Calia Averie Katarina, seorang model berbakat yang selalu disebut sebagai figuran.
Pengkhianatan yang ia terima dari sang kekasih membuat Calia terikat dalam sebuah pernikahan bersama pria yang baru saja ia kenal, Ronan Lysander. Pria sederhana berprofesi sebagai kurir yang mendapatkan pengkhinatan yang sama dari tunangannya.
Namun siapa sangka, pria yang selalu melakukan pekerjaan sebagai kurir itu menyimpan rahasia besar.
Ketika Calia menunjukkan kepada publik bahwa ia bisa menjadi model sesungguhnya, Ronan menunjukkan identitas aslinya dan membuat rahasia dibalik pernikahan mereka terungkap. Lalu, bagaimana dengan nasib pernikahan mereka?
Ikuti kisah mereka....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Kesempatan
Beberapa hari sudah berlalu setelah peragaan busana dadakan yang diadakan Calia dan tim. Tetapi tidak membuat mereka bisa duduk dengan tenang saat mereka masih belum mendapatkan satu hal penting sekaligus hal pokok yang harus mereka miliki. Investor.
Peragaan busana Alter Ego memberikan dampak baik bagi mereka, tetapi tetap belum cukup untuk menarik investor bersedia menanamkan modal ke agensi mereka.
Seperti siang itu, Calia, Adele, Julie dan Elma kembali berkumpul untuk berdiskusi bersama, memikirkan bagaimana cara mereka untuk menarik investor menanamkan modal ke agensi baru mereka.
"Para investor ragu dengan kantor kita, terutama setelah mereka tahu bahwa ini adalah kantor baru," ucap Adele.
"Perusahaan baru seperti kita memiliki resiko gagal tertinggi, itulah yang para investor katakan," Julie turut angkat bicara.
"Aku sudah mencoba menemui beberapa orang yang menjadi kandidat investor, tapi jawaban mereka sama," imbuhnya dengan wajah lesu.
"Tapi kita sungguh beruntung karena mendapatkan suntikan dana dari perusahaan asing yang tidak ingin disebutkan namanya," Elma menimpali.
"Tapi kita tidak bisa terus mengandalkan suntikan dana dari perusahaan asing ini tanpa memberikan hasil timbal balik," sahut Calia.
'Aku juga tidak mungkin mengabaikan mereka yang sudah bekerja keras tanpa bayaran,' lanjut Calia dalam hati.
Semua kembali terdiam, terjebak dalam pikiran masing-masing.
"Apakah suamimu bekerja, Calia?" tanya Adele tiba-tiba.
"Dia satu-satunya orang yang memiliki pikiran cemerlang dan bisa memikirkan jalan keluar tercepat, tapi dia tidak di sini sekarang," lanjutnya.
"Ya, dia berangkat pagi-pagi karena tiga hari tidak bekerja demi membantu kita di sini," jawab Calia.
"Kenapa dia tidak berhenti saja dari pekerjaan kurirnya dan membantumu di sini?" tanya Elma.
"Aku tidak ingin memaksanya untuk melakukan apa yang aku inginkan meski dia suamiku," jawab Calia. "Selain itu, dia masih terikat kontrak kerja,"
'Brakk,,,!
Suara dentuman keras dari pintu terdengar tepat setelah Calia menyelesaikan jawabannya, membuat semua orang terlonjak dan serentak mengarahkan pandangan ke arah pintu hanya untuk melihat Sean datang dengan napas tersengal.
"Ada kabar baik!" ujarnya.
"Kabar baik apa?"
"Aahh...!!"
Sean terlonjak kaget, reflek melompat ke samping saat mendengar suara seseorang tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Sial*an! Kau mengagetkanku!" umpat Sean sembari mengusap dadanya sendiri kala menemukan sosok penuh Ronan berdiri membawa serta box kurir yang biasa pria itu gunakan untuk bekerja.
"Aku tidak memiliki niat untuk mengagetkanmu," sahut Ronan datar.
Mereka yang melihat tingkah dua pria itu hanya tertawa sembari menggelengkan kepala, sementara Ronan justru melangkah mendekat pada istrinya dan mengeluarkan minuman favorit sang istri dari box kurir yang ia bawa.
"Untukmu," ujar Ronan.
"Terima kasih," sambut Calia tersenyum manis.
"Ahh,,, untuk kalian juga ada, ambilah sendiri sesuai dengan selera kalian," ucap Ronan lagi.
"Apakah kau juga membeli makanan?" Sean menyela.
"Tentu saja, cukup untuk kalian semua," jawab Ronan.
Sean tersenyum lebar, membawa langkahnya mendekat dan mengambil minuman serta makanan yang ia inginkan, lalu bergabung bersama teman-temannya duduk mengitari meja, melupakan kekesalan yang sempat ia rasakan.
"Jadi, kabar baik apa yang kau bawa, Sean?" Ronan bertanya, sementara tangannya mengambil alih minuman sang istri, membuka pembungkus sedotan dan menusuknya ke kemasan gelas minuman milik istrinya.
Semua gerakan yang Ronan lakukan tak lepas dari perhatian semua orang, merasa tingkah pasangan suami istri yang ada di depan mereka sangat jarang ditemukan. Mereka bahkan mengagumi bagaimana sikap Ronan pada Calia yang senantiasa bersikap lembut dan hangat, tapi bersikap kaku dan datar pada wanita lain.
"Hisakah ahu mahan hulu? Akhu hapar, (bisakah aku makan dulu? Aku lapar)," ujar Sean dengan mulut penuh makanan.
Ronan tidak memberikan jawaban, tetapi juga tidak mendesak, memilih duduk diam dan menunggu.
"Akan ada acara Gala Fashion New York tidak lama lagi, dan kalian tahu apa artinya? Kesempatan emas bagi kita untuk mendapatkan investor terbaik," ungkap Sean setelah menelan makannya.
Hening...
Semua diam, mengetahui dengan jelas acara apa yang Sean sebutkan. Akan tetapi, keadaan yang sedang mereka hadapi membuat mereka tidak tahu reaksi seperti apa yang harus mereka berikan.
"Sean... Apa kau lupa bahwa Gala fashion New York bukan acara sembarangan yang bisa dihadiri semua kalangan?" sambut Calia.
"Itu adalah acara tahunan yang mana akan dihadiri oleh desainer, model, selebriti dan para tokoh penting industri mode dan hiburan yang dikenal dunia. Aku tidak yakin kita bisa pergi. Terutama mengingat agensi kita masih baru dan belum mendapatkan pencapaian apapun,"
"Tapi acara yang baru saja kita buat beberapa hari lalu sukses besar," sanggah Elma.
"Itu tidak mengubah apapun," sahut Calia.
"Undangan tidak akan datang pada kita hanya karena kita sukses dengan acara yang dipandang kecil oleh mereka, acara alter ego kita bukan apa-apa bagi mereka,"
"Kita juga tidak bisa hadir tanpa undangan, dan mendapatkan undangan ini tidaklah mudah," Julie menimpali.
"Benar, aku pernah datang sekali ke sana dan itu bersama, Max. Perusahaan besar itu saja hanya bisa mendapat dua undangan, dan itu setelah Silvester Group bekerja sama dengan Kyler Corp, bagaimana mungkin kita bisa mendapatkannya?" sahut Calia berwajah lesu.
"Aku bisa mendapatkan undangannya"
Suara lain tiba-tiba menyela, membuat perhatian mereka beralih ke sumber suara dan melihat Luis tengah berdiri dengan bersandar pada dinding, lalu melangkah mendekat.
"Dengan menggunakan nama brand yang aku miliki sekaligus sebagai desainer," ujarnya lagi.
"Akan tetapi, aku hanya bisa mendapatkan satu undangan,"
"Aku juga bisa mendapatkan satu undangan," Sean menimpali.
"Menggunakan nama ibuku," imbuhnya.
"Itu artinya hanya kalian berdua yang bisa pergi, kurasa kalian berdua-lah yang bisa kuandalkan untuk mendapatkan investor kali ini,"
"Aku akan coba untuk mendapatkan satu undangan lagi, hanya saja jangan berharap," ucap Sean.
"Aku sangat berterima kasih," sambut Calia.
"Apa tema tahun ini?" lanjutnya kemudian.
Sean mengeluarkan ponsel dari saku celananya, menggulirnya sebentar untuk membaca artikel yang ia dapatkan dan kembali menatap teman-temannya satu per satu.
"Raja Mesir,"
"Dan acaranya?" Calia bertanya lagi.
"Satu bulan ke depan," jawab Sean.
"Itu artinya aku hanya memiliki waktu tiga minggu untuk membuat rancangan baru," ucap Luis.
"Apa kamu bisa melakukannya?" tanya Calia.
"Tentu saja bisa, aku jenius." sahut Luis bangga sembari menepuk dadanya sendiri.
Calia terkekeh pelan sambil menggelengkan kepala, meletakkan telapak tangan di wajah dengan satu pendapat yang sama dengan yang pernah Ronan katakan. Luis sangat Narsis.
Namun, Calia tidak menyadari bahwa Ronan yang berada di sampingnya terus mengamati tiap ekspresi yang Calia perlihatkan.
"Ada satu hal lagi yang harus kalian dengar," ujar Sean lagi.
"Tentang apa?" tanya Calia.
"Satu tokoh penting dalam dunia mode yang akan hadir di acara Fashion Gala nanti,"
"Siapa?"
"Dia..."
...>>><<<...
. . . .
. .. .
To be continued...