Kesucian Yang Direnggut ( Nara Untuk Aydan)

Rifki, Alea, Dimas dan Angga akhir nya keluar dari ruangan keluarga untuk memberikan ruang bagi Aydan dan juga Nara menyelesaikan masalah mereka dengan perasaan yang lega karena Nara akhir nya mau berbicara dengan Aydan setelah beberapa Minggu dia selalu ketakutan saat melihat Aydan sampai Aydan harus bersusah payah menyamar sebagai Ayan.

Namun saat mereka membuka pintu ruang keluarga, betapa terkejut nya mereka saat melihat orang tua mereka ternyata sedang mengintip dan menguping di depan pintu. Sungguh kelakuan para orang tua itu seperti anak kecil saja, dan yang tak habis fikir oleh mereka Nanda yang selalu terlihat datar dan dingin di hadapan semua orang juga ikut berada di sana.

" Eh, kalian mau ke mana" Fika tersenyum kikuk seraya berpura - pura seolah mereka tidak sedang menguping di sana.

" Apa yang mommy dan yang lain nya di sini?" Alea menatap tak percaya pada para orang tua itu.

" Kami baru saja akan memanggil kalian untuk makan malam" Yuki yang menjawab.

" Ah ya, mama mu benar" Alice tertawa canggung seraya menepuk pundak suami nya Jay yang berada di samping nya.

" Ish, memang nya kami tidak tahu kalau kalian ini sedang menguping" ucap Rifki dengan nada mengejek nya membuat para orang tua itu langsung diam karena merasa sudah tidak bisa berkutik lagi saat anak - anak itu tahu apa yang sedang mereka lakukan.

" Ish, kamu ini! Kami hanya ingin memastikan kalau Nara tidak kenapa - napa" Nami membela diri nya.

" Ya, kami mengerti" ucap Angga seraya menganggukan kepala nya. Begitu pun Dimas, Rifki dan Alea.

" Sudahlah, sekarang lebih baik kita pergi dari sini! Biarkan mereka berdua membicarakan masalah mereka" ucap Nanda seraya merangkul mesra pundak istri nya Fika.

" Aku setuju, lagi pula kalau ada apa - apa Nara pasti akan berteriak" Adzriel pun melakukan hal yang sama di ikuti Razky dan Jay dari belakang mereka. Dimas, Rifki, Angga dan Alea tampak saling melempar pandangan mereka dan kemudian terkekeh bersama seraya menggelengkan kepala mereka melihat kelakuan orang tua mereka. Mereka pun melangkah kan kaki mereka mengikuti para orang tua itu.

Sementara itu di dalam ruang keluarga, Aydan dan Nara masih sama - sama terdiam dan sibuk dengan pemikiran mereka masing - masing.

" Nara"

" Aydan" ucap Nara dan Aydan secara bersamaan untuk memulai pembicaraan mereka.

" Kamu duluan!" Aydan menyentuh tengkuk nya dengan salah tingkah. Sungguh kelakuan mereka saat ini seperti ABG yang baru mengenal cinta saja.

" Kamu saja yang duluan!" Nara masih bersikap dingin dengan wajah yang menatap ke arah depan.

" Maafkan aku, saat itu aku khilaf dan aku tidak sadar dengan apa yang telah aku lakukan" Aydan mulai serius.

" Aku tahu" ucap Nara dengan nada datar nya.

" Apa kamu mau memaafkan ku, dan apa kita bisa seperti dulu lagi?" Aydan menatap Nara dengan penuh permohonan.

" Aku" Nara tidak tahu harus berkata apa, di satu sisi Nara ingin sekali mengiyakan ucapan Aydan dan semua bisa kembali seperti semula. Tapi di satu sisi yang lain nya Nara juga merasa bahwa semua nya tidak akan bisa kembali, bagaimana pun juga diri nya sudah bukan gadis yang seperti dulu. Semua nya sudah berubah seiring terenggut nya kesucian yang dia miliki malam itu.

" Maafkan aku, aku tidak akan memaksa mu. Aku hanya berharap kamu memberiku kesempatan untuk menebus kesalahan ku dan mpertanggung jawabkan perbuatan ku, aku akan berusaha untuk membuat mu bahagia bersamaku" Aydan menatap Nara dengan intens.

" Aku tidak tahu, apa aku bisa bahagia lagi setelah semua yang telah terjadi pada diri ku?" Tubuh Nara mulai bergetar dan itu dapat dilihat oleh Aydan. Perlahan tangan Aydan terulur untuk memegang tangan Nara yang terlihat mulai bergetar itu.

" Maka izinkan aku untuk melakukan nya! Aku berjanji akan selalu berusaha untuk membuat mu bahagia, aku juga berjanji akan mengembalikan senyuman manis itu lagi" Aydan masih menggenggam tangan Nara.

" Benarkah? Apa itu bisa?" Nara perlahan menolehkan pandangan nya untuk melihat wajah yang sudah beberapa hari ini selalu membuat diri nya ketakutan, wajah yang selama beberapa hari ini sangat dia benci namun selalu mengganggu fikiran nya.

Deg

Ke dua mata itu saling bersirobok satu sama lain nya dengan detak jantung ke dua nya yang tiba - tiba berdetak dengan sangat kencang. Sesaat kedua mata itu saling terkunci dengan jarak yang lumayan dekat.

" Aku yakin aku bisa melakukan nya, jadi aku mohon beri aku kesempatan dan biarkan aku menikahi mu" Aydan berkata dengan serius.

" Tidak!" Nara langsung memutuskan kontak mata itu dan langsung memalingkan wajah nya seraya menarik tangan nya dari genggaman tangan Aydan saat teringat kembali bahwa yang di cintai Aydan adalah Karin, bagaimana bisa dia hidup dengan pria yang bahkan tidak mencintai nya sama sekali dan mencintai wanita lain di hati nya.

" Kenapa tidak, apa kamu masih belum bisa memaafkan ku?" Aydan merasa kaget dan panik saat menerima penolakan dari wanita di hadapan nya.

" Aku tidak mau kamu menikahi ku karena terpaksa, aku tidak akan menuntut pertanggung jawaban dari mu. Jadi kamu bebas mengejar wanita yang kamu cintai" jujur saja hati Nara sangat sakit saat mengatakan itu, tapi Nara juga tidak mau terjebak dengan pernikahan tanpa cinta karena itu akan sangat menyakitkan bagi nya. Biarlah kesucian nya sudah di renggut, bila tidak ada yang bisa menerima diri nya apa ada nya , dia bisa hidup sendirian saja seumur hidup nya.

" Justru aku sedang mengejar nya, aku mencintai mu Nara" batin Aydan meruruki kebodohan nya yang tidak bisa mengatakan itu dari bibir nya. Aydan pun langsung menarik tubuh Nara ke dalam dekapan nya, semoga saja dengan sikap nya yang seperti ini Nara akan mengerti perasaan nya. " Nara aku___" Aydan tidak bisa melanjutkan ucapan nya saat tiba - tiba Nara mendorong tubuh nya dengan kencang dan langsung berlari menjauh dari hadapan nya sambil menutup mulut nya sendiri.

" Kamu kenapa Nara?" Aydan yang panik pun langsung mengikuti Nara dari belakang dengan berlari juga. Dan betapa terkejut nya Aydan saat melihat keadaan Nara saat ini, Aydan melihat Nara sedang memuntahkan isi perut nya di kamar mandi yang paling dekat dari ruang keluarga.

Nara yang sedang merasa sedih dan sakit di hati nya setelah mengatakan penolakan nya terhadap Aydan malah harus merasakan sesuatu yang tidak enak pada perut nya saat menghirup aroma tubuh Aydan saat dia memeluk nya. Perut Nara terasa di aduk - aduk dan dan terasa bergejolak sampai Nara merasakan sesuatu akan keluar dari melalui mulut nya.

**Hayo, Nara kenapa? Coba tebak,!😁😁

Jangan lupa like, vote dan komen. Jangan lupa juga klik tanda hati untuk menambahkan ke favorit kalian dan berikan hadiah yang buanyak untuk karya ini. Terima kasih 🙏🙏**