NovelToon NovelToon
TRANSFORMASI DIRI Seorang Aurora

TRANSFORMASI DIRI Seorang Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Pulau Terpencil / Chicklit
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Senggrong

Selamat datang di cerita baru Aku teman-teman. Kali ini aku ingin membuat cerita tentang sekelompok keluarga yang diasingkan ke sebuah pulau yang tak berpenghuni.

Pulau itu dikelilingi oleh samudera yang luas. Butuh waktu lima belas hari pelayaran untuk sampai ketempat itu.

Pulau itu dimiliki oleh seorang billionaire asal Amerika yang bernama Steven Julio. Steven menikah dengan warga Indonesia yang bernama Zahra. Keduanya menikah karena cinta.

Saskia Aurora merupakan karyawan di perusahaan Steven. Aurora mempunyai obsesi untuk menikah dengan Steven. Siapa yang tidak menyukai lelaki tampan dan juga kaya? Begitupun dengan Aurora.

Sayangnya lelaki itu sudah memiliki seorang istri. Bukannya menyerah, Aurora malah tertantang untuk mendapatkan Steven. Banyak yang dilakukan Aurora untuk mendapatkan, bahkan dengan cara yang ekstrim sekalipun.

Apakah Steven tertarik?

Tentu saja tidak. Steven merupakan pria yang setia dengan istrinya. Bisa dibilang "Bucin Abis".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergian David dan Para Eagle

"Halo.... "sapa Steven setelah menjauh dari ruangan tempat Zahra dirawat. Ada panggilan dari salah satu anggotanya. Meski ia bukan lagi menjadi seorang pemimpin, bukan berarti ia keluar dari Black Hunter.

"... "

"Bagaimana bisa terjadi? " tanya Steven dengan muram.

".... "

"Bagaimana keadaannya sekarang? "

"... "

"Tunggu kabar dariku. "

Setelah itu Steven mematikan panggilan telepon. Rahang Steven nampak mengeras menahan amarah.

Dia mendapatkan kabar kalau markas Black Hunter di serang. Black Hunter merupakan kelompok mafia yang pernah ia pimpin. Sekarang kelompok itu di pimpin oleh sahabat sekaligus rekan baiknya yang bernama Kenzo.

Dari kabar yang ia peroleh , markas Black Hunter di serang dan menewaskan lebih dari separuh anggotanya. Ada mata-mata yang berhasil menembus pertahanannya.

Ada dua kelompok mafia yang bergabung untuk menghancurkan Black Hunter. Keduanya merupakan musuh besar Black Hunter.

Sekarang Kenzo dalam kondisi kritis. Dia diminta untuk kembali. Black Hunter butuh pemimpin.

Steven bingung mau bertindak bagaimana. Kondisi Zahra meskipun sekarang membaik, namun sewaktu-waktu masih bisa drop. Ia tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

Sekarang pilihannya hanya tinggal satu, memanggil David dan anak buahnya yang lain yang saat ini berada di Devil's Island. Dia juga akan meminta dua orang dokter yang ada di Devil's Island untuk kembali.

Setelah itu Steven kembali kedalam ruang rawat dengan agak linglung. Zahra menyambutnya dengan senyuman manis yang membuat semua bebannya terasa terangkat.

"Maaf Sayang... Mas tadi ada panggilan dari perusahaan pusat yang ada di Amerika. Jadi mas ninggalin Kamu sendiri di kamar. "

"Zahra mengerti. Zahra juga baru bangun kok."

Steven duduk di kursi yang ada di samping ranjang. Kemudian meraih tangan Zahra untuk di genggam.

"Cepat sembuh Sayang. Nanti kita akan liburan kemana pun yang Kamu inginkan."

"Maafkan Zahra Mas... "

"Kenapa harus minta maaf. "

"Zahra sudah membuat Mas sedih. Zahra_"

Steven meletakkan jari telunjuknya di bibir Zahra. Sehingga Zahra tidak melanjutkan ucapannya. Steven tahu betul apa yang akan diucapkan oleh Zahra. Keduanya menikah sudah lebih dari dua tahun.

"Jangan mengucapkan apapun lagi Sayang. Tolong... "

Steven bukanlah orang yang suka berbicara manis. Ia lebih suka bertindak dari pada harus mengucapkan dengan kata-kata. Zahra tahu betul itu.

"Baiklah... Boleh bantu Zahra ke kamar mandi? "

"Mau apa? kalau mau pipis disini saja, kan sudah ada alatnya."

"Zahra mau eek, " ucap Zahra dengan wajah memerah. Steven merasa gemas saat melihatnya.

"Disini saja ya, " bujuk Steven dengan lembut. Ia sudah bersiap untuk mengambil alat bantu untuk buang air besar tanpa harus ke toilet.

"Malu Mas."

"Malu sama siapa? Sekarang Kamu masih belum bisa kekamar mandi. Lihat... masih banyak alat yang menempel di tubuh kamu. Kenapa harus malu. Mas sudah lihat setiap inci_"

"Mas! " pekik Zahra sambil menutup wajahnya.

"Apa Sayang. "

"Ish... "

David yang mendapatkan kabar dari Steven langsung mengumpulkan semua anak buahnya. Dia hanya meninggalkan dua orang Eagle untuk berjaga. Sambil menunggu kedatangan pesawat, David memberikan ultimatum kepada Aurora dan lainnya untuk tidak bermacam-macam.

Meski David pergi bukan berarti mereka bisa bermalas-malasan. Aurora dan yang lainnya tidak tau jika tinggal Eagle 1 dan Eagle 2 saja yang mengawasi Mereka.

Untuk pengumpulan tanaman obat sementara di hentikan. Atas instruksi David, Eagle 1 dan Eagle 2 memberikan tiga lahan lain untuk di kelola. Bayarannya tidak lagi setiap hari, namun setiap minggu.

Mereka tidak harus bekerja penuh sepanjang hari. Setengah hari untuk bekerja, setengah hari lagi terserah mau ngapain.

Hari ini Aurora merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Kepalanya terasa pusing ,perutnya pun terasa mual. Ia harus turun ke bawah karena muntah-muntah.

"Kenapa Ra?" tanya Wanda khawatir.

"Entahlah....dari tadi perutku rasana diaduk-aduk," jawab Aurora dengan lirih. Tubuhnya terasa lemah .

"Sudah enakan?" Aurora menganggukkan kepalanya dengan lemah.

"Mau naik ke atas?" Aurora menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Bantu aku duduk disana saja," jawab Aurora sambil menunjuk ke satu arah.

"Baiklah."

Wanda membantu Aurora duduk di bawah pohon. Kemudian mengambilkan air di dalam kamar.

"Minumlah," ucap Wanda dengan lembut.

"Terima kasih."

"Jangan sungkan. Sekarang aku tinggal dulu ya. Aku mau masak."

"Silahkan."

Wanda memang sudah terbiasa bangun pagi. Sejak keluarganya tinggal disini, mereka lebih religius. Setiap pagi tidak pernah meninggalkan sholat shubuh berjamaah.

Selesai sholat wanda akan membantu mamanya memasak.

Aurora kembali tidur di atas rumput. Wanda merasa kasihan saat melihatnya. Namun ia juga tidak tega jika harus membangunkannya. Ia pun mengambilkan selimut untuknya.

"Temanmu kenapa?"

"Dari tadi muntah-muntah. Sekarang tubuhnya lemah. Karena itu ia tidur di sini."

"Bukannya nanti tambah masuk angin."

"Loh, kenapa Rara bisa tidur di sini?" tanya Rania dengan suara yang agak keras. Aurora langsung terbangun.

"Berisik amat sih," keluh Aurora sambil duduk.

"Aku cuma heran, kenapa kamu bisa tidur disini." jawab Rania tanpa rasa bersalah.

"Memangnya kenapa?"

"Takutnya Kamu lagi ada masalah sama mbak Wanda."

"Mana ada. Yang ada malah Mbak Wanda yang bantuin Aku tadi, " bantah Aurora dengan lemah. Tenaganya masih lemah.

"Memangnya Kamu kenapa? " tanya Rania sambil duduk disamping Aurora. Wanda dan sang Mama memilih menyingkir. Lagi pula ada Rania yang sudah menemani Aurora.

"Jangan banyak tanya dulu. Lebih baik sekarang Kamu masak. Hari ini Aku tidak kuat jika harus masak."

"Kan Kamu tahu sendiri Aku nggak bisa masak."

"Terserah deh. Yang penting jangan ganggu Aku dulu. "

Rania pun menurut. Dia pun tidak tega melihat kondisi Aurora seperti itu.

Rania kembali ke rumahnya. Ia membangunkan Sania untuk membantunya memasak. Kemudian membangunkan Dandi dan Edo.

Robert mendekati Aurora yang tertidur. Ia ingin menunjukkan kepeduliannya agar Aurora bersimpati padanya.

"Halo, " sapa Robert.

"Tolong jangan ganggu dia Tuan, " ucap Wanda dengan menggunakan bahasa Inggris.

Robert merupakan warga asli Amerika. Jadi Ia tidak mengerti bahasa Indonesia. Tapi menguasai bahasa Inggris.

"Maaf, saya hanya berniat untuk menolong. Kasihan kalau dibiarkan tidur disini."

"Terimakasih Tuan. Tapi Saya lebih nyaman disini," ucap Aurora yang terbangun mendengar percakapan mereka. Dia merasa kesal karena tidurnya terganggu.

"Maaf ya Ra, Kamu jadi terbangun lagi."

"Nggak papa kok Mbak. Bisa bantuin ke kamar tidak? "

"Boleh. Ayuk! "

"Maaf ya Tuan. Kami permisi dulu, " ucap Wanda dengan sopan. Robert merasa kesal namun tidak memperlihatkannya.

"Silahkan... apa perlu Saya bantu. "

"Terima kasih Tuan. Tapi Saya masih sanggup membantunya. Mari.... "

Wanda membantu Aurora naik ke atas dengan perlahan. Ia hanya bisa membantunya di belakang. Karena jalannya hanya bisa dilalui satu orang.

"Terima kasih ya Mbak, " ucap Aurora dengan tulus.

"Sama-sama. Mbak turun dulu ya. Kalau ada apa-apa kamu bisa panggil. "

"Oke! "

1
Ayu Septiani
lanjut up lagi thor..... semangat ya
m. fatkhulloh Basyar
duuuh y kapan upnya thor
Erna Fkpg
lanjut tetap semangat dan kutunggu up kelanjutannya 💪💪🫰
m. fatkhulloh Basyar
penasaran ake banget
m. fatkhulloh Basyar
thor buat si steve cinta mati sama aurora haaaa gantian gitu posisinya
Ayu Septiani
lanjut up lagi thor... semangat
Kartika Lina
baru juga baca dah habis ae thor 🤭
Soraya
lanjut thor
Erna Fkpg
sebenarnya aurora itu orang baik hanya saja obsesi cintanya yg salah yg membuat dia melakukan hal yang tercela
Sribundanya Gifran
lanjut
Soraya
up lagi thor
Ayu Septiani
terima kasih thor .. ayo lanjut up lagi yang banyak ya , semangat 💪💪♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Erna Fkpg
terus semangat dan terimakasih untuk up-nya
Kadek Bella
lanjut thoor
Ayu Septiani
lanjut up lagi thor.... semangat
Erna Fkpg
y dikit amat thot sangking asiknya tau udah bersambung😊
Soraya
masih nyimak lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut thor
m. fatkhulloh Basyar
,kapan upnya thor
Dinda Putri
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!