Arnetha Julia Richardo adalah seorang putri tunggal dari pengusaha kaya. Hidupnya sempurna, ayahnya seorang pengusaha kaya dan ibunya adalah seorang kepala rumah sakit besar. Hidupnya tak ada kekurangan apapun baik materi ataupun kasih sayang.
Arnetha biasa dipanggil Arne oleh teman-temannya. Arne juga memiliki sahabat bernama Aini, mereka adalah teman sekelas yg cukup akrab. Disisi lain, Arne juga memiliki kekasih tampan dan populer bernama Boy. Mereka sudah berpacaran sejak bangku SMA.
Suatu hari, Boy memutuskan hubungannya dengan Arne dan malah melamar Aini. Bukan hanya itu pula, saat pulang ke rumah, ada Aini dan ibunya Marta yg ternyata adalah simpanan ayahnya. Sejak hari itu, Arne dan mamanya Jeny pergi dari rumah karena diusir oleh ayahnya Arne, Richardo.
Bukan hanya hati Arne yg terluka tapi juga keluarganya hancur karena ayahnya yg mengkhianati mereka. Bagaimana Arne melewati kehidupannya yg pilu?? Dapatkah Arne menemukan belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.13 Kontrol diri
Arne pun berusaha mengendalikan amarahnya karena Richard lebih memilih membahagiakan Aini daripada memikirkan perasaannya. Padahal sudah jelas kalau tas tersebut dibeli dengan menggunakan uang Jakson bukan uangnya. Bahkan Richard sampai rela membayarnya 2x lipat.
Melihat hal tersebut, Jeny pun tak bisa melihat putrinya disepelekan. Jeny pun menghubungi teman-temannya diluar negeri untuk mencari tas branded lainnya yg cocok untuk Arne. Karena tak mungkin Arne memakai barang yg sama dengan Aini.
Sementara Jakson tak terima oleh sikap Richard. Kakek tua itupun mengancamnya jika berani mengganggu cucunya lagi maka semua saham perusahaan miliknya akan ditarik kembali oleh Jakson.
"Ayah.. kenapa kau tega melakukan ini?" tanya Richard.
"Harusnya aku yg tanya kenapa kau tega melakukan itu pada putrimu sendiri?" balas Jakson.
"Aku hanya ingin Aini yg selama ini hidup tanpaku bahagia." ucap Richard.
"Sekalipun merenggut kebahagiaan Arne? kau yg mengajarinya bersikap egois." ucap Jakson.
"Selama ini Arne selalu mendapatkan yg terbaik, sekali-sekali dia harus mengalah." ucap Richard.
"Ya.. kau akan membayar tas itu 3x lipat kan? cepat transfer ke rekeningku, karena Arne membelinya dengan uangku." ucap Jakson.
"Ayah.." ucap Richard sementara Jakson tak mendengarkannya dan pergi.
Bahkan Aini yg mencoba menyapanya pun diabaikan oleh Jakson.
"Selamat datang kakek." ucap Aini tapi Jakson pergi begitu saja.
"Ck.. dasar kakek tua sombong." gumam Aini dalam hati.
Aini pun menghampiri Richard dan menceritakan apa yg baru saja terjadi padanya saat menyapa Jakson.
"Papa.. apa kakek belum bisa menerimaku?" tanya Aini.
"Sabarlah sayang, semua butuh waktu." ucap Richard.
"Iya pa." balas Aini.
.
.
Sementara itu, Arne pun tengah mempersiapkan diri untuk besok bekerja di hari pertamanya. Semuanya pun ia persiapkan dengan rapi, mulai dari pakaian sampai keperluan lainnya.
Pada malam harinya, Jeny pun menghampiri putrinya dan memberinya sebuah hadiah.
"Sayang.. mama masuk ya." ucap Jeny.
"Iya ma.." ucap Arne.
Jeny pun masuk ke kamar Arne, lalu memberikan sebuah hadiah untuk putrinya.
"Sayang ini hadiah dari mama karena kau sudah diterima bekerja di rumah sakit." ucap Jeny.
"Mama terimakasih." ucap Arne senang.
"Cobalah buka." ucap Jeny.
Arne pun membukanya dan melihat sebuah tas keluaran terbaru dari brand C. Arne pun tersenyum karena mamanya memang paling mengerti seleranya.
"Mama terimakasih.. " ucap Arne.
"Ya sayang, sama-sama." ucap Jeny.
"Padahal mama tak perlu sampai membelikannya kalau demi mengganti tas kemarin." ucap Arne.
"Tak apa sayang.. mama juga belum memberimu apapun.. kebetulan teman mama di Paris cerita tas ini yg baru rilis." ucap Jeny.
"Koneksi mama memang luar biasa." ucap Arne tersenyum.
"Ya dan tas ini hanya diproduksi di negara itu saja kau harus ingat, ini lebih langka dari yg kemarin." ucap Jeny.
"Mama berlebihan." ucap Arne kemudian keduanya pun tertawa.
.
.
Esok harinya, Arne pun tengah bersiap untuk bekerja di rumah sakit. Dirinya pun mengendarai mobil biasa pemberian Jeny agar tak menarik perhatian pegawai rumah sakit lain. Dan Arne pun mematuhinya karena saat ini Arne adalah dokter baru dirinya juga tak boleh terlalu mencolok.
Arne pun pergi bekerja dan berpamitan pada Jeny. Begitu juga Jeny yg pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja. Arne sengaja memilih rumah sakit berbeda dengan mamanya agar tak terjadi rumor buruk tentang mamanya dan juga dirinya.
Begitu sampai di rumah sakit nampak, Nino dan Kenzi pun sudah datang. Kemudian mereka pun saling berkenalan dengan dokter lain dan senior mereka. Setelah itu, berbagai instruksi pun harus mereka lakukan serta mengikuti senior mereka untuk mempelajari banyak hal.
Hari pertama, mereka pun langsung dijejali dengan banyak hal yg mesti diingat. Belum lagi ada beberapa hal yg mesti diperhatikan saat menghadapi pasien. Meski mereka pernah magang di rumah sakit, tapi kali ini mereka memegang tanggungjawab lebih besar daripada saat magang.
Mengikuti senior kemana-mana, menyiapkan beberapa hal, dan melihat beberapa proses operasi. Hari-hari yg berat pun dimulai, dan Arne harus terus berjuang hingga akhir. Dirinya pun tak sendiri karena selalu ada Nino dan Kenzi yg menemaninya.
Mereka pun sering mendapat shift malam, dan harus terbiasa terjaga saat sedang bekerja. Banyak hal yg mereka pelajari dan mereka sangat kesulitan di awal-awal. Mereka sering dimarahi dan dihukum karena melakukan kesalahan kecil. Semua agar mereka tak membuat kesalahan saat menangani pasien.
Arne pun tampak berantakan karena kurang tidur saat jaga malam. Dirinya pun berusaha tegar untuk sampai di apartemennya. Jeny pun tahu betul kalau residen tahun pertama sangat berat, sebagai ibu Jeny pun menyiapkan banyak stok makanan di kulkas agar Arne tak perlu makan sembarangan.
Pagi itu, Arne pun pulang dan hanya menyapa mamanya yg akan berangkat bekerja. Lalu Arne memilih masuk ke kamarnya untuk mandi terlebih dahulu. Kemudian dirinya memilih untuk makan apa adanya yg disediakan mamanya di lamari pendingin. Arne pun menyiapkan makanannya secara mandiri dan menikmatinya.
Tak berapa lama sebuah pesan masuk dari papanya. Arne pun mengerutkan dahi karena sudah muak dengan tingkah papanya. Nampak, Richard pun mengajaknya bertemu. Arne pun menolak karena baru saja pulang dari rumah sakit.
Tak berapa lama, Richard mengunjungi apartemennya.
"Sudah kubilang jangan kemari lagi." ucap Arne.
"Arne aku ini papamu." ucap Richard.
"Iya benar, tapi tak pernah peduli lagi padaku." ucap Arne.
"Aku datang kemari ingin mengunjungimu." ucap Richard.
"Aku tak butuh kunjungan papa, papa juga tahu kan aku lelah baru pulang dari rumah sakit pagi ini." ucap Arne.
"Jadi kau sudah mulai bekerja?" tanya Richard.
"Benar, bahkan kakek saja tahu." ucap Arne.
"Maaf papa benar-benar tidak tahu." ucap Richard.
"Ada masalah apalagi dengan Aini kali ini sampai papa datang?" tanya Arne.
"Papa hanya ingin mengunjungimu." ucap Richard.
"Masuklah, aku beri waktu 15 menit.. karena aku sudah lelah." ucap Arne.
"Apa kau baik-baik saja tinggal disini?" tanya Richard.
"Maksud papa apa?" tanya Arne.
"Ya.. apartemen ini bagus, tapi kau tak lagi tinggal di rumah besar, bahkan disini tak ada pelayan, dan tak mendapatkan apapun dariku." ucap Richard.
"Aku bersyukur bisa tinggal di apartemen yg super nyaman ini. Dan lagi aku tak kekurangan apapun, baik mama ataupun kakek memberiku segalanya. Apa papa akan meminta blackcard pemberian kakek
untuk Aini lagi?" sindir Arne.
"Arne cukup ya kau bersikap kurang ajar.. papa juga tahu diri." ucap Richard.
"Bagus kalau tahu diri." ucap Arne.
"Arne kau semakin berubah, kau bukan putriku yg dulu." ucap Richard.
"Bukankah papa yg membuatku berubah?? papa membawa selingkuhan papa ke rumah dan mengusir mama.. apa begitu cara papa memperlakukan wanita dan lagi papa juga mengusirku kan?" tanya Arne.
"Arne, papa begini agar kau ikut papa, tinggallah kembali di rumah kita." ucap Richard.
"Tidak pa, semuanya sudah tak lagi sama. Keluargaku hanya ada aku dan mama, dihatiku papa sudah mati." ucap Arne.
"Arne kau sudah keterlaluan." ucap Richard.
"Papa juga keterlaluan., dengan menghancurkan keluarga yg aku inginkan." ucap Arne.
"Papa nampaknya sudah membuat kesalahan dengan membujukmu tinggal dengan papa.." ucap Richard.
"Sampai matipun aku takkan tinggal dengan papa, jika masih ada wanita pelakor dan anaknya di rumah papa." ucap Arne.
"Baiklah, papa takkan kemari lagi." ucap Richard.
"Ide bagus, aku juga tak butuh papa." ucap Arne dingin.
Arne pun berusaha sekuat tenaganya untuk mengontrol diri agar tak mengucapkan kalimat-kalimat kasar. Meski ada beberapa kata-kata yg pastinya sangat menyindir papanya, tapi itulah kata-kata jujur yg berasal dari dalam lubuk hati Arne. Baginya keluarganya sudah hancur, hanya menyisakan dirinya dan mamanya. Dan papanya yg dulu selalu menyayanginya kini sudah mati dan berganti dengan seorang pria egois di matanya.
kenapa gk sekalian ketiban bom
🤣🤣🤣