekat dengan tatapan lekat pada Shuyi yang merasa terintimidasi. "Ayo, kita sarapan bersama."
Tanpa persetujuan, Zhiming sudah merangkul p*nggang kecil Shuyi seolah-olah tidak ingin membiarkan wanita itu melarikan diri darinya.
"Su—suamiku, aku ... aku harus pergi sekarang. Perusahaan akan menyambut CEO baru, aku tidak boleh terlambat." Shuyi berusaha melepaskan diri dari Zhiming, tetapi kekuatannya tentu saja tidak sebanding.
"Sarapan dulu, setelah itu aku akan mengantarmu ke perusahaan. Aku jamin, tidak ada yang akan memarahimu jika terlambat." Tidak ingin dibantah, Zhiming telah menggandeng Shuyi menuju meja makan.
Shuyi cemberut, dia berpikir di dalam hati.
Orang g*la mana yang berani memarahi wanita Zhiming?
Namun, siapa pula di perusahaan yang tahu aku adalah wanita Zhiming dan mendapatkan dukungan penuh dari pria berkuasa itu?
Tidak ada seorang pun yang tahu, juga tidak akan ada yang mempercayaiku jika aku mengatakannya.
"Ta—tapi ...."
"Asisten Han, kirimkan semua koki di rumah ini ke Afrika untuk menjadi kuli proyek baru kita!" Suara Zhiming pelan saja, tetapi seperti menggema ke seluruh penjuru ruangan hingga membuat siapa pun yang mendengarnya menggigil ketakutan.
"Kenapa kamu mengirim mereka ke Afrika?" Shuyi mengerutkan kening tak senang.
"Mereka tidak bisa memasakkan makanan untukmu, apa gunanya mereka di sini?" balas Zhiming tanpa beban.
"Tuan, tolong jangan kirim kami ke sana."
"Berikan kami satu kesempatan lagi, Tuan. Kami akan membuatkan makanan terbaik untuk Nyonya."
"Nyonya, bantulah kami membujuk Tuan."
Shuyi terkejut, dia tidak menduga alasan Zhiming mengirimkan koki Fangzi Breeze ke Afrika hanya karena dirinya menolak sarapan.
Bukankah itu tidak masuk akal?
Dia yang tidak ingin makan, kenapa orang lain yang harus menanggung akibatnya?
Pada akhirnya, Shuyi yang berwajah cemberut hanya bisa pasrah menuruti keinginan Zhiming, dia tidak ingin rasa bersalah menghantuinya ketika para koki itu benar-benar dikirimkan ke Afrika.
Setelah selesai sarapan, Zhiming dan Shuyi pergi bersama dengan Asisten Han yang menjadi supir mereka.
Tanpa mereka sadari, seseorang melihat dengan tatapan terkejut dan diam-diam mengambil foto mereka.