Desya yang terlahir dari keluarga sederhana ia dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang lelaki yang dimana lelaki itu inti dari permasalahannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon veli2004, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegelisahan Desya
Malam itu semuanya aku renungkan dan kembali ku berfikir tentang hari esok yang dimana secara cepat aku akan menikah dengan seorang lelaki yang bahkan aku tak mengenalinya.
Dia memang tampan dengan bergelimpangan harta kekayaan dari orang tuanya dan juga dirinya yang menjadi seorang bos sekaligus pemilik perusahaan besar yang sedang bergerak di kota ini, tapi apakah dia bisa menjadi suami yang baik untukku? sementara aku bahkan tak pernah kenal dengannya tak mengetahui layar belakangnya, tapi pernah tau apa saja yang ia sukai dan tak disukai.
Sesaat lagi aku berfikir tentang kehidupanku dan kehidupan keluarganya aku yang terlahir dari keluarga yang sederhana dan dia seorang anak lelaki yang dibesarkan oleh keluarga yang ternama yang bisa disebut dia adalah putra bangsawan berdarah biru.
Apakah aku bisa menjadi istri bagi laki-laki itu? apakah nantinya aku tak akan dihina oleh keluarga mereka karena aku gadis biasa yang tak mempunyai prestasi ibarat kata aku tak sekolah seperti putranya itulah yang selalu aku fikirkan.
Aku melihat kembali tas yang diberikan oleh wanita yang akan menjadi mertuaku saat ia memberikan tas ini dia tersenyum kepadaku, arti senyuman yang aku tak ketahui dan separuh aku takut jikalau dia bisa saja dengan mudah menghinaku.
Saat tengah berfikir tanpa aku sadari handphone ku berdering segera aku melihat siapa yang menelfonku malam-malam begini yang ternyata setelah aku lihat panggilan yang masuk itu dari sahabatku Tika.
”yah ada apa Tik? tumben malam-malam begini nelfon? " Tanyaku dipanggilan itu.
"Aku hanya ingin tanya apa kamu benar-benar akan menikah? Dan kapan? apa keluarga lelaki sudah datang kerumahmu? " Pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan Tika membuatku terdiam beberapa saat.
"I-iyah itu jadi be-besok Tik" Jawabku dengan nada terbata-bata.
"Buset gilak cepat banget yaudah kalau gitu kamu jangan lupa undang teman-teman kita semua" Ucap Tika dengan semangatnya.
"Iyah tentu aku nggak mungkin kan lupakan kalian semua " jawabku.
"Daripada kamu sibuk yah kan mendadak banget nanti aku aja yang telfon mereka semua suruh datang besok ke hari pernikahan kamu, datang dan tidaknya terserah mereka yang penting kita udah ngasih tau kan Sya, dimana acaranya? " ucap Tika.
"Dirumah si pria Tik, karna kalau disini bakal sibuk banget apalagi mau pesta besar-besaran" Ucapku.
"Yaudah kamu jangan sedih yah jalanin aja kataku kalau misal udah emang kamu nggak betah yaudah cerai aja" ucap Tika memberikan ku semangat karena memang dia tau aku tak menginginkan pernikahan ini dengan orang yang tak setara denganku.
Setelah berbincang-bincang ditelfon Tika pun pamit kemudian menutup panggilan itu.
"Besok yah" Ucapku.
Keesokannya seperti biasa aku bangun awal tapi yang membuatku terkejut bukan main wanita yang menjadi calon mertuaku dia datang pagi sekali dirumahku tapi hanya dia yang datang.
Terdengar jelas wanita itu dan kedua orang tuaku tengah berbincang-bincang diruang tamu dengan hebohnya padahal ini masih sangat pagi.
"Saya sendiri yang akan mengantar anak anda untuk dirias dirumah saya" Ucap wanita itu saat melihatku menghampiri kedua orang tuaku.
"Baiklah kami akan menyusul" Ucap ibuku.
Tanpa basa basi wanita itu membawaku kerumahnya, mobil itupun dilajukan yang dibawa oleh supir pribadinya.
Didalam mobil tak ada satu katapun yang wanita itu ucapkan hanya keheningan dan suara kendaraan lainnya dia hanya serius memandang kedepan.
Sebenarnya aku gugup sekali dengan keadaan itu sekaligus takut dengan wanita yang duduk disampingku, wajahnya seram dan kadang juga seperti ingin memakanku.
"Kamu nggak usah gugup nanti saat semua tamu berdatangan" ucap wanita itu yang membuka obrolan kepadaku.
Mataku langsung melihat kearahnya, kearah wanita itu yang dimana aku juga heran mengapa dia bisa membaca isi fikiranku.
"Enggak kok tante" jawabku terbata-bata karena takut salah dalam bicara kepadanya.
"Nggak usah panggil tante panggil saya Mamah karena nanti saya akan menjadi ibumu" ucapnya lagi yang membuatku malu sekaligus tak enak hati.
"Iya mah" jawabku.
Mataku terbelalak dan seakan tak percaya dengan apa yang aku lihat setelah memasuki halaman depan rumah yang sangat besar itu seperti istana kerajaan.
Aku mengambil handphone untuk share lokasiku saat ini kepada Tika agar nanti mereka tak tersesat .
Para orang-orang yang tadinya berdiri, saat melihat mobil kami masuk mereka langsung berbaris seperti seorang pengawal kerajaan untuk menyambut tuan rumahnya.
Aku hanya bisa mengikutinya dari belakang sambil terus melihat para orang-orang itu yang tengah menatapku seperti rasa penasaran mereka.
Yang membuatku lebih terkejut lagi dengan dekorasi yang berada dalam rumah tersebut sangat cantik sangat mewah, yang memang itu pasti mahal.
Aku langsung dimasukan ke dalam ruangan yang disitu sudah ada beberapa wanita yang berpakaian layaknya pelayan dan ada satu wanita cantik yang tengah duduk sambil menyiapkan semuanya seperti gaun, riasan, dan make up.
Aku di make up in dan disuruh memakai gaun yang sangat cantik dengan beberapa pernak pernik di sekeliling gaun tersebut.
Beberapa menit setelahnya setelah semua para tamu datang dan juga kedua orang tuaku serta beberapa teman terbaikku, kini acara pernikahan itupun dilaksanakan.
Aku tak bisa membayangkan gimana gugupnya aku, bagaimana tidak semua tamu yang datang kebanyakan dari keluarga besar mempelai pria, sementara di pihak ku hanya beberapa saja yang datang yah keluarga kecilku dan juga beberapa teman masa kecilku.
Singkat saja acaranya pun selesai namun masih ada beberapa tamu yang belum pulang mungkin itu orang terdekat mempelai pria aku juga nggak tau dan aku memilih untuk istirahat, duduk dikursi para tamu.
"Sya foto yuk buat kenangan" Ucap Tika yang dibalas anggukan oleh citra dan yang lainnya.
Aku yang sudah capek sebenarnya tak mau tapi demi mereka akupun hanya nurut saja, beberapa foto kami lakukan.
"Cantik banget Sya, selamat yah" ucap Tika sambil tersenyum kepadaku, begitupun dengan citra dan yang lainnya mengucapkan selamat untuk kesekian kalinya.
"Iyah thanks yah kalian udah pada datang semua jadi terharu deh" Jawabku sambil memeluk semua teman-temanku itu.
"Bahagia yah kami mau pulang dulu soalnya ada urusan juga nih" Ucap mereka tanpa menunggu jawabanku merekapun meninggalkan rumah besar mempelai pria.
Aku hanya melihat dari kejauhan kedua orang tuaku serta kedua orang tua dari suamiku tengah berbincang-bincang dengan sangat semangatnya.
"Nih" Ucap Evan memberikan ku segelas air putih.
"Iyah" jawabku sambil menerima segelas air itu, yang memang aku sudah sangat haus namun sangat malu untuk mengambil air putih karena masih banyak tamu.
baru saja lelaki itu datang ia kini sudah tak terlihat di sisiku dia pergi untuk menyapa para tamu lainnya.