Apa yang kamu lakukan jika kamu tahu bahwa kau sebenarnya hanya seonggok pena yang ditulis oleh seorang creator, apa yang kau lakukan jika duniamu hanya sebuah kertas dan pena.
inilah kisah Lu San seorang makhluk tertinggi yang menyadari bahwa dia hanyalah sebuah pena yang dikendalikan oleh sang creator.
Dari perjalananya yang awalnya karena bosan karena sendirian hingga dia bisa menembus domain reality bahkan true reality.
seseorang yang mendambakan kebebasan dan kekuatan, tapi apakah Lu San bisa mendapatkan kebebasan dan mencapai true reality yang bahkan sang creator sendiri tidak dapat menyentuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 - Para Pemberontak Kuno: Bangkitnya Ancients di Lapisan Tersembunyi
Di antara kehampaan yang kini perlahan berubah menjadi dunia baru, Lu San berdiri diam. Matanya yang kosong menatap ruang yang ia ciptakan bersama Shen Xi, Hei Wun, dan Ling Yue. Mereka menciptakan semesta bebas, lepas dari belenggu Pena Pencipta, menciptakan hukum mereka sendiri.
Namun, sesuatu muncul di sana. Sebuah getaran yang tidak pernah mereka undang.
Dingin. Mencekam. Seakan ada sesuatu dari kedalaman yang terbangun.
Lu San memejamkan mata sejenak, lalu membukanya perlahan.
"Mereka masih ada."
Shen Xi mengangkat kepala dari pola kehidupan yang tengah ia bentuk.
"Apa?"
"Pemberontak Kuno. Yang pertama kali melawan Pena Pencipta sebelum kita."
Tak ada yang berkata-kata. Hanya getaran itu yang makin kuat, menekan ruang baru yang mereka bangun. Di kejauhan, langit yang tadinya putih abu-abu berubah menjadi hitam pekat, seperti tinta yang tumpah dari celah dunia.
---
Sebuah retakan terbuka di atas mereka.
Kabut hitam menetes keluar, dingin seperti kematian.
Lambat namun pasti, empat sosok berjalan menembus kabut.
Yang pertama, berjubah hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya. Di balik kain itu, mata seperti lubang hitam menatap lurus pada Lu San.
"Kalian akhirnya membuka celah ini."
Suara itu berat, seolah keluar dari pusaran ruang yang telah mati.
Lu San memandangnya datar.
"Yar'Thun."
Pria itu mengangguk.
"Sang Pemberontak Pertama," Shen Xi bergumam pelan. "Dia yang menulis ulang takdirnya sendiri."
Di belakangnya, tiga makhluk lain menyusul.
Sosok wanita transparan seperti kristal, tubuhnya bercahaya lembut tanpa wajah.
Seorang anak kecil, rambut putih panjang menjuntai, matanya kosong namun penuh kehancuran.
Dan bayangan hitam pekat tanpa bentuk jelas, hanya mata merah menyala yang memandang semua arah sekaligus.
"Kami telah menunggu dunia tanpa batas kalian," kata Yar'Thun. "Sekarang, kita bisa menyatukan kehendak."
---
Langkah kaki mereka mendekat.
Tanah yang baru terbentuk di bawah Lu San retak.
Langit yang belum selesai berubah menjadi gelap, seolah dunia itu sendiri menahan napas.
"Kami ingin kebebasan yang mutlak," lanjut Yar'Thun.
"Tanpa Kreator, tanpa Pena, tanpa Titik Nol. Hanya kehendak kita sendiri."
Lu San tetap diam.
Shen Xi menyipitkan mata. "Apa yang kalian inginkan?"
"Hancurkan Anak Titik Nol," suara Yar'Thun terdengar pelan, tapi menggema di setiap sudut ruang.
"Bunuh sumber stabilitas kalian sendiri. Hanya dengan begitu, kita benar-benar bebas."
---
Hei Wun mencengkeram gagang pedang di punggungnya, aura tajam perlahan mengalir keluar.
Ling Yue melangkah maju, matanya tajam seperti jarum waktu.
Shen Xi merapatkan jari-jarinya, menciptakan pola yang belum pernah terlihat.
Lu San menghela napas.
"Kami tidak akan melakukannya."
Mata Yar'Thun bersinar.
"Maka, kalian telah memilih."
---
Dalam sekejap, kabut hitam itu meledak.
Kaela, wanita kristal, pecah menjadi ribuan serpihan kecil, masing-masing melesat seperti pecahan waktu beku, menghentikan apapun yang disentuhnya. Shen Xi bergerak cepat, melukis lingkaran perlindungan di udara, menciptakan perisai energi yang membalikkan serangan waktu itu, memaksa Kaela mundur.
Fen’Rath, bocah pemakan cerita, melayang tanpa suara ke arah Hei Wun. Mulutnya terbuka perlahan, mengungkapkan lubang gelap tanpa dasar yang menyedot eksistensi. Hei Wun mengayunkan pedangnya, membelah ruang dan menanamkan rune pelindung yang memancarkan cahaya keemasan, mendorong kekosongan itu kembali.
Ling Yue menghadapi Null. Bayangan hitam itu bergerak seperti asap, sulit ditangkap. Namun Ling Yue memutar tangannya, menciptakan jejaring hukum realitas yang mengunci gerakan Null, meskipun bayangan itu terus melawan, menghancurkan hukum yang tak mereka patuhi.
Yar'Thun berjalan perlahan ke arah Lu San.
Keduanya saling menatap, tanpa bicara.
Mereka saling memahami.
Saling tahu.
Dan mereka menyerang.
---
Satu gerakan tangan Lu San menciptakan sebuah dunia penuh bintang, namun Yar'Thun mengangkat jarinya, menghapusnya dalam sekejap.
Serangan Yar'Thun membelah ruang, menciptakan jurang kehampaan, namun Lu San menutupnya dengan satu pikiran, menciptakan pilar realitas yang tak bisa runtuh.
Pertempuran mereka melampaui hukum eksistensi, murni kehendak, murni hasrat untuk membuktikan siapa yang layak.
Di sisi lain, pertarungan para pemberontak dan pencipta dunia baru berlangsung tanpa suara, namun tiap benturan menghasilkan getaran yang memecahkan segala aturan. Waktu melompat. Ruang melipat. Segalanya menjadi mungkin dan tidak mungkin dalam satu detik yang panjang.
---
Kaela menciptakan sangkar waktu, memerangkap Shen Xi di dalam ruang yang tak bergerak.
Fen’Rath menggigit ruang, menciptakan lubang hitam yang memakan hukum eksistensi.
Null menghisap cahaya, meninggalkan hanya kegelapan yang dingin.
Namun Shen Xi mengubah waktu menjadi senjata, memutar arus waktu dalam sangkar dan membebaskan dirinya.
Hei Wun menanamkan mantra eksistensi, menciptakan matahari di tengah kehampaan, membakar lubang hitam Fen’Rath dari dalam.
Ling Yue menciptakan sistem baru, hukum baru, hukum di mana kegelapan tidak lagi memiliki makna, menyingkirkan Null dari dunia itu.
---
Lu San dan Yar'Thun terus bertarung di atas semua itu.
Setiap serangan mereka menciptakan dunia baru dan menghapusnya.
Setiap pikiran mereka mengubah alur cerita tanpa penulis.
Namun, Lu San melangkah lebih jauh.
Ia menulis kehendaknya sendiri di ruang yang tidak terjamah Pena Pencipta.
Sebuah hukum mutlak miliknya sendiri.
Sebuah kehendak yang bahkan tidak bisa dimengerti oleh Yar'Thun.
---
Yar'Thun berhenti.
Tatapannya kosong, tapi dalam.
"Kau berbeda dari kami."
Lu San menatapnya kembali.
"Karena aku tahu, aku masih di dalam cerita, tapi aku memilih menulisnya sendiri."
---
Kaela, Fen’Rath, dan Null menghentikan serangan mereka.
Yar'Thun memberi isyarat pelan, dan mereka semua menarik langkahnya.
Tak ada kata-kata lagi.
Hanya keheningan.
Dan di tengah keheningan itu, dunia yang baru mereka bangun berdenyut seperti jantung baru yang mulai berdetak.
---
Mereka pergi.
Menyisakan ruang baru yang sepi dan sunyi.
Shen Xi melangkah ke samping Lu San.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?"
Lu San tidak menjawab.
Ia menatap jauh ke dalam kekosongan, ke arah sesuatu yang belum ada, namun terasa dekat.
Ling Yue menyusul, diam tanpa bicara.
Hei Wun menghela napas panjang, pedangnya masih bercahaya samar.
Dan mereka berjalan.
Meninggalkan medan kosong.
Menuju tempat lain.
Menuju sesuatu yang belum terbayangkan.
......
BERSAMBUNGG....