NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang

Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Anak Genius / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cancer i

Menceritakan tentang seorang gadis cantik yang bernama Lala, harus mengandung karena hubungan terlarang dengan seorang jin muda yang sejak kecil menyukainya.

Berawal dari kebiasaan jorok Lala, hingga sosok jin muda yang menyukainya dan merubah wujudnya menjadi tampan saat setiap bertemu Lala meskipun warna matanya merah dan memiliki tanduk di kepalanya.

Bagaimana kisah selanjutnya?ikuti kisah selanjutnya ya🙏

PERHATIAN!!

Jika ada bab atau paragraf yang berulang, mohon maaf sedang dalam proses perbaikan.mohon pengertiannya 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Aroma?

"Kita pulang yuk! Boci, bobo ciang enak nih hujan!" seru Tika sambil melompat ke bawah. Riris menyusul kemudian, dan terakhir Lala. Hujan turun dengan deras.

Lala, yang paling dekat dengan rumah, berlari lebih dulu, diikuti oleh Tika dan Riris. Sesampainya di rumah, mereka langsung basah kuyup, tetapi senyum masih terkembang di wajah mereka, mengingat keseruan membaca buku di bawah pohon nangka tadi. Meskipun hujan deras mengguyur, cerita petualangan dalam buku-buku mereka masih terasa hangat di hati.

Sebelumnya Lala sudah mengangkat jemuran dan ia letakkan di keranjang pakaian. Dentuman gemuruh angin kencang dan petir yang bersahutan terasa semakin dekat, tak henti-henti menghantam langit. Curah hujan yang turun semakin deras, seolah-olah ingin menenggelamkan dunia. Lala, gadis muda berparas ayu, merasa ketakutan akan keadaan yang semakin mengganas itu. Tubuhnya menggigil, tak mampu menahan rasa takut yang menyergap jiwa. Lala mencoba mencari ketenangan dengan memeluk bantal kesayangannya, namun hatinya tetap saja merasa gelisah. "Mak, Mak, pulang Mak!" Suara Lala hilang begitu saja, kalah oleh suara hujan. Ia takut sendirian berharap Mak Dira segera pulang. Matanya yang indah berbinar ketakutan, tidak sanggup menatap langit yang dipenuhi amukan petir dan deru angin kencang yang berhembus melalui ventilasi jendela. Lala lantas memutuskan untuk mencoba tidur, menghindari keganasan alam yang sedang berlangsung. Ia merapatkan kain selimut yang menyelubungi tubuhnya, berusaha mencari kehangatan dalam pelukan bantal. Denyut jantungnya perlahan mulai mereda, sementara napasnya teratur dan perlahan terhanyut dalam mimpi yang menenangkan. Di tempat lain, sosok pria dengan sorot mata yang tak biasa menatap Riris yang sedang tidur. Gadis yang masih duduk di bangku SMU itu tidur dengan posisi miring ke kanan. Suatu posisi tidur yang disarankan oleh Rasulullah SAW. Dengkur halus nya menggema dalam ruangan kamar yang tak terlalu luas namun bersih. Pria dari alam lain itu menggendus-endus seperti sedang mencari sesuatu. Dia mencoba mendekati Riris. "Ughhh!" Dia terkejut karena terpental, ketika ingin mendekati gadis tersebut. Raga gadis itu seperti dilapisi kabut tipis yang menyerupai kapas mengelilingi tubuh dari ujung kaki hingga ujung kepala. Pantang menyerah! Sosok itu mencoba sekali lagi. Nihil! Dia tetap tak mampu menggagapai Riris. Bahkan tenaganya seperti habis terkuras. Dengan gerakan secepat cahaya, sosok tersebut berpindah ke kediaman Tika. Saat itu Tika sedang menyuapi adiknya yang paling kecil. Bocah dua tahun itu menunjuk-nunjuk sambil menangis ketakutan. "Ohh ngantuk ya, habis makan. Bobo sama Kakak yuk!" Tika menggendong adiknya yang bernama Tania, dan membawanya ke kamar. Sosok itu mengikuti langkah kemana pun Tika pergi. "Cuppp, cuuppp, ssssttt!" "Kita bobo yuk! Kalau mau bobo baca apa Dik?" Tika pun membaca doa dengan mengeja pelan-pelan agar Tania paham. Tak menjawab, Tania masih saja menangis sambil menunjuk ke arah pintu. "Dedek liat Kakak sini, jangan liat ke pintu!" Tania patuh, ia menatap Tika. Tangisnya perlahan mereda. Bocah itu tertidur. "Gue ikut tidur juga ahh,hujan-hujan tambah nyanyak!" Sosok itu menyeringai memperlihatkan gigi taringnya yang tajam. Dia berusaha mendekati Tika dan mengendus tubuh gadis itu. Cukup lama sosok bertarung itu mengendus-endus raga Tika. Dia kecewa, sepertinya yang dicari-cari tak ada di tubuh gadis itu. Sosok makhluk aneh itu masih merasa penasaran. Ia mendekati Tika sekali lagi, ingin memastikan sesuatu.

Dengan hidungnya, ia mengendus-endus Tika seperti yang dilakukannya sebelumnya. Tika merasa tidak nyaman, namun takut untuk bergerak.

Makhluk itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah mendapatkan jawaban yang ia cari. Tanduk kecil yang tumbuh di kepalanya ikut bergerak-gerak seiring dengan gerakan menggelengnya. Antara sadar dan tidak, Tika melihat makhluk itu dengan heran, tak mengerti apa yang sedang terjadi. Tiba-tiba, tanpa peringatan, makhluk itu melesat secepat angin, meninggalkan Tika yang terpaku di tempatnya.

1
♞ ;3
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Cancer04: Jangan lupa mampir setiap hari ya kak🙏🙏
total 1 replies
Emitt Chan
Menegangkan tapi juga romantis, pertahankan kualitasnya!
Cancer04: Thankyou dukungannya, jangan lupa mampir terus ya🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!