Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembunuh tingkat tiga
Gadis itu berlatih setiap hari tanpa henti. Perlahan-lahan dia mulai dapat menguatkan ketahanan tubuh yang lemah. Menjadikan tubuh itu dapat mengatasi tiupan angin setiap malam. Di akhir musim gugur dua tahun berikutnya. Anhe wanita pembunuh telah sepenuhnya kembali. Meskipun kepribadiannya perlahan menjadi jauh berbeda. Karena Nyonya tua Chao memberikan perlindungan, perhatian dan kehangatan keluarga.
Di bawah rintik hujan pada tengah malam. Suara langkah kaki terdengar cukup kuat menginjak setiap atap kediaman Chao.
"Huh," terhentak dari tempat tidurnya. "Bi er, ada penyusup," dia bangkit mengunakan baju luarnya. Li Anhe berlari keluar menuju ke kamar neneknya.
Bruukk...
Saat pintu kamar di buka. Dia melihat pedang panjang telah menekan leher neneknya. Bi er mundur ketakutan tidak berani mendekat. Li Anhe diam menatap dingin, "Tingkat tiga. Heh," mendengus dengan tatapan merendahkan.
Wanita di balik jubah hitam dengan penutup wajah mengerutkan dahinya. Dia tidak menyangka akan ada orang yang mengerti dan tahu siapa dirinya. "Meskipun kamu mengetahuinya. Tetap saja akan mati."
Li Anhe melangkah mendekat.
"Anhe, jangan."
Nyonya tua Chao berusaha menghentikan cucunya.
Gadis itu justru tersenyum menanggapi peringatan dari neneknya. Dia terus melangkah maju, "Hal pertama yang tidak boleh di lakukan saat membunuh adalah berbicara. Dan kamu telah melanggarnya," pedang di leher Nyonya tua Chao bergoyang. Li Anhe bergerak cepat,
Tringg...
Menepis pedang dengan tusuk konde yang ia lepas dari kepalanya.
Drreee...
Satu tendangan membuat wanita pembunuh itu terpental menembus dinding kediaman.
Li Anhe menarik neneknya dalam batas aman berada tepat di punggungnya.
"Sejak kapan kamu bisa bela diri?" tubuh Nyonya tua Chao bergetar ketakutan tapi dia tetap bertanya ingin menghilangkan rasa penasaran.
Li Anhe melirik wajah neneknya dengan ekor matanya. "Setelah aku membereskannya. Cucu ini akan memberitahu nenek," dia berlari mengejar. "Bi er, jaga nenek."
Treengg..
Pertarungan terdengar hingga ke halaman depan.
Hujan semakin turun dengan deras. Wanita pembunuh berlari naik ke atas pohon dan melompat ke atas atap kediaman. Begitu juga dengan Li Anhe. Kilatan tajam di wajah gadis muda itu membuat hawa dingin semakin menekan kuat. "Kesalahan kedua saat membunuh. Tidak boleh berlari sebelum target mati,"
Pak...
Pak...
Berlari cepat menapaki setiap genteng.
Ssree...
Treengg...
Perlawanan terlihat segit saat Li Anhe hanya menggunakan tusuk konde kecil di tangannya. Sedangkan pembunuh menggunakan pedang panjang dan tajam. Pedang di bebaskan, Li Anhe melompat menghindari serangan, dia terdiri tegap tepat di ujung pedang sang pembunuh. Senyuman tipis di wajahnya membuat tanda.
Sseeeettt...
Gerakan berikutnya tusuk konde telah menyayat leher pembunuh wanita. Darah menyembur dari leher menyiprat ke wajah Li Anhe. Derasnya air hujan membersihkan semua sisa darah dengan mudah.
Deeerr...
Tubuh pembunuh itu terguling ke bawah dan jatuh ke tanah.
Nyonya tua Chao menatap tidak percaya di bawah payung yang tengah di pegang pelayan Bi er. Dia melihat cucunya yang lemah sakit-sakitan kini dapat bergerak bebas bahkan bisa ilmu bela diri.
Li Anhe terbang turun tepat di hadapan neneknya. "Nenek," menundukkan kepalanya. "Apa nenek takut dengan ku?"
Wanita tua itu mendekat kearah cucunya. Dia memang terkejut tapi cucunya yang telah menyelamatkan hidupnya juga semua orang di kediaman. "Kamu cucu kesayangan nenek. Bagiamana mungkin nenek takut pada mu. Nenek hanya tidak percaya kamu bisa ilmu bela diri," menghela nafas lega. "Penjaga bereskan mayat pembunuh ini."
Para penjaga langsung berlarian untuk membereskan mayat pembunuh. Sedangkan Nyonya tua Chao berjalan kembali bersama cucunya masuk ke dalam kamar. "Bibi Xin, tutup pintunya. Bi er, cepat bawakan baju ganti untuk Yi er."
"Baik," Bi er pergi ke kamar Nona mudanya mengambil baju ganti.
Di dalam kamar Li Anhe tidak berani duduk. Dia hanya berdiri menjauhkan tubuhnya yang basah dari neneknya juga tempat duduk beralaskan sutra. "Kenapa hanya diam di sana? Sini duduk bersama nenek," Nyonya tua Chao menarik pelan tangan cucunya. "Tidak apa-apa. Besok kita bisa mengganti yang baru. Kenapa harus takut kotor?" merapikan rambut cucunya yang sudah tergerai bebas. "Kamu berlatih sendiri ilmu bela diri?" Li Anhe mengangguk. "Kamu pasti sangat kesulitan selama ini. Sekalipun kamu mengatakannya, nenek tidak akan menyalahkan. Seorang wanita bangsawan tidak harus lemah lembut juga tenang. Kamu bisa menjadi diri mu sendiri di kediaman ini."
Li Anhe menatap kedua pandangan hangat dari wanita tua di depannya. "Nenek, maaf."
"Tidak apa-apa. Nenek tidak pernah menyalahkan mu," mengelus lembut kepala cucunya.
Bi er datang membawakan gaun baru.
"Yi er, kamu harus segera ganti baju. Jangan sampai masuk angin. Nenek akan keluar sebentar," Nyonya tua Chao bangkit dari tempat duduknya.
Gadis muda itu mengangguk mengerti. Dia berganti baju di bantu pelayannya.
Di luar kamar seorang pria usia empat puluh tahunan datang dengan kaki pincangnya. "Nyonya besar."
Nyonya tua Chao menatap tajam kearah halaman depan. "Cari tahu siapa yang menginginkan nyawa ku."
"Baik," pria itu pergi kembali setelah mendapatkan perintah.
Bibi Xin mendekat. "Nyonya besar, sepertinya tempat ini sudah tidak bisa di tinggali lagi. Meskipun Nona muda bisa melawan satu orang. Jika yang datang tidak hanya satu kami takut," menghentikan kata-katanya.
"Kamu benar. Tempat ini tidak bisa di tinggali lagi. Sudah waktunya kita mencari tempat baru," menghela nafas dalam di hatinya. "Persiapkan keberangkatan menuju Hengji. Kota Hengji cukup baik untuk bersembunyi dari orang itu sementara waktu," Nyonya tua Chao masuk ke dalam kamar kembali.
Bibi Xin segera bergegas menyiapkan semua perlengkapan untuk keberangkatan menuju kota Hengji.
Di dalam kamar Li Anhe juga sudah selesai berbenah. Dia terlihat sangat cantik juga penuh semangat. "Nenek."
"Bi er, bawa dua pelayan lain untuk membantu menata semua baju dan kebutuhan Nona muda mu. Kita akan pergi malam ini juga ke luar kota," ujar Nyonya tua Chao sembari tersenyum menatap kearah cucunya.
"Baik," Bi er bersama dua pelayan lainnya pergi ke kamar Nona muda Li Anhe.
Gadis itu ingin bertanya tapi dia menahannya.
Sekitar pukul tiga malam, empat kereta melaju menembus kegelapan malam. Para penjaga membawa kuda agar perjalanan dapat di persingkat.
Hanya empat pelayan yang masih di bawa dan di pekerjakan. Yang lainnya di berikan uang agar bisa kembali ke kampung halaman.
Di dalam kereta yang melaju Nyonya tua Chao menggenggam tangan cucunya. "Apa kamu merasa keputusan nenek terlalu terburu-buru?"
"Cucu ini tidak berani," ujar Li Anhe menundukkan kepalanya.
"Rahasia keluarga Li dan Chao terlalu dalam. Lebih baik generasi kami yang menanggungnya agar kalian bisa hidup lebih tenang," Nyonya tua Chao tersenyum menatap kearah cucunya.
sudah memberi karya yg begitu sempurna, dari alur cerita, kata2 yg sesuai pada zaman nya dan untuk karakter Li anhe dan raja kecil Ying🥰
mereka saling melengkapi, saling menghargai, saling menguatkan dan saling mencintai tanpa tuntutan yg berat 🥺
pokok nya ter the best ❤️❤️❤️
perjuangan yg tidak mudah untuk mereka berdua 🥺
penuh luka dan duka,
tapi aku puas dan ikut bahagia, karena mereka happy ending 🥰
thor tolong buat karya terbaru lagi ya
dia yg mau di bunuh dan terpaksa membunuh tapi memilih meminta maaf terlebih dahulu dan merasa bersalah pada istri ny😭😭😭
tolong ini author keren banget buat cerita ini🥰🥰🥰
jangan lupa jaga kesehatan agar bisa lebih banyak berkarya di masa depan❤️❤️❤️❤️❤️
semangat dan sehat selalu
di jamin puas dan ketagihan 🥰🥰🥰
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya