Calia Averie Katarina, seorang model berbakat yang selalu disebut sebagai figuran.
Pengkhianatan yang ia terima dari sang kekasih membuat Calia terikat dalam sebuah pernikahan bersama pria yang baru saja ia kenal, Ronan Lysander. Pria sederhana berprofesi sebagai kurir yang mendapatkan pengkhinatan yang sama dari tunangannya.
Namun siapa sangka, pria yang selalu melakukan pekerjaan sebagai kurir itu menyimpan rahasia besar.
Ketika Calia menunjukkan kepada publik bahwa ia bisa menjadi model sesungguhnya, Ronan menunjukkan identitas aslinya dan membuat rahasia dibalik pernikahan mereka terungkap. Lalu, bagaimana dengan nasib pernikahan mereka?
Ikuti kisah mereka....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Satu Tempat Tinggal.
"Haaahhh..."
Calia mendesah lelah, segera menghempaskan tubuhnya di sofa begitu ia masuk ke dalam unit Apartemennya di malam hari. Satu tangannya ia letakkan di dahi, menutupi kedua matanya yang terpejam.
"Sudah pulang?"
Suara Ronan terdengar di pendengaran Calia menyambut kepulangannya setelah seharian penuh berada di luar untuk mencari tawaran model di beberapa agensi berbeda.
"Ehmm..."
Calia menjawab dengan gumaman tanpa menurunkan tangannya. Beberapa saat setelahnya tersentak saat ia merasakan sentuhan lembut pada kakinya yang membuat ia segera membuka mata.
"Apa yang kamu lakukan?" Calia terkesiap, segera menahan tangan Ronan yang menyentuh kakinya dengan posisi berlutut.
"Rendam kakimu di sini." ujar Ronan sembari menunjuk wadah berisi air yang sudah ia bawa. "Ini akan mengurangi rasa lelah yang kamu rasakan,"
"Baiklah, tapi aku bisa melakukannya sendiri, kamu tidak perlu menyentuh kakiku," sahut Calia.
"Aku tidak keberatan melakukannya," jawab Ronan tersenyum.
"Lagi pula, kamu istriku," imbuhnya kemudian.
Hati Calia berdesir hangat kala merasakan kedua tangan Ronan kembali menyentuh kakinya, memberikan sentuhan lembut saat melepaskan heels yang ia kenakan sembari memberikan pijatan ringan sebelum memasukan kedua kaki Calia ke dalam wadah berisi air hangat bercampur garam epsom dengan aroma lavender.
"Apakah kamu ingin berendam? Aku bisa menyiapkan airnya untukmu," tanya Ronan.
"Tidak perlu," jawab Calia cepat. "Aku akan melakukannya sendiri,"
"Baiklah, sesuai keinginanmu," sambut Ronan mengalah.
Pria itu berdiri, membawa heels Calia dan meletakkannya di lemari penyimpanan.
"Aku sedang menyiapkan makan malam, apakah kamu membutuhkan sesuatu yang lain?" tanya Ronan kembali mendekat pada Calia.
"Tidak, Ro. Terima kasih. Dan tolong jangan seperti ini! Kamu tinggal bersamaku bukan untuk menjadi asisten rumah tangga," ucap Calia.
"Apakah itu artinya kamu masih menganggap aku orang asing, Alia?" tanya Ronan, suaranya menyiratkan rasa kecewa.
"Bukan begitu," sanggah Calia mengibaskan kedua tangannya.
"Aku hanya tidak ingin kamu melakukan semua ini karena kamu merasa tinggal di apartemenku, lantas kamu harus melakukan semua pekerjaan rumah,"
"Kamu juga lelah setelah seharian bekerja, bukan?" imbuhnya.
"Sudah kukatakan bahwa aku tidak keberatan melakukan ini bukan?" sambut Ronan.
"Mengerjakan pekerjaan rumah bukan hal baru bagiku, juga bukan karena aku menumpang di Apartemenmu, tetapi karena aku ingin melakukannya. Kita sudah menikah, apa salahnya dengan membagi tugas rumah?"
"Pernikahan kita hanya di atas kertas, Ro," jawab Calia meningatkan.
"Tapi pernikahan kita sah di mata hukum dan negara. Sumpah pernikahan yang aku ucapkan bukan lelucon, apa salahnya jika kita menjalani kehidupan layaknya orang yang sudah menikah pada umumnya?" sambut Ronan.
Calia mendesah panjang, tidak memiliki jawaban yang bisa ia gunakan atas perkataan Ronan. Dalam benaknya ia merasa beruntung, tetapi merasa bersalah di waktu yang sama.
Ronan, pria lembut dan penuh kasih, memperhatikan setiap hal sederhana tentang Calia, memberikan perhatian layaknya seorang suami, namun tidak menuntut apa yang seharusnya pria itu dapatkan. Rasa sakit yang ia dapatkan dari mantan kekasih pun perlahan memudar seiring dengan perhatian yang ia dapatkan dari suaminya
Hari-hari yang Calia lalui bersama Ronan dengan tinggal di Apartemen sudah berlangsung selama beberapa minggu sejak pernikahan. Sejak saat itu jugalah keduanya saling mengenal dan memahami satu sama lain.
"Jadi, ada apa hari ini?" Ronan membuka suara setelah acara makan malam mereka selesai dan duduk bersama di sofa.
"Kamu terlihat lelah, tapi juga kesal saat pulang,"
"Semua agensi yang aku datangi menolakku, dan mereka menolakku dengan satu alasan yang sama... Aku sudah menikah," ungkap Calia.
"Itu konyol! Selama aku berada dalam dunia permodelan, menikah bukan alasan bagi agensi untuk menolak seorang model,"
"Dan kau tahu mengapa mereka mengatakan alasan konyol iti? Max,"
Calia menghembuskan napas kasar, melepaskan kekesalan yang sudah ia rasakan sebelum ia tiba di Apartemen di depan Ronan.
"Dia... Menyuap bahkan mengancam agensi yang aku datangi, agar mereka tidak menerimaku meski mereka ingin. Entah bagaimana dia bisa berada di sana, aku tidak tahu,"
"Max bahkan menggunakan statusku yang hanya seorang figuran untuk menakut-nakuti mereka," Calia mengeluh diakhir ceritanya, menyandarkan punggung di sofa yang ia duduki.
Ronan diam, tetapi tidak mengalihkan perhatiannya dari Calia. Mendengar semua keluhan istrinya tanpa menyela, serta memikirkan jalan keluar dari permasalahan yang tengah istrinya hadapi.
"Aku memiliki satu ide," cetus Ronan.
Calia menegakkan punggung, duduk menghadap suaminya untuk mendengar apa yang akan suaminya katakan.
"Kenapa kamu tidak membuka agensi sendiri saja?"
"Buktikan pada semua orang bahwa kamu bukan figuran, bukan model yang hanya selalu menjadi cadangan dari Retha Agatha,"
"Buktikan pada semua orang bahwa kamu bisa menjadi model model sesungguhnya, buktikan bahwa Retha-lah yang mengambil semua yang seharusnya kamu dapatkan. Meski... Sebelumnya kamu sempat dimanfaatkan,"
"Kamu perlu memahami satu hal penting, Ro," sambut Calia tersenyum putus asa.
"Membuka agensi sendiri tidaklah mudah. Perlu tempat serta beberapa orang dengan kemampuan berbeda dan tentu saja kemampuan yang di butuhkan,"
"Desainer, fotografer, public relation (PR), market researcher, serahkan orang-orang itu padaku termasuk gedung yang akan kamu jadikan kantor. Sedangkan untukmu, carilah beberapa model lain, jika memungkinkan satu model pria," ucap Ronan.
Calia tercengang, bahkan tanpa sadar menurunkan rahangnya setelah mendengar apa yang baru saja Ronan ucapkan. Ia tidak menyangka wawasan Ronan jauh lebih luas dari yang ia kira, bahkan mengetahui dengan detail apa yang dibutuhkan oleh sebuah agensi.
"Bisakah kita melakukan itu?" sambut Calia sedikit ragu.
"Kamu memiliki pengalaman dalam dunia agensi, kamu profesional dalam permodelan, kita juga bisa menggunakan namamu untuk menjalin kerjasama dengan brand perusahaan yang belum memiliki nama besar," kata Ronan.
"Dengan kamu menjalin kerjasama bersama brand biasa, dan kamu bisa menaikkan nama dari brand itu, pandangan mereka yang menyebutmu sebagai figuran akan terkikis. Bukan tidak mungkin mereka akan berbalik arah dengan mempertanyakan apa yang agensi sebelumnya lakukan padamu hingga kamu hanya dijadikan sebagai figuran,"
Ronan diam sejenak, menjeda kalimatnya sembari mengamati reaksi istrinya. Melihat adanya keraguan itu, Ronan meraih tangan istrinya, memberikan remasan lembut sebelum kembali berbicara,
"Aku tidak bilang ini akan mudah, tentu saja kesulitan yang akan dihadapi dua bahkan tiga kali lipat dari kamu berkerja di bawah naungan agensi. Setidaknya ini akan lebih baik dari ketika kamu hanya dimanfaatkan, dan itu akan menjadi balasan telak untuk si mesum yang sudah mengkhianatimu,"
Calia terkekeh pelan, segala yang Ronan lakukan untuknya mengikis sisa luka yang ada di hatinya. Ia bahkan lupa sudah keberapa kalinya Ronan membuat dirinya berhasil tertawa.
"Ayo kita lakukan!"
...>>><<<...
. . . .
. . .
To be continued...
NOTE :
- Garam Epsom.
Adalah mineral alami yang mengandung magnesium belerang dan oksigen. Memiliki manfaat antara lain:
Meredakan nyeri otot, mengatasi insomnia, menjaga kesehatan jantung.
Penggunaan garam epsom bisa dicampur air untuk berendam.
Efektivitas garam epsom masih belum jelas untuk di konsumsi karena tidak semua orang boleh mengkonsumsi garam epsom, perlu konsultasi lebih lanjut ke dokter untuk penggunaan garam epsom yang dikonsumsi.