Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
UGD Health Center Hospital
Celine mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari mulut sahabatnya, menatap Damian melihat tapi dia tidak menemukan kebohongan disana, ya sahabatnya bercerita dengan sebenar-benarnya.
"Cel gue udah selesaikan semuanya, sekarang ayo kita mulai semuanya, demi dia." ucap Damian sambil memberanikan diri untuk mengelus perut Celine, dilihat tidak ada penolakan, Damian pun mulai mengelusnya.
"Mungkin belum ada cinta diantara kita, tapi kita awali dengan saling menerima, gue janji akan mengusahakan yang terbaik buat kalian, dia harus punya status yang jelas Cel, punya kasih sayang yang utuh dan lengkap." ucap Damian kembali.
"Apa elo masih ragu, elo masih ingin ke Paris, lanjutin study Fashion Design elo, mau jadi model, gue akan dukung, setelah dia lahir elo boleh mengejar impian elo yang tertunda." Damian meraih tangan Celine dan mengelusnya.
Mata Celine berkaca-kaca, entah belajar darimana sahabat absurdnya ini berkata manis, biasanya hanya bullyan yang keluar dari mulutnya.
Celine memejamkan matanya, dia tidak mau egois, bayinya tidak tahu apa-apa, dia tidak minta dihadirkan dengan cara yang "salah".
Celine pun akhirnya mengangguk tanda atas jawaban dari pertanyaan Damian.
"Jadi apa jawabannya?" tanya Damian tersenyum.
"iya" jawab Celine sambil menunduk dengan pipi yang sudah memerah.
"iya apa?" Damian sungguh lucu melihat tingkah Celine ketika sedang salting, ternyata ada sisi menggemaskan juga dari sahabatnya ini.
"iya gue mau"
"mau apa?"
"hishh... Iya gue mau nikah sama elo" jawab Celine kesal sekaligus malu.
"Makasih ya Cel"
Damian mengusap lembut tangan Celine.
Tanpa mereka sadari dibalik tirai ada keempat paruh baya yang mendengarkan pembicaraan mereka.
Mama Diana dan Mami Sarah tidak kuat sampai menitikan air matanya.
Kedua pasangan paruh baya itu pun keluar dari UGD untuk berbicara mengenai kelanjutan hubungan anak mereka.
Sementara Celine masih duduk di brangkar pasien dan Damian di kursi rodanya.
Celine mengamati Damian, badan kurusnya, cekungan matanya, sepertinya orang tidak makan satu bulan.
"Dam, elo kenapa jadi kurus banget begini?"
Melihat raut wajah Celine yang berubah sedih, Damian meraih tangannya lagi, dari dulu ketika Damian sakit pasti Celine akan ikut sedih.
"Gue udah 3 minggu Cel, mual muntah, gak bisa nyium aroma masakan, bau sabun gue juga eneg, akhirnya sekarang gue tahu jawaban dari sakit gue, mungkin baby gak mau mommynya sakit sendirian, jadi dibagi sama Daddynya."
BLUSH...
Rasanya Celine ingin menghilang mendengar perkataan Damian, pantas saja Alisa sangat mencintainya, pasti Damian menghujani Alisa dengan kata-kata manis dan sangat mengtreatment wanita itu, pikir Celine.
"Tapi tetap elo harus makan Dam."
"Hhmm Cel gue boleh gak pengen makanan yang Bokap loe bawa itu?" tanya Damian yang entah mengapa tiba-tiba menginginkan sop iga pedas.
"Boleh Dam, siapa tahu bisa masuk ke perut dan elo gak mual."
Damian pun meminjam alat makan dari Rumah Sakit.
"Sini gue suapin, elo pasti kesusahan." ucap Celine.
Damian dan Celine pun mulai menyuap nasi dan sop iga pedas, karena mereka memang sudah terbiasa makan dari sendok yang sama jadi tidak ada rasa jijik diantara mereka.
"Gimana Dam, elo mual gak?"
Damian tersenyum, karena ajaibnya makan bersama Celine mual muntah Damian hilang, dan tanpa terasa sop iga pedas itu sudah habis.
"Cel mual sama muntah gue hilang, apa karena makan sama elo dan baby ya?"
Damian tampak sumringah.
"Memang ada teori kayak gitu Dam?"
"Mana gue tahu, gue cuma ngomong apa yang gue rasain, nanti gue cari dulu di Mbah google."
SREKK...
Tirai terbuka menampilkan dua pasangan paruh baya, mereka menghampiri kedua anak mereka.
"Damian, Celine, kami ingin bicara."
"bicara apa mi?"
"Tentang pernikahan kalian.:
Damian dan Celine pun saling berpandangan.
