Seorang pemuda yang di harapkan oleh kedua orang tuanya untuk jadi orang yang baik,malah terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.
pemuda tersebut akhirnya keluar walaupun di paksa oleh kedua orangtuanya
yuk ikuti terus bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 7
"iya mbak! silahkan mau pesan apa?" jawab arfi sambil bertanya seraya menyerahkan buku menu.
"ada apa ini kenapa melihat di cemberut begitu jadi gemas yah,eh..astagfirullah." batin arfi di saat melirik ke temannya mbak zahra seraya tersenyum.
Deg
"aduh senyuman itu aaaa kenapa jadi deg-degan begini sih,tapi kaya pernah merasakan sebelumnya." batin temannya mbak Zahra.
zahra dan temannya pun memesan makanan dan minuman dan arfi langsung mencatatnya,setelah selesai arfi pun pergi tak lama pun arfi kembali untuk mengantarkan pesanannya dan langsung menaruhnya di meja.
"Silahkan Mbak." ucap Arfi.
"Terimakasih Fi,oh iya kenalkan ini Sahabat Mbak! namanya Naira." sahut Zahra sambil memperkenalkan Sahabatnya.
"Oh salam kenal Mbak Naira! saya Arfi." sapa Arfi.
"Ya salam kenal juga yah." balas Naira.
Arfi pun mengangguk seraya pergi meninggalkan kedua Mbak tersebut,sedangkan kedua Mbak itu langsung menikmati makanan karena sejak dari tadi perut sudah keroncongan,tak lama pun selesai.
"Nai! jangan terlalu seperti kaya tadi kalau sama Cowok,kalau dia sakit hati sama kamu gimana! bisa-bisa dia dendam sama kamu." ucap Zahra menasehati Sahabatnya.
"Sebodo amat! sudah nggak usah ngebahas dia lagi,males mendengarnya juga,oh iya! kok kamu kenal sama pelayan yang tadi?" sahut Naira seraya bertanya.
"Huft..baiklah! ya iyalah kenal,kan dia itu Kakak sepupunya Faqih,kamu kan yang menginterogasi Faqih semalam dan kamu juga mengira dia itu pacar saya waktu kemaren." jawab Zahra.
"Oh iya saya baru inget! masa sih dia bukan pacar kamu Ra,dia kan lumayan ganteng." goda Naira.
"Ck.terus mau di kemanain! orang yang sudah meminta saya melalui Abah,kan kamu sudah tau sendiri tentang itu." kesal Zahra.
Naira pun terkejut saat mendengar ucapan Zahra Sahabatnya itu,karena mengira cerita itu nggak sampai berlanjut,ternyata Naira salah perkiraan dan sampai-sampai Naira melamun.
"Hey! malah melamun begitu,oh iya nai..! besok siang ada acara nggak nih?" lanjut Zahra seraya bertanya.
"Ya iya lah kan saya shock! saya mengira nggak berlanjut,nggak ada sih mau traktir yah,hayoo nggak akan menolak hihi." jawab Naira sambil cekikikan.
"Ck.bukan itu! besok siang ikut saya yah ke Sekolah saya dulu.'' pinta Zahra.
"Mau ngapain sih kesana?" tanya Naira.
"Ish! jangan cerewet,pokoknya besok siang harus ikut titik,ya udah yuk balik ke Kampus lagi." titah Zahra seraya mengajak.
"Huft..baiklah! dasar Sahabat yang suka memaksa,ya dah hayooo." pasrah Naira.
Keduanya pun langsung balik ke Kampus lagi setelah membayar pesanannya,sedangkan Arfi yang masih berkutat di Restoran.
***
Malam Hari
Di Rumah Tante Ami
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Ck.kenapa Tante nggak ngabarin Aa sih,kalau ada teman Tante yang punya Restoran ke sini." kesal Arfi.
"Hehe Tante lupa A! maaf yah." tawa Tante Ami.
Meskipun kesal tapi tetep menghampiri Tantenya terlebih dahulu dan langsung mencium punggung tangannya,lanjut ke teman Tantenya melakukan yang sama dan berganti ke Mbak Mentari mengatupkan tangannya di dada,Mentari pun nggak tersinggung sama sekali,sedangkan Ibunya Mentari tersenyum saat melihat itu.
"Ck.kenapa nggak bilang dari awal sih Fi! kalau kamu itu keponakan Tante Ami." kesal Mbak Mentari.
"Kalau dari awal Ibu tau,ya takutnya di terima kerja gara-gara mengenal bos nya." ucap Arfi.
"Ck.saya kan sudah bilang jangan panggil Ibu,saya merasa tua banget." kesal Mbak Mentari bertambah.
"Kalau bukan Ibu! terus apa dong,masa iya Sayang haha." goda Arfi seraya tertawa.
"Nah ini nih Ami! yang mengingatkan saya pada seseorang yaitu Kakak kamu Ami,saat saya melihat rekaman Cctv yang di kirimkan oleh Mentari di saat Interview Arfi." ucap Tante Wulan.
"Haha..ya iyalah! Aa Arfi ini kan keturunan Kakak,eh tunggu..! jangan bilang kamu masih menginginkan Kakak saya?" tawa Tante Ami seraya bertanya.
"Ya nggak lah! mana mungkin begitu,saya juga sudah mencintai Suami saya sendiri,apalagi sekarang sudah punya Anak yang sudah besar ini lagi." jawab Tante Wulan sambil memeluk Mbak Mentari.
"Ya kirain! bisa kena hajar kamu sama Teh Fiona,kamu masih ingat kan Teh Fiona itu siapa dan gimana kalau sudah marah." ucap Tante Ami sambil mengingatkan.
"Ck.beuh! ngeri Ami kalau inget itu,bener-bener Teh Fiona itu keliatannya saja lemah lembut,tapi kalau sudah marah beuh..! saya melihat matanya saja sudah takut,eh tunggu..! apa Arfi juga sama seperti kedua Orangtuanya?" kesal Tante Wulan sambil mengingat masa lalu seraya bertanya.
"Nggak! karena kedua Orangtuanya nggak mau kalau Anaknya bisa beladiri,karena yang mereka takutkan nantinya malah suka berantem katanya sih begitu." jawab Tante Ami.
Arfi yang mendengar obrolan tersebut kaget karena membahas tentang Mamanya dan apalagi bagi keduanya Mama itu sangat menyeramkan,Arfi pun bertanya-tanya apa Mama juga bisa beladiri,karena selama ini nggak pernah melihat aksi dari Mamanya sendiri,mendengar perkataan Tante Ami membuat Arfi tersenyum.
"Mbak! kita berdua keluar saja yuk,di sini sedang mengadakan reuni dadakan para Orangtua." ajak Arfi.
"Bener juga kamu Fi,hayoo." ucap Mbak Mentari.
"Awas saja kalau kalian berdua macam-macam." ancam Tante Ami.
"Nggak kok Tan! cuman ciuman doang haha." ucap Arfi seraya berlari keluar dari Rumah,di ikuti oleh Mbak Mentari sambil Geleng-geleng kepala karena keisengan Arfi.
"A aaa." teriak Tante Ami.
"Haha..bener-bener duplikat Papa nya banget." tawa Tante Wulan.
"Ya begitulah si Aa." ucap Tante Ami.
Setelah berada di luar Rumah,Arfi pun. mengajak Mbak Mentari duduk di dekat Taman bunga milik Tante Ami dan keduanya pun langsung duduk,keduanya ngobrol dengan santai nya dan saling lontar kan canda tawa satu sama lain,sesekali Arfi pun bertanya soal bisnis dan jadi seorang Pengusaha,tak lama Tante Wulan dan Tante Ami menghampiri keduanya.
"Hey Anak Muda! jangan macam-macam kamu,dekat banget sama Anak Tante yang Cantik ini." ancam Tante Wulan.
"Nggak macam-macam kok Tante! cuman satu macam,karena Anak Tante Cantik! jadi saya berniat ingin membawa Mbak Mentari ke Pelaminan saja hahaha." goda Arfi seraya tertawa.
"Ish Ami! ini beneran ngga ada yang di buang,bener-bener duplikat Kakak kamu banget." kesal Tante Wulan.
"Haha..kan sudah dari tadi saya bilang sama kamu Lan." tawa Tante Ami.
"Huft..ya udah Ami,kami berdua pamit yah." pamit Tante Wulan.
"Oh iya Tan,Mbak! saya izin untuk besok setengah hari kerjanya." izin Arfi.
"Memang ada apa Fi?" tanya Mbak Mentari.
"Besok siang saya mau ngesuport Dek Faqih yang akan bertanding Basket antar Sekolah,boleh yah Mbak,Tante Wulan." jawab Arfi sambil memohon.
"Sudah Mentari izinin saja...
Bersambung
~*See You Next*~