Di sebuah hutan yang sangat lebat terdengar suara merdu bunyi seruling yang mengalun lembut membius semua hewan-hewan penghuni hutan.
Seorang gadis bergaun merah bersandar di sebuah batu tepian jurang, jari-jarinya dengan lihai membelai lubang-lubang seruling giok di tangannya.
Mulutnya terus meniupkan udara kedalam seruling hingga tercipta nada-nada indah dari sana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orchid15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jendral Wei tian
Mudah saja kau hanya perlu menikahi seorang gadis dan ibumu akan tenang, jawab lu ming yue santai.
Wei tian terkekeh geli mendengar penuturan lu ming yue, seumur hidupnya ia tidak pernah tersenyum apa lagi sampai terkekeh geli. Bah kan kedua pengawalnya yang berada di luar sampai merinding mendengar jendral mereka terkekeh.
"Nona lu ku harap kau juga pernah mendengar kabar tentang diriku yang tidak tertarik pada wanita bukan.
" Jendral Wei tian apa kau tertarik pada pria. Jika ya... Itu alasan yang masuk akal kenapa di usiamu yang ke 27 kau masih sendiri,
"Kau terlalu meremehkan ku nona lu, kau bisa membuktikan sekarang jika aku masih laki-laki normal. Yang artinya masih bernafsu jika melihat gadis secantik dirimu. Wei tian tersenyum penuh arti kepada lu ming yue.
"hoo.. Jangan tersinggung jendral Wei. Kau sendiri yang mengatakan tidak tertarik pada wanita, lu ming yue terkekeh geli dirinya sama sekali tidak terpengaruh akan ucapan jendral Wei sebelumnya.
Wei tian merasa sangat tertarik pada gadis di hadapannya ini. Kulit putih mulus tanpa noda , bentuk wajah yang begitu cantik dan Aroma manis buah persik yang tercium dari tubuhnya.
"Ini bereaksi, batin Wei tian dalam hati ketika ia membayangkan bibir merah kecil lu ming yu.
Tidak pernah ada yang mengetahui jika selama ini keperkasaan Wei tian impoten. Karena itu lah Wei tian tidak memiliki pikiran untuk menikah. Hening sejenak menyelimuti keduanya,.
" Jendral Wei jika tidak ada kepentingan lain silahkan pergi. Sebentar lagi malam tiba, hutan bunga persik sangat berbahaya pada malam hari, terang lu ming yue.
"Nona lu... Ku anggap pertemuan kita memang takdir, seperti yang kau katakan aku hanya perlu menikah agar ibuku lebih tenang.
Ucap jendral Wei tian seraya berdiri dari tempat duduknya.
"Lu ming yue tersenyum tipis, silahkan jendral Wei. Lu ming yue mengangkat tangannya menunjukkan pintu keluar dari rumahnya.
Jendral Wei melangkah keluar dari rumah lu ming yue. Namun ia berhenti dan berbalik melihat ke arah lu ming yue yang masih berdiri di ambang pintu, menunggu kepergiannya dan kedua anak buahnya.
" Senang bertemu dengan mu nona lu. Aku akan kembali membawa tandu pengantin untuk mu..! Seru Wei tian sambil tersenyum.
Kedua anak buahnya hampir pingsan melihat tuan mereka tersenyum, keduanya saling bertukar pandangan mengira jika tuan mereka sedang kerasukan.
Lu ming yue tersenyum penuh arti. "kurasa jendral Wei tian tidak akan bisa kembali kesini lagi."
"jika aku bisa kembali kesini, ku harap kau tidak melarikan diri nona lu. Karena kemanapun kau lari pasti akan ku temukan ucap Wei tian penuh percaya diri.
"Medan perang adalah tempatmu berkuasa jendral ,tapi gunung bunga persik adalah tempat diriku berkuasa. Sahut lu ming yue tegas dengan suara yang lembut.
Kita buktikan saja nanti , ucap jendral Wei sebelum benar-benar pergi dari kediaman lu ming yue, lu ming yue menatap kepergian jendral Wei penuh arti.
Sepertinya sudah saatnya menagih hutang, gumam lu ming yue.
Sepanjang jalan keluar dari hutan bunga persik jendral Wei tian masih terbayang akan sosok lu ming yue. Kecantikan tersembunyi di dalam hutan bunga persik, kecantikan yang membuat gairahnya muncul. Kecantikan yang bisa membuat miliknya terbangun dan kecantikan yang membius dirinya sehingga menginginkan gadis itu menjadi miliknya.
Membayangkannya membuat jendral Wei menghentikan langkahnya ketika ia merasa miliknya kembali bereaksi. Hanya dengan memikirkannya saja sudah bereaksi batin Wei tian heran.
Jendral Wei tian