NovelToon NovelToon
Hello Tuan Harlan

Hello Tuan Harlan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:27.6k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Kesempatan kembali ke masa lalu membuat Reina ingin mengubah masa depannya yang menyedihkan.

Banyak hal baru yang berubah, hingga membuatnya merasakan hal tak terduga.

Mampukah Reina lari dari kematiannya lagi atau takdir menyedihkan itu tetap akan terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membuang orang-orang toxic

Hendro sudah mengingatkan keluarganya untuk tak mencari masalah dengan Reina dan Harlan. Polisi sudah datang dan menyelediki. Seca sudah di pastikan bunuh, diri penyebabnya karena depresi dengan hujatan di media sosialnya.

Tak ada yang mampu menyebut nama Harlan. Mereka takut berurusan dengan lelaki itu.

.

.

Reina berusaha bekerja dengan baik meski benaknya berkecamuk memikirkan kejadian di rumahnya.

Dia memikirkan nasib Vivian. Meski keberadaan wanita itu membuatnya tak nyaman, tapi tetap saja Vivian itu sudah bersusah payah melindunginya.

Tak lama, siluet seorang wanita membuat Reina segera menghampirinya.

"Vivian!" panggilnya terkejut.

"Nona. Silakan kembali bekerja, saya akan berjaga di sini."

"Heh, apa maksudmu, sebaiknya kamu mengerjakan hal lain, aku baik-baik aja di sini."

"Tugas saya memang menjaga Anda Nona."

"Ya sudah terserah kamu saja. Apa kamu mau aku bawakan sesuatu?"

"Tidak perlu Nona, saya akan bekerja di sini dan tidak mengganggu!"

Reina menghela napas dan kembali masuk saat melihat Vivian sudah membuka laptopnya.

Dia lantas membuat sesuatu untuk asistennya itu. Vivian mengernyit saat Reina meletakan kopi serta beberapa potong roti di meja Vivian.

"Kamu ngga bisa hanya diam numpang duduk di sini, jelas kamu harus memesan!" elak Reina.

"Terima kasih Nona—" Vivian hendak mengeluarkan kartu dari dalam dompetnya, tapi segera dicegah oleh Reina.

"Hei aku ini atasanmu bukan? Mana mungkin aku biarkan asistenku yang membayarnya!"

Vivian hanya terdiam dan membiarkan Reina berlalu dari sana.

"Siapa dia Rei?" tanya Maira penasaran. Sebenarnya sejak pagi dia sudah penasaran dengan kedatangan Reina yang menggunakan mobil dan diperlakukan seperti Nona muda.

"Nanti aku ceritakan, ngga papa kan?" ucap Reina meminta pengertian.

Dia juga bingung harus dari mana dia menjelaskan keadaannya yang berubah sangat drastis.

Antara malu dan juga cemas. Dia cemas akan penilaian Maira dan teman-teman kerjanya.

Namun kecemasan itu benar-benar terjadi saat waktu siang hari terlihat Edwin datang bersama kedua sahabatnya ke sana.

"Rei, bisa kita bicara?" pinta Edwin sendu.

Reina tak mengerti dengan sikap kekasihnya yang terlihat sedih itu.

Vivian di luar sana segera beranjak saat melihat Reina didatangi oleh mereka.

Reina menggeleng pelan dan mengedip, seolah menjawab kekhawatiran Vivian dengan berkata 'aku baik-baik saja'

"Kalian ke sanalah, biar aku yang tangani kasir!" pinta Maira penuh pengertian.

Reina lantas mengajak ketiganya duduk di taman belakang kafe.

Dia tak lagi ingin berbasa-basi. Baginya ketiga orang itu sudah tak penting lagi.

Grace yang menatap perubahan Reina semakin merasa bersalah. Dia merutuki kebodohannya sendiri yang percaya begitu saja dengan pemberitaan waktu itu.

"Bagaimana kabar kamu Rei?" tanya Vika memecah keheningan.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja Vik!" balas Reina yang tak kembali menanyakan kabar mereka.

Vika dan Grace saling melempar pandangan. Keduanya merasa sangat asing dengan sikap Reina.

Ini bukan pertaman kalinya mereka berselisih paham, tapi kali ini mereka merasa sikap Reina seolah menjauhi mereka.

"Hei, kamu kelihatan masih kesal Rei! Ayolah kita kemarin juga panik, makanya bisa ngomong—"

"Kenapa seolah aku harus mengerti kalian?" Reina menyela ucapan Vika.

"Kalian selalu seperti ini. Dulu aku masih memaklumi kalian, karena aku benar-benar menganggap kelian berdua sahabatku ternyata—"

"Bukankah kita memang sahabat?" kini giliran Grace yang menyela. Entah kenapa dia merasa tak suka dengan sikap Reina yang sekarang tak memikirkan nasib pertemanan mereka.

"Sahabat? Kalian sahabat macam apa emang? Tiba-tiba memakiku, keluar dari group, dan berkomentar dengan sangat buruk di group kampus, kalian pikir aku ngga tahu?"

Grace dan Vika kembali saling melempar pandangan. Mereka bahkan tak menyadari jika Reina telah mengetahui sifat buruk mereka.

"Bu-bukan begitu Rei. Tadi kan sudah Vika jelaskan kalau kami panik dan takut terseret-seret. Enggak bisakah kamu mengerti keadaan kami yang seorang mahasiswa baru?"

"Cih, selalu aku yang harus mengerti keadaan kalian. Selalu aku yang harus memahami kalian, lalu apa tujuan kalian berteman denganku? Sekedar hanya ingin menginjak lalu memungut lagi? Kalian pikir aku tak punya hati?"

Reina benar-benar sudah muak dengan dua sahabatnya. Dia kini menyadari, bukan di masa depan dua sahabatnya akhirnya mengkhianatinya. Tapi sikap mereka yang seperti ini memang sudah sejak dulu, hanya saja dia selalu memakluminya karena ia tak punya teman lain selain keduanya.

"Kamu bersikap seperti ini karena udah punya teman baru kan Rei? Dari tadi kamu menyalahkan kami, padahal cuma kami yang mau berteman sama kamu sejak dulu! Kamu benar-benar tak tahu balas budi!" ucap Vika yang tak lagi menutupi kekesalannya.

Edwin sejak tadi memilih diam. Dia tak ingin memperkeruh hubungannya dengan Reina.

Dalam hati dia masih merasa bersalah dengan kejadian lalu di mana akhirnya dia dan Elyana melalukan hubungan terlarang.

Edwin dihantui perasaan waswas karena saat itu dia melakukannya dengan tidak sadar.

Bagaimana kalau Reina tahu?

Bagaimana kalau orang tuanya tahu?

Yang lebih parah, bagaimana kalau Elyana hamil?

karena memikirkan hal itu, Edwin merasa hidupnya sangat tertekan akhir-akhir ini.

Apalagi setelah ia mendengar kabar dari Elyana pagi tadi jika Reina akan menikah dengan seseorang.

Elyana tak mau memberitahu siapa lelaki itu. Hidup Edwin makin kacau karenanya.

Dia belum bisa melepaskan Reina. Apalagi secepat itu Reina akan menjadi milik orang lain.

Reina tersenyum sinis. Inilah wajah asli dua sahabatnya yang parasit.

"Kau benar, aku beruntung karena kejadian kemarin sudah membuka mataku kalau selama ini aku berteman dengan dua orang toxic!"

"APA KAMU BILANG?" bentak Vika sembari bangkit berdiri.

"Sebaiknya kalian pergi. Seperti pesan kalian terakhir kali. Bukankah hubungan kita telah berakhir? Kalian sendiri yang membuangku dan sekarang menyudutkanku? Benar-benar menjijikan!" balas Reina sengit.

Grace hanya mampu memegang tangan Vika yang telah mengepal kencang, ia tahu sahabatnya itu memendam amarah yang begitu besar saat ini pada Reina

Namun ia sadar, ucapan Reina memang benar. Mereka yang lebih dulu menjauh dari Reina dan kini justru datang seolah semua baik-baik saja.

Bahkan mereka tidak meminta maaf sama sekali dan justru memprovokasi Reina. Bagaimana gadis itu tidak makin menjauh mereka.

Grace akan kembali memikirkan cara bagaimana mereka bisa kembali bersama.

Meski dia tak menganggap Reina sahabat baiknya seperti Vika, tapi ia tahu Reina adalah gadis yang bisa dia andalkan dalam segala hal.

Terlebih lagi dia menyukai Vano. Ia tak tahu bagaimana cara mendekati lelaki itu.

Karena tak ingin membuat suasana makin kacau, Grace segera menarik Vika menjauh.

"Sialan! Dia benar-benar ngga tahu diuntung, lagian kenapa sih, cuma masalah sepele gitu aja? Toh kita udah mau susah payah datang kesini!" gerutu Vika.

Sepeninggal keduanya, Reina masih duduk menatap kosong ke arah depan. Masih ada Edwin yang harus dia urus.

"Mereka berdua sahabat baikmu, enggak bisa kah kamu memaafkan mereka?" ucap Edwin memecah lamunan Reina.

Reina menatap Edwin dengan dingin. "Apa kamu dengar mereka meminta maaf padaku?" cibirnya.

Edwin terkejut, setelah menelaah dia baru ingat keduanya memang tak mengatakan permintaan maaf seperti janji mereka tadi.

Dia hanya membuang muka untuk menghilangkan rasa bersalahnya.

Reina bangkit berdiri, dia merasa tak ada yang harus dia katakan dengan Edwin. Lagi pula dia merasa tak enak dengan Maira yang bekerja seorang diri meski keadaan kafe tak begitu ramai.

"Sebaiknya kamu pulang juga, aku harus bekerja!"

"Tunggu Rei. Aku ingin tanya sesuatu. Benarkah kamu akan menikah?"

Jantung Reina berdebar dengan kencang, ia yakin Edwin tahu dari Elyana. Hanya saja sepertinya Elyana tak memberitahukan siapa calon suaminya, terlihat dari pertanyaan Edwin yang hanya bertanya dia akan menikah.

"Benar."

"Apa semudah itu kamu berpaling Rei? Kemarin kamu menolak lamaran orang tuaku, sekarang kamu akan menikah dengan orang lain, kenapa kamu sepicik ini Rei?"

Reina tersenyum sinis, dia dikatai picik oleh lelaki yang bahkan lebih picik darinya.

Sebelum menemui mereka tadi, Vivian sempat mengirim sebuah foto. Di sana ada gambar Edwin dan Elyana berada disebuah hotel saat berita menggemparkan itu terjadi.

Ternyata keduanya memang sudah berselingkuh di saat ini, tapi Edwin belum menyadari perasaannya pada Elyana.

"Kamu mengataiku picik? Apa kamu sedang mengatai dirimu sendiri?"

"Apa maksudmu?"

"Seharusnya kamu bertanggung jawab karena sudah merusak anak gadis orang. Bagaimana kalau Elyana hamil?"

Ucapan Reina tentu membuat tubuh Edwin membeku seketika.

.

.

.

Lanjut

1
Saythename_27
Elyana
Saythename_27
Timpuk meja kek, atau kursi /Panic//Panic/
Saythename_27
keren ceritanya, lanjut, Kak.
Ibune Mbkola
kerennnn
Sulati Cus
py nyali seujung kuku ae lagak2an ngusik singa😂
Sulati Cus
curiga ... keknya mas Har py sambilan jd tkg pijit patah tulang 😂
Diyah Pamungkas Sari
ya ampun! ini mantap sekali. bacanya jg deg deg serrr
Diyah Pamungkas Sari
bayangin senyumnya sekaku kanebi si raina 🤣🤣🤣
Diyah Pamungkas Sari
wkwkwkwkk ompong si mana!!! 🤣🤣
Sulati Cus
knp g pergi aja demen bgt tgl di rmh neraka
Diyah Pamungkas Sari
ambigu kali kau!! buka buka apa!! 😭😭
sifuuu
💕
Sur Tini
lanjut
Inonk_ordinary
knp pulang si?
Sur Tini
najis bgt sama s Hendro itu.. wow laksmana ad ap yah.. misterius
Sur Tini
mungkin s Harlan juga sama ngerasain kembali ke masa lalu seperti s reina
Sur Tini
lanjut
Dapllun
aku suka mc nya jadi kuat
Sur Tini
up yg banyak ka
Vynda Ra O Na
it's story 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!