NovelToon NovelToon
Tentang Dia

Tentang Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama
Popularitas:967
Nilai: 5
Nama Author: Lissaju Liantie

Rumah tangga yang telah aku bangun selama dua tahun dengan penuh perjuangan, mulai dari restu dan segala aspek lainnya dan pada akhirnya runtuh dalam sekejap mata. Aku yang salah atau mungkin dia yang terlalu labil dalam menyelesaikan prahara ini? berjuang kembali? bagaimana mungkin hubungan yang telah putus terbina ulang dalam penuh kasih. Berpaling? aku tidak mampu, segalanya telah habis di dia. Lalu aku harus bagaimana? menerima yang datang dengan penuh ketulusan atau kembali dalam rasa yang setengah mati ini? aku hancur dalam cintanya, segala hal tentang dia membuat aku hancur berantakan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lissaju Liantie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_016 Perkelahian

"Apa kamu menyatakan perasaan mu pada Jinan?" Tanya Deria yang terus menatap wajah Zhain yang kini kembali menitikkan air mata.

"Tidak masalah jika dia hanya menolak aku, tapi..." Penjelasan Zhain terhenti, ia mulai menatap dalam ekspresi wajah Deria.

"Tapi...?" Deria seakan mendesak Zhain agar segera melanjutkan ucapannya.

"Aku mengungkapkan perasaan ku, aku bahkan menjelaskan bahwa aku tidak bermaksud membuat keadaan diantara kita semua canggung, aku hanya mengutarakan perasaan yang telah lama aku pendam ini, tanpa berharap dia akan membalas cinta ku, tapi jawabannya diluar ekspektasi aku, aku tidak pernah membayangkan wujud Jinan yang seperti itu." Jelas Zhain yang perlahan mulai mengendalikan rasa sedihnya.

"Apa dia menolak mu dengan kasar?"

"Dia tidak hanya menolak aku, tapi dia bahkan menghina aku, apa aku seburuk itu hingga dia merasa jijik melihat ku. Akhirnya aku sadar alasan dia mau berteman dengan aku, bukan karena aku tapi karena Anand. Dia bukan hanya mengutuk ku tapi dia bahkan menghina kamu dan Putri yang jelas-jelas sahabatnya sendiri. Jinan yang selama ini aku kenal ternyata palsu, aku menyesal jatuh cinta padanya." Jelas Zhain lalu menundukkan kepalanya.

"Berteman karena Anand? Apa dia menyukai Anand? Bukankah selama ini dia jatuh hati pada Calvin?"

"Calvin? Bukannya kamu yang menjadikan Calvin sebagai cowok idaman?"

"Iya aku memang begitu mengangumi Calvin, tapi untuk saat ini aku benar-benar jatuh cinta pada segala hal yang ada pada Anand. Lagi pula Jinan tidak akan melakukan hal seperti yang kamu tuduhkan tadi, dia lagi emosi kali, Jinan gadis baik kok, aku mengenalnya dengan sangat baik, dia sahabat terbaik ku." Jelas Deria.

"Kamu yakin kalau kamu sudah mengenalnya dengan sangat baik?" Tanya Zhain memastikan.

"Hmmmm, seratus persen yakin. Jangan terlalu membencinya terkadang memang mulut Jinan agak pedas dan kasar. Apa mau aku bantu untuk dapatin dia?" Tawar Deria.

"Tidak perlu, cinta ku telah benar-benar hilang seutuhnya. Bagaimana kalau Putri?" Tanya Zhain.

"Putri? Kamu yakin?"

"Hmmmm, aku janji aku bakal jaga sahabat kamu dengan sangat baik. Jodohkan aku dengannya maka akan aku beri anak-anak yang lucu untuk mu."

"Apa maksud mu? Lagi pula aku juga bakal nikah dan punya anak sendiri, kalian tidak harus memberikan aku anak." Tegas Deria.

"Ntar juga bakal tergoda dengan perpaduan aku dan Putri." Goda Zhain.

"Ciiiih! Semoga saja Putri mau menerima kamu dengan segala narsis mu itu." Ucap Deria lalu segera menuruni tangga untuk kembali ke kelas.

Ingat tentang masa itu seketika buyar saat Talia memanggil dirinya.

"Daddy, tolong ambilkan bolanya!" Pinta Talia saat bola miliknya menggelinding dan terhenti tepat di kaki Zhain.

"Suruh aja umma mu yang ngambil, kan daddy nggak kelihatan!" Cetus Zhain.

"Daddy...!" Gumam Talia kesal.

"Buruan lempar sini, jangan lebay napa?" Seru Deria santai.

"Kalian berdua benar-benar...!" Ucapan Zhain terhenti karena mendapati tatapan horor dari sang anak tercinta.

"Iya..." Ujar Zhain pasrah lalu melempar bola kearah Deria.

Deria menangkap bola tersebut dengan tangan kanannya.

"Ayo umma kita lanjut main..." Ujar Talia girang lalu kembali bermain dengan Deria.

"Sepertinya ucapan ku waktu itu benar-benar jadi kenyataan, aku dan Putri benar-benar memberi anak untuk Deria!" Ujar Zhain dengan tersenyum simpul lalu segera menuju kamarnya.

~~

"Cepat selamatkan dia...!" Teriak seorang laki-laki yang memasuki rumah sakit dengan membawa seorang laki-laki diatas punggungnya.

Kaki panjangnya terus berlari memasuki ruang IGD, para perawat yang bekerja segera menyambut kedatangan sang pasien yang terluka pada bagian kaki kanannya. Setelah tubuh lelaki tersebut dibaringkan diatas brankar, lelaki tinggi nan kekar yang membawanya langsung menghadang seorang perawat yang melewati area tersebut.

"Panggilkan dokter sekarang juga, selamatkan adik ku!" Teriaknya dengan tangan kasar yang mencengkram kedua bahu perawat wanita tersebut.

Tangannya yang dipenuhi darah kini membekas pada segeram perawat tersebut, seketika membuat suasana suram dan mencengkam.

"Tenanglah, kami akan segera menangani adik mu." Jelas Nita yang mencoba melepaskan tangan lelaki tersebut dari bahu perawat tadi.

"Tidak, cepat panggil dokter sekarang juga!" Gumamnya yang kini beralih menjadikan Nita sebagai tawanan.

"Pak, tenanglah..." Pinta Kenan yang mencoba menenangkan keadaan.

"Jika dokter belum juga datang, maka aku akan membunuhnya!" Ancam pria tersebut yang kini mengeluarkan sebilah pisau dari saku celananya lalu menodong leher Anita.

"Aku akan panggilkan dokter sekarang juga!" Tegas Sinha yang sejak tadi mencoba menahan darah agar tidak terus keluar dari kaki pasien.

"Kamu tetap di situ, pastikan darahnya terhenti, aku akan segera kembali..." Jelas Kenan yang hendak memanggil para dokter.

"Haissssh! Kenapa di rumah sakit sebesar ini tidak ada dokter seorang pun! Baik, dia juga akan mati!" Tegas pria tersebut yang mulai menyentuh leher Nita dengan pisau tajamnya.

"Hentikan!" Teriak Anand yang terus berlari kearah IGD.

"Dia akan tetap menjadi sandraan aku, selamatkan adik aku, setelah itu baru aku akan melepaskan dia! Tunggu apa lagi cepat!" Titahnya dengan mata yang di penuhi amarah.

"Sial,,,bawa pasien ke ruang operasi!" Perintah Anand namun kakinya malah mendekati sang abang pasien.

Dengan gesit kaki Anand menghantam lutut lelaki tersebut membuat Nita terlepas dari kukungannya. Tidak menyia-nyiakan keadaan yang ada Nita segera berlari menjauh.

"Tunggu apa lagi? Segera pindahkan pasien ke ruang operasi, dokter Dariel akan menanganinya!" Perintah Anand dengan suara lantang membuat para perawat segera melaksanakan.

"Kenapa bukan kamu yang melakukannya?" Tanya lelaki tersebut yang kini bersiap mengarahkan pisau kearah Anand.

"Hentikan, lagi pula dokter Dariel lebih baik dari aku." Jelas Anand.

"Anand, apa ini cara mu balas dendam?" Tanyanya kesal.

"Roni! Tenanglah, berhenti membuat kegaduhan, Gio akan selamat!" Jelas Anand yang memang sejak awal sudah mengenali sosok laki-laki yang sedang ia lawan.

Bukannya menurut, Roni malah menyerang Anand dengan pisaunya, perkelahian pun tak terelakkan lagi, keduanya saling mengadu tenaga. Anand terlihat kewalahan setelah beberapa kali jatuh namun dia tetap mencoba melumpuhkan sang lawan. Kaki Anand terus berusaha menyerang kedua lutut Roni hingga aksinya berhasil membuat tubuh Roni terjatuh ke lantai, Anand segera mengunci kedua tangan Roni kebelakang.

"Aku tidak pernah berniat balas dendam pada mu. Katakan, apa yang terjadi pada Gio?" Tanya Anand setelah berhasil meringkus Roni.

"Dua peluru menembus lututnya, Anand tolong selamatkan adik aku! Aku mohon, selamatkan dia!" Tangis Roni pecah, dia benar-benar memohon pada Anand.

Setelah mendengar penjelasan Roni, Anand cepat-cepat bangun dan segera berlari menuju ruang operasi. Keadaan ruang IGD benar-benar begitu kacau berantakan, semua perawat yang ada disana hanya berdiri mematung menatap Roni yang menangis sejadi-jadinya.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi?" Tanya Deria yang melewati ruang IGD bersama dengan Hanin.

"Kenapa disini kacau sekali? Apa terjadi perkelahian?" Tanya Hanin.

"Hmmmm, wali pasien yang bertarung dengan dokter Anand." Jelas Nita.

"Anand??" Tanya Deria panik.

"Lalu dimana abang Anand? Apa dia terluka?" Tanya Hanin khawatir.

"Dia ke ruangan operasi, tapi tenang bukan dia yang terluka." Jelas Nita.

"Ria, Deria..." Ujar Roni saat melihat Deria yang berdiri tidak jauh dari dirinya.

~~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!