Tuan, Nyonya Kabur Lagi!

"Ah-emmmm ...." Lysa membelalakkan matanya dan mencoba berteriak sekuat tenaga ketika tiba-tiba ada tangan kekar yang membekap mulut dan hidungnya.

Lysa sangat ketakutan, tetapi dia tidak bisa berteriak lebih kelas lagi, bahkan tidak bisa memberontak karena tubuhnya mulai melemah dan perlahan-lahan kehilangan kesadarannya.

Begitu sadar dari pingsannya, Lysa sangat ketakutan melihat pria asing berparas tampan yang memasang ekspresi garang di hadapannya.

"Siapa kau?!" Lysa beringsut mundur, tetapi tubuhnya terikat sehingga dia tidak bisa bergerak ke mana pun.

Pria tampan berparas tampan itu tidak menjawab, dia hanya berjalan semakin mendekat dengan memasang senyum misterius di wajahnya.

"Jangan mendekat! Lepaskan aku!" Lysa terus berteriak dan meronta, dia bahkan sudah menangis histeris.

Bukannya menuruti keinginan Lysa, pria itu justru memanjat tubuhnya dan mulai menjamah di sana-sini sesuka hatinya.

"Ahhh—" Lysa tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara manjanya ketika pria itu menyentuh bagian sensitifnya.

"Lepaskan aku, brengsek!" Lysa marah para pria itu, tetapi lebih marah pada dirinya yang tidak bisa mengendalikan diri.

Tidak bisa dipungkiri, sentuhan pria itu sangat menggiurkan dan membuat sisi lain dirinya menginginkan lebih.

"Kau yakin ingin aku lepaskan?" Pria itu mendongak, menyudahi aksinya di kedua gunung kembar Lysa.

Tidak menjawab, Lysa hanya menggigit bibir bawahnya dengan perasaan kehilangan.

Dia memang meminta pria asing itu berhenti menggigit dan meremas gunungnya.

Namun, dia justru merasa ada yang hilang begitu dirinya benar-benar dilepaskan.

"Mulutmu ingin berhenti ...." Pria itu tersenyum miring, tangannya merayap ke bawah sana dan mencengkram area pribadi Lysa. "Tapi tubuhmu tidak."

"Ahhhh ...." Lysa sekali lagi berteriak manja.

"Lihat, kau menginginkan aku!" Pria itu kembali berbicara sambil tersenyum penuh kemenangan.

Lysa ingin menyangkal, tetapi dia menutup rapat-rapat bibirnya karena apa yang pria itu katakan tidaklah salah.

Dia memang menginginkan pria itu!

"Jadi, bagaimana?" Tangan pria itu mulai bergerak liar di bawah sana, membuat nafas Lysa memburu seolah-olah dia tengah berlarian keliling lapangan. "Mau lanjutkan atau sudahi?"

Ketika mengatakan 'sudahi', tangan pria itu yang masih berada di sarang Lysa tidak bergerak lagi.

Lysa frustasi, pasalnya ada gelombang yang hampir menghampirinya. Akan tetapi, gelombang itu seperti tersedot kembali hanya karena pergerakan di bawah sana terhenti.

"Karena kau ingin berhenti, maka hentikan saja," kata pria itu tak acuh.

Dia sama sekali tidak berniat menghentikan aksinya, tetapi dia tau Lysa lebih tidak ingin lagi berhenti.

Benar saja, Lysa mengapit tangan pria itu yang hendak bergeram menjauh menggunakan kedua pahanya.

"Jangan berhenti, ayo, lanjutkan ...." Kedua netra Lysa yang menatap pria itu sudah berkabut, dia benar-benar tidak bisa secara paksa menghentikan sesuatu dalam dirinya yang hendak mendesak keluar.

"Aku tahu, kau menginginkan aku." Pria itu tersenyum puas, sebelum akhirnya melanjutkan aksinya ke tahap yang lebih panas lagi hingga membuat Lysa menggelepar berkali-kali.

Lysa akui, permainan pria asing itu bahkan lebih hebat dari Xu Yan hingga membuatnya sangat menikmatinya.

"Tuan, siapa yang mengutusmu untuk menculik dan melecehkan aku?" Lysa membelai mesra da da bidang pria di sampingnya yang telah menidurinya dengan luar binasa.

"Kenapa aku harus memberitahumu?" Zhang Ming berbalik bertanya sambil memegang dagu Lysa.

"Jika kamu memberitahuku, aku akan menjadi milikmu malam ini." Selain ingin tahu bajingann mana yang mencelakai dirinya, Lysa juga ingin mengulangi permainan Zhang Ming yang telah membuatnya ketagihan.

"Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan padaku," tambah Alyysa yang dengan sengaja mengecup singkat bibir Zhang Ming dan membiarkan tangannya bergerak semakin liarr hanya untuk merangsaang pria itu.

Seperti kucing yang disuguhi ikan, Zhang Ming tentu saja tidak menolak.

Dia menggeram tertahan saat adik kecilnya telah berada di genggaman Lysa. "Tergantung bagaimana kau memuaskan aku."

Begitu saja, Lysa tanpa malu-malu naik ke atas tubuh Zhang Ming dan duduk di atas adik kecilnya yang telah berdiri tegak hingga membuat tubuh mereka menyatu.

Ahhhhh ....

Desa Han pertama lolos begitu saja dari bibir Lysa dan Zhang Ming, keduanya seperti telah melepaskan beban berat yang dipikul selama ribuan tahun.

"Katakan, siapa dia?" Lysa memulai gencatannya, suara-suara syahdu yang memikat pun lolos dari bibirnya.

"Sebut namaku ... A Ming!" Zhang Ming yang berada di bawah kendali Lysa tidak tinggal diam, dia bekerja sama hingga permainan itu semakin membara.

"A Ming ...."

Begitu namanya disebutkan oleh Lysa dengan cara yang sangat menggoda, Zhang Ming tidak tahan lagi. Dia segera mengambil alih kendali dengan membanting Lysa ke atas ranjang, kemudian mulai menggencatnya sesuka hati.

Alyysa tidak berhenti berteriak, guncangan demi guncangan Zhang Ming membuatnya hampir menggila hingga tubuhnya bergetar bersamaan dengan kenikmatan yang menghampiri.

Meski sudah terkulai lemas, Lysa tidak lupa memuji Zhang Ming. "Kamu benar-benar hebat! Kamu membuatku seperti merasa terbang ke awan."

Zhang Ming tersenyum puas, dia melepaskan diri dari Lysa dan kembali berbaring di sisi wanita itu. "Lebih hebat siapa? Aku atau kekasihmu itu?"

Lysa tidak langsung menjawab, walaupun sudah ada jawaban di hatinya.

Dia merasa Xu Yan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keganasan Zhang Ming di atas ranjang.

Zhang Ming memang bisa memuaskannya berkali-kali lipat dengan sekali permainan, tetapi hanya Xu Yan yang bisa menjamin kehidupannya tetap dalam kemewahan.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku." Lysa mengalihkan pembicaraan ke topik utama, dia mencoba merayu dan membujuk Zhang Ming dengan kedipan dan tangan nakalnya. "Jika kamu memberitahu siapa baji ngann yang mengutusmu, lain kali aku akan membuatmu merasa di surga."

Zhang Ming tertarik pada tawaran Lysa, dia pun tidak berniat main tebak-tebakan dengan wanita itu hingga langsung menjawab pertanyaannya sesuai arahan Xiao Da.

"Aku tidak tahu siapa namanya, tapi dia adalah saingan cintamu ... wanita yang dikencani kekasihmu."

"Apa?!"

***

"Ja laang!"

Plakkk!!!

Makian itu melayang bersamaan dengan telapak tangan Xu Yan ke wajah Lysa yang tengah berdiri di ruang tengah sembari menunggu kedatangannya.

Lysa ingin menyambut kepulangan Xu Yan dan menyenangkannya seperti biasa, tetapi justru sebuah tamparan keras yang dia dapatkan.

Lysa tertegun sembari memegangi pipinya yang terasa perih, dia berpaling dan menatap kesal pada Xu Yan. "Apa-apaan kamu ini? Kamu gila, ya?"

Plakkk!!!

Xu Yan memberikan tamparan keras lagi ke sisi lain wajah Lysa hingga bibir wanita itu sobek sedikit dan mengeluarkan darah. "Kau wanita jal angg... beraninya kau membayar orang untuk memukulku!"

"Baji ngann!" Lysa sedikit meringis ketika menjyilat darah di sudut bibirnya, dia pun mengibaskan rambut yang menutupi wajahnya dan kembali berpaling ke arah Xu Yan dengan tatapan haus darah.

Detik selanjutnya ....

Plakkk!!!

Lysa berbalik menampar wajah Xu Yan, hal yang dia coba tahan sejak mengetahui pria itu mengencani wanita lain di luar.

'Beraninya kau mengkhianatiku!'

Lysa menahan diri hanya karena berpikir Xu Yan kurang puas pada pelayanannya sehingga mencari wanita lain, itu sebabnya dia ingin lebih menyenangkan pria itu.

Di saat yang sama, dia juga berpikir ingin menyelidiki siapa wanita yang telah merayu Xu Yan untuk membalas dendam.

'Jangan coba-coba berebut pria denganku!'

Tidak disangka, justru tamparan keras dan tanpa ampun yang Lysa dapatkan begitu bertemu Xu Yan.

Baji ngann tidak tahu diuntung!