Gue Transmigrasi?!

...SELAMAT MEMBACA😆...

...🪐🪐🪐...

...Typo warning!!...

...🪐🪐🪐...

" La.. la.. la.. la.. la.. la.. " zeline bersenandung ria memasuki mansion utama. dirinya sangat senang telah menemukan bukti tentang helena. Tinggal sedikit lagi maka semuanya akan selesai.

Saat ia melewati ruang tamu, dirinya dikejutkan dengan suara yang tiba-tiba memanggilnya. zeline pun segera menghampiri asal siara tersebut.

" Kenapa kek? " orang yang memanggil Zeline adalah kakeknya.

" Darimana heeem? bahagia banget kayanya " tanya kakek.

" hehehehe... abis nemuin sesuatu yang saaaaangat berharga " jawab zeline tersenyum lebar.

" Nemuin apa sih? " giliran ariska yang bertanya.

" Rahasia... " ucap zeline tersenyum.

" sekarang main rahasia-rahasiaan sama kakek? "

" Nggak kek, aku bakalan kasih tau tapi gak sekarang. Ada waktunya " ujar zeline yang kemudian pamit ke kamar untuk beristirahat.

Sesampainya di kamar, Zeline membanting tubuhnya di kasur. menatap lurus langit-langit kamar. Pikirannya melayang saat dimana ia memeluk Tio.

Seketika zeline menggelengkan kepalanya cepat, menghapus pikiran itu. " Gak.. gak.. kok malah gue pikirin sih!! "

" Lagian bisa-bisanya gue meluk kak Tio , kayaknya gue mulai gak waras deh " monolog zeline pada dirinya.

Tiba-tiba zeline teringat akan kalung yang ia ambil dari panti. Ia bangkit dari duduknya dan mengambil kalung tersebut.

Zeline menatap kalung yang berada di tangannya. Diputar-putarnya kalung tersebut sampai akhirnya ia memutuskan untuk memakainya. Namun zeline memasukkan kalung tersebut ke dalam bajunya.

Ia berjalan ke arah cermin dan menatap lehernya yang sudah terpasangkan kalung itu. " cantik", gumamnya.

Setelah itu Zeline pun membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Lalu kemudian ia memutuskan untuk tidur siang.

...🪐🪐🪐...

" Siapa yang ngerekam percakapan itu?!" Tanya chika menatap tajam semua anggota inti tanathos.

Semuanya diam tak menjawab. Gilang, javier dan kevan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mereka tidak menghiraukan chika sama sekali.Sedangkan arvan hanya diam memandangi mereka satu persatu.

" Ini ulah kalian?" giliran arvan yang bertanya.

Pertanya itu membuat ketiganya memutar bola mata mereka malas.

" Gak kerjaan" jawab kevan cuek. Pemuda itu kembali memfokuskan matanya pada handphone.

" Gak penting" javier melihat chika sekilas lalu kembali melihat handphonenya.

" Bukan urusan gue" Jawab Gilang datar.

Chika mendecih sinis, ia menatap gilang dengan curiga."Pasti lo pelakunya kan bang?! diantara kalian, cuma lo yang kenal sama si Zeline - zeline itu!!"

" Terus?" tanya gilang santai.

" Kenapa lo lakuin itu?!" tanya arvan tak santai.Matanya menatap gilang tajam seakan ingin menusuk.

" Gabut" singkat gilang. Pernyataan gilang membuat kevan dan javier menahan tawa.

Namun tidak dengan chika. Gadis itu bangun dan menarik kerah baju gilang. " APA MAKSUD LO NGELAKUIN ITU HAH?! LO CUMA ANGGOTA BANG!! GUE QUEEN KALIAN SEKARANG!! SEHARUSNYA LO NURUTIN KEMAUAN GUE SAMA ARVAN !!"

Dengan kasar gilang menghempas tangan chika dari kerah bajunya. pemuda itu menatap chika dingin dan tajam "Sampai kapanpun queen Tanathos adalah Felisya!! Gak akan ada yang bisa gantiin dia"

Chika mengepalkan tangannya menaran marah "Mulai sekarang, Lo keluar dari Tanathos "

Arvan hanya diam melihat apa yang chika lakukan. Ada rasa senang di hatinya, jika mereka keluar makan akan semakin mudah baginya menguasai tanathos. Hanya tinggal menyingkirkan Chika dan semua akan menjadi miliknya.

" Kalau bang Gilang keluar, gue sama javier juga keluar!" ucap Kevan dan Javier mengangguk setuju.

" Silahkan " saut chika santai.

" Heh...Jangan terlalu senang. Karena suatu saat nanti, semuanya akan kembali kepada pemilik yang sebenarnya" Gilang tersenyum Miring menatap Chika dan Arvan.

Tiga pemuda itu kemudian pergi dari tanathos. Mereka pergi membawa keperluan yang menurut mereka penting. Javier dan kevan hanya mengikuti kemana gilang pergi. Karena sesungguhnya mereka tak punya siapa-siapa lagi.

Beberapa menit kemudian sampailah mereka di sebuah apartemen mewah dengan desing interior yang sangan elegan.

" ini punya siapa bang?" Tanya javier sambil menatap sekelilingnya kagum.

" Punya Feli " singkat gilang.

" Kok kita gak tau?" tanya Kevan mendudukan dirinya di sofa.

" Lo berdua gak nanyak "

" Iya sih " gumam kevan membenarkan ucapan gilang.

" Oiya bang, bukannya lo sekolah di AIHS? Kok lo ga masuk sekolah sih? baru juga satu hari masuk, dah bolos aja lo" Tanya javier tiba-tiba.

" Males, gue sekolah cuma gabut " jawab gilang memejamkan matanya dan bersandar ke sofa.

" Buset!! Jadi semua yang lo lakuin cuma kegabutan lo doang bang?!" Javier benar-benar tak percaya. Dengan mudahnya gilang mendaftar, lalu sekarang? Ia malah tak melanjutkan sekolahnya dengan alasan " Gabut".

" Kenapa lo setuju kita keluar bang, bukanya lo bilang kita harus rebut tanathos kembali?" Kevan melontarkan pertanyaan yang sedrai tadi bersarang di otaknya.

Gilang membuka matanya dan menatap dua pemuda yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri dengan serius.

" Kita akan tetep pantau pergerakan mereka jauh. Dan gue memutuskan, kita akan mengurus perusahaan Feli "

" Perusahaan? Maksudnya"

Mereka berdua benar-benar tak paham. Kenapa banyak sekali hal yang mereka tidak tahu.

" Iya, Feli punya perusahaan. Dan cuma gue yang tahu, karena gue wakil CEO nya. Tapi sekarang kita harus kembangkan perusahaan itu, karena itu akan lebih mudah buat kita ngerebut Tanathos " Terang Gilang menatap Kedua adiknya.

" Berapa banyak hal yang gak kita tahu?" Tanya kevan menatap gilang.

Gilang terkekeh sebentar, " Kalian akan tau dengan sendirinya "

Setelah mengucapkan itu gilang meninggalkan Kevan dan Javier dengan tatapan bingung.

" Penuh rahasia " Gumam Kevan menatap Javier yang ternyata juga menatapnya.

.

.

TBC...

**TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA>