Alvian, seorang pria muda nan tampan menginginkan sosok seorang Istri yang cantik dan aduhai.
Ia terpaksa harus menelan kekecewaan saat orang tuanya justru menjodohkan dia dengan Aylin, seorang perempuan tertutup dan bercadar.
Hal itu membuat Alvian berbuat sesuka hati agar Aylin tak kuat menjalani bahtera rumah tangga dengannya dan meminta untuk berpisah.
Namun, siapa sangka hal itu justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri setelah dia tahu kalau di balik cadar istrinya, tersembunyi paras cantik yang selama ini sangat ia idam-idamkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Tapi aku dengan Aylin belum resmi bercerai, Riana," jawab Alvian ragu.
"Aku tidak perduli, bukankah pernikahan kalian juga tidak ada yang tahu, cuma sekedar melamarku saja masa kamu tidak mau?" bujuk Riana dengan raut wajah sesedih mungkin.
Alvian terdiam sejenak, sangat berat sekali untuk mengatakan tidak, namun juga sulit mengatakan iya.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau," Sela Riana dengan bibir mengerucut.
"Baiklah, tapi hanya sekedar melamar saja, kan?" tanya Alvian memastikan.
"Iya, tapi melamarnya pakai cincin yang indah ya?" pinta Riana yang seketika tersenyum cerah.
"Iya,"
Alvian menghela nafas panjang, ia terpaksa mengalah daripada membuat sang kekasih marah.
"Bagaimana kalau sekarang kita lihat-lihat dulu cincinnya?" pinta Riana sangat bersemangat.
"Jangan sekarang, ya, Sayang. Setelah ini aku harus kembali bekerja dan nanti malam orang tuaku akan datang ke rumah," tolak Alvian lembut.
"Orang tua lagi, orang tua, lagi" keluh Riana.
"Jangan marah seperti itu dong, ulang tahun kamu kan masih seminggu lagi, kita masih punya banyak waktu," bujuk Alvian.
"Baiklah," Riana kembali tersenyum.
Selesai menemani Riana, Alvian kembali ke kantor.
Detelah membelikan mobil baru untuk Riana, ia tak perlu repot lagi untuk antar jemput saat Riana ingin bertemu.
**
**
Sesampainya di rumah, bibir Alvian mengukir senyum saat melihat mobil Papanya sudah terparkir di sana.
Begitu membuka pintu, aroma masakan yang begitu menggunggah selera menyambut indra penciuman.
Apalagi saat ini dirinya sedang merasa lapar.
"Assalamualaikum," ucap Alvian seraya melangkah masuk.
"Waalaikumsalam," jawab Mama Veny dan Pak Bastian bersamaan.
"Papa dan Mama sudah lama sampai?" tanya Alvian basa-basi, mencium tangan kedua orangtuanya bergantian.
"Baru saja sampai, ayo cepat kamu mandi, setelah itu kita makan malam bersama," ucap Mama Veny.
Alvian menoleh ke arah meja makan, ada begitu banyak jenis masakan yang terlihat sangat enak.
"Kenapa masaknya banyak sekali?" tanya Alvian heran.
"Itu Aylin sendiri loh yang masak, katanya sebentar lagi teman-teman dosennya akan datang berkunjung kesini sekalian mau berkenalan denganmu," jawab Mama Veny senang.
"Kalau begitu aku mandi dulu," jawab Alvian berusaha menahan emosinya.
Alvian segera menuju ke kamar Aylin, saat dirinya hendak mengetuk pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka.
"Eh, Mas Alvian sudah pulang?"
"Kenapa kamu tidak meminta izin dulu padaku kalau akan ada teman-temanmu datang yang kesini?" tanya Alvian dengan tatapan mengintimidasi.
Aylin menunduk takut, ia tahu pasti akan terjadi hal seperti ini.
Tapi untung saja ada mertuanya sehingga kemarahan Alvian tidak akan terlalu meluap-luap seperti biasanya.
"Maaf, Mas. Aku tidak bisa menolak. Jika aku meminta izin dulu padamu, kamu pasti tidak akan mengizinkan," jawab Aylin sambil meremas jemarinya, takut.
"Berapa orang yang akan datang?" tanya Alvian memastikan.
"Empat orang, eh lima orang dengan Byan," jawab Aylin.
"Byan? Jadi akan ada Riko juga dong? " pekik Alvian kaget.
Aylin hanya menganggukkan kepala.
Tanpa mengatakan apa pun, Alvian langsung masuk ke kamarnya sendiri.
"Sialan, aku sudah bilang untuk merahasiakan pernikahan ini, tapi dia malah mengumbarnya sana-sini," gerutu Alvian kesal. "Tapi wajar juga sih, dia kan punya suami setampan aku. Pasti semua wanita juga akan pamer pada teman-temannya dan merasa bangga," dengan percaya diri Alvian mengagumi ketampanannya dari pantulan cermin.
Alvian segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri sambil memikirkan akan berpenampilan seperti apa.
Padahal jika akan bertemu dengan Riana ia merasa biasa saja.
"Kenapa gugup seperti ini? Padahal aku hanya akan bertemu temannya Aylin," gumam Alvian kesal pada dirinya sendiri.
Entah kenapa Alvian ingin sekali berpenampilan keren dan tampan malam ini.
Apalagi setelah tahu jika Riko juga akan datang ke rumahnya dan hal itu membuat ia tak ingin kalah tampan.
Ia akan menunjukkan jika dialah yang terbaik.
************
************
Lanjuuuut kakak 💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼